Pintu-Pintu Surga: Aku Bisa Masuk yang Mana?

Kehidupan manusia secara garis besar terbagi menjadi tiga tahapan. Tahap sebelum kehidupan dunia, tahap kehidupan dunia, dan tahap setelah kehidupan dunia. Bagi umat muslim, tahap kehidupan dunia merupakan tahap yang sangat krusial. Tahap tersebut merupakan poin penting yang akan menentukan baik buruknya tahap selanjutnya, yaitu tahap setelah kehidupan dunia. Oleh karena itu, tujuan utama dalam hidup seorang muslim adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Az-Zariyat ayat 56 yang berbunyi:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku”

Beribadah kepada Allah merupakan ikhtiar umat muslim untuk menggapai kehidupan yang baik setelah kematian. Definisi dari kehidupan yang baik setelah kematian itu tidak lain adalah kehidupan di surga Allah. Tidak ada satu pun umat muslim di dunia yang tidak ingin masuk surga. Surga itu sendiri banyak disebutkan dalam berbagai riwayat. Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa surga dapat digapai melalui delapan pintu. Apa sajakah pintu-pintu tersebut?

Pintu Salat, Pintu Jihad, Pintu Sedekah, dan Pintu Ar-Rayyan

Disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, “Siapa yang berinfak sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: wahai hamba Allah ini adalah hasil kebaikanmu! Jika ia ahli salat, maka akan dipanggil dari babus shalah (pintu salat), jika ia ahli jihad maka akan dipanggil dari babul jihad (pintu jihad), jika ia ahli sedekah maka akan dipanggil dari babus shadaqah (pintu sedekah), jika ia ahli puasa maka akan dipanggil dari pintu puasa atau babur rayyan (pintu ar Rayyan)” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027).

Hadis di atas menyebutkan bahwa di antara pintu-pintu surga ialah babus shalah (pintu salat), babul jihad (pintu jihad), babus shadaqah (pintu sedekah), dan babur rayyan (pintu ar Rayyan). Masing-masing pintu tersebut diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan amalan ibadah sebagaimana nama dari pintu-pintu tersebut. Pintu salat untuk orang yang salat, pintu jihad untuk orang yang berjihad, pintu sedekah untuk orang yang bersedekah, dan pintu ar Rayyan untuk orang yang berpuasa. Namun, hadis tersebut hanya menyebutkan empat pintu saja. Bagaimana dengan empat pintu lainnya?

Empat Pintu Surga Lainnya

Para ulama memiliki beberapa pendapat terkait empat pintu selain yang telah disebutkan di atas. Imam Muslim menyebutkan bahwa empat pintu tersebut ialah babut taubah (pintu tobat), babul kazhimil ghaiza (pintu menahan marah), babur radhiin (pintu rida), dan babul ayman (pintu kanan). Sementara Ibnu Hajar Al Asqalani menyebutkan bahwa pintu tersebut adalah babul hajji (pintu haji), babul kazhiminal ghaiza wal ‘afina ‘anin naas (pintu menahan marah dan memaafkan manusia), babul ayman (pintu kanan), dan babudz dzikri (pintu zikir) atau bisa pula babul ilmi (pintu ilmu). Terakhir terdapat pula hadis riwayat Tirmidzi yang menyebutkan bahwa salah satu di antara pintu-pintu tersebut adalah babul walid (pintu berbakti kepada orang tua).

Masuk Melalui Pintu Surga yang Mana?

Banyaknya pintu surga Allah merupakan sebuah isyarat besar bahwa banyak jalan bagi umat muslim untuk dapat menggapai surga. Maknanya serupa dengan istilah ‘Banyak jalan menuju Roma’. Namun, pertanyaan sebenarnya di balik itu adalah pintu surga manakah yang nantinya dapat seorang muslim masuki? Merupakan sebuah ketakutan besar bagi seorang muslim apabila kelak di penghujung waktu tidak ada satu pun di antara pintu-pintu tersebut yang dapat ia masuki.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah cukup hanya dengan melakukan salat dapat memasukkan seorang muslim ke dalam surga? Ataukah cukup hanya dengan melakukan puasa dan sedekah? Jawabannya tentu saja tidak. Terdapat banyak kisah mengenai para ahli ibadah yang berakhir masuk neraka. Alasannya antara lain karena tidak dapat menjaga lisan, suka bergunjing, abai terhadap anak yatim, dan zalim terhadap hewan peliharaannya.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi umat muslim untuk selalu memperbanyak ibadah, memperbaiki niat, menghindari perbuatan haram, dan terus menebar kebaikan. Bagaimanapun, ikhtiar maksimal adalah jalan terbaik untuk menggapai rida dan surga Allah karena masuk tidaknya seorang muslim ke dalam surga adalah atas kehendak Allah Swt. Tidak ada satu pun makhluk di dunia yang dapat melawan atau menghindari kehendak-Nya.

Wallahu A’lam Bishawab.


Penulis (Mahasiswa/i Prodi Informatika – Program Sarjana)

  • Intan Nabila Azmi (Penulis Utama)
  • Muhammad Aufa Asmawy
  • Ilham Arfianto
  • Dwi Candra Yovan Rindho

[/FA]