Quarter Life Crisis adalah fase krisis seperempat abad yang bisa diartikan sebagai kondisi psikologis yang tidak stabil. Krisis tersebut biasanya terjadi pada seseorang ketika menginjak usia 20-30 tahun. Individu yang sedang mengalami quarter life crisis sering kali mengalami berbagai masalah emosional seperti perasaan kekhawatiran berlebih, depresi, bahkan frustrasi karena merasa terjebak dalam ketakutan akan masa depan seputar karir, hubungan asmara, dan kondisi finansial.

Alasan saya mengambil tema di atas karena saat ini saya sedang berada dalam fase kehidupan tersebut dan tidak dipungkiri dalam waktu-waktu tertentu saya sering merasakan kekhawatiran tentang masa depan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Oleh karena itu, saya ingin berusaha untuk mencari dan berbagi solusi untuk menghadapinya.

Salah satu tips untuk menghadapi Quarter Life Crisis adalah dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup karena sejatinya Al-Qur’an memiliki segala solusi dari permasalahan hidup yang dialami umat manusia. Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menghadapi Quarter Life Crisis dengan berpedoman kepada Al-Qur’an: Read more

Di tengah rutinitas kampus yang padat, dari berburu deadline, menghadapi presentasi, hingga merencanakan masa depan, kadang kita terjebak dalam pusaran kecemasan dan lupa pada satu kebenaran penting: kita tidak pernah sendiri. Setiap langkah kita, dalam suka maupun duka, selalu di bawah pengawasan dan perlindungan Allah Swt. Analogi sederhana dalam kehidupan kampus berikut ini mungkin bisa membantu kita menyadari lebih dalam tentang hal tersebut.

Peran Orang Tua dalam Kehidupan Kita

Saat kita pulang ke rumah, lelah dan letih, lalu disambut dengan hangat oleh orang tua yang telah menyiapkan makan malam atau sekadar bertanya tentang hari kita. Mereka, dengan cara mereka sendiri, selalu ada untuk memberikan dukungan, baik dalam bentuk pelukan hangat maupun nasihat tegas saat kita membutuhkannya. Perlindungan dan pengawasan Allah Swt. sungguh jauh lebih dari hal itu semua, dalam skala yang jauh lebih besar dan dalam setiap detik kehidupan kita.

Bantuan Tak Terduga

Read more

Menumbuhkan kepedulian sosial merupakan aspek penting dalam ajaran Islam yang menekankan nilai kemanusiaan dan keadilan. Dalam Islam, kemanusiaan dipahami sebagai penghormatan terhadap martabat manusia dan pemenuhan hak asasi manusia. Sementara  itu, keadilan merupakan prinsip utama dalam hubungan sosial dan moral. Dengan memahami konsep ini, umat Islam diajak untuk aktif menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kegiatan sehari-hari, dengan senantiasa memberikan pertolongan kepada sesama yang sedang membutuhkan dan berkomitmen untuk bertindak adil dalam segala aspek kehidupan. Melalui pemahaman ajaran Islam tentang  kemanusiaan dan keadilan, diharapkan dapat terwujud masyarakat yang lebih peduli, inklusif, dan berkeadilan bagi semua.

Kemanusiaan dalam Pandangan Agama Islam

Salah satu nilai utama dalam agama Islam adalah kemanusiaan. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman,

“Dan sesungguhnya Kami telah menghormati anak-anak Adam, Kami angkut mereka di darat dan di laut, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa: 70)

Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah telah menghormati manusia dengan memberi mereka nikmat dan kelebihan yang tidak sewajarnya dimiliki oleh makhluk-makhluk Allah yang lain. Ini menunjukkan bahwa setiap orang memiliki martabat yang harus dihormati.

Rasulullah saw. juga mengajarkan pentingnya kemanusiaan dalam berbagai hadisnya. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, Read more

Sesungguhnya Islam itu bermula dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana ia bermula, maka beruntunglah orang-orang yang asing” (Shahih Muslim dari Abi Hurairah)

Dalam zaman yang semakin modern ini, pengaruh budaya luar telah begitu merasuk ke dalam kehidupan kita di indonesia, terutama bagi umat muslim. Media sosial, film, musik, dan gaya hidup modern menjadi sarana utama dalam menyebarluaskan nilai-nilai dan gaya hidup yang sering bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini membawa dampak yang cukup rumit. Di satu sisi, kita semakin terhubung dengan dunia luar. Namun, di sisi lain, kita merasa semakin asing dengan keislaman kita sendiri.

Semakin terbuka dengan budaya luar membuat kita semakin bingung membedakan mana yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan mana yang tidak. Terutama bagi anak-anak muda dan generasi mendatang, mereka terpapar pada gambaran kehidupan yang tidak selalu sejalan dengan ajaran Islam. Inilah yang seringkali memicu krisis identitas di kalangan umat muslim. Mereka merasa terjebak di antara tuntutan budaya modern dan panggilan agama mereka. Belum lagi sulitnya membedakan antara apa yang sesungguhnya ajaran agama Islam dan apa yang bersifat cultural appropriation. Read more

Saat ini teknologi telah berkembang dengan begitu pesat. Kita telah sampai pada era di mana kita tidak perlu lagi memasukkan data secara manual ke dalam Microsoft Excel. Kita tidak perlu lagi memulai dari awal ketika ingin memodifikasi suatu kode. Kita tidak perlu lagi menerjemahkan suatu riset secara manual dan kesulitan dalam memahaminya. Semua hal ini telah digantikan dengan automasi yang ditawarkan oleh perkembangan AI atau Artificial Intelligence.

Salah satu bukti nyata dari perkembangan AI tersebut adalah kemunculan suatu aplikasi ajaib serbabisa bertenagakan AI yang disebut ChatGPT. Semenjak kemunculannya di akhir tahun 2022, ChatGPT telah merevolusi kehidupan manusia di berbagai bidang, mulai dari pekerjaan korporat, kesehatan, hingga pendidikan. AI menawarkan kemudahan yang praktis dan efisien seperti mengerjakan pekerjaan administratif rutin, analisis penyakit dan kesehatan, hingga memberikan materi pembelajaran adaptif yang lebih personal dan efektif untuk murid.

Namun sayangnya, banyak orang, terutama pelajar baik SD, SMP, SMA, bahkan mahasiswa yang keliru dalam memanfaatkan kemampuan AI. Banyak di antara mereka yang menggunakan AI untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka tanpa melibatkan pemikiran dan usaha mereka sendiri. Peserta didik sama sekali tidak belajar dan berusaha untuk mengerjakan tugasnya. Padahal, tentu saja perbuatan ini menyalahi etika dan integritas akademik. Peserta didik berbohong kepada gurunya bahwa merekalah yang mengerjakan tugas tersebut.

Lantas, bagaimana kita sebagai intelektual muslim dalam menyikapi hal terebut? Pertama-tama, tentu saja kita harus menyadari dan mensyukuri perkembangan AI yang begitu luar biasa ini sebagai suatu nikmat yang diberikan oleh Allah. Apabila digunakan dengan benar, AI dapat membantu kita menjadi lebih produktif dan kreatif. Nah, perlu kita ingat bahwa setiap nikmat yang diberikan di dunia ini kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Yang Maha Pemberi Nikmat.

Allah Taala berfirman: Read more

Kurban (udhiyyah) merupakan salah satu amalan ibadah yang diperintahkan oleh Allah untuk dilaksanakan pada bulan Zulhijah. Secara bahasa, udhiyyah (الأضحية) bermakna menyembelih hewan kurban di waktu duha. Secara syariat, udhiyyah bermakna menyembelih hewan kurban berupa unta, sapi, atau kambing pada Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijah) dan pada hari-hari tasyrik (11, 12, 13 Zulhijah) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Mayoritas ulama berpendapat bahwa udhiyyah atau kurban dihukumi sunnah muakkadah, yaitu sunah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Ibadah ini sangat dianjurkan bagi muslim yang memiliki kemampuan dan kelebihan rezeki. Bahkan, sebagian ulama menjelaskan tentang kebolehan berutang dalam rangka menjalankan syariat udhiyyah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

“Barangsiapa yang memiliki kelapangan (rezeki) dan tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat kami.” (H.R. Ibnu Majah no. 3123)

Ibadah kurban tidak hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga memiliki banyak hikmah dan keutamaan yang sangat besar bagi kehidupan seorang muslim, baik secara individu maupun sosial. Berikut ini beberapa di antara hikmah kurban: Read more

Dalam satu tahun kalender Islam, terdapat dua belas bulan dan dari bulan-bulan tersebut Allah menetapkan empat bulan haram. Allah ta’ala berfirman, 

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. At Taubah: 36)

Dalam sebuah hadis dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Zulkaidah, Zulhijah dan Muharam. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadilakhir dan Syaban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).

Zulhijah adalah salah satu dari bulan haram yang mulia dalam Islam. Beberapa hari ke depan insyaallah kita akan memasuki bulan Zulhijah. Bulan di mana terdapat hari-hari yang penuh dengan keutamaan yang Allah jadikan hari terbaik dalam setahun. Sepuluh hari di awal bulan Zulhijah merupakan hari-hari yang penuh keberkahan dan kebaikan, dan hari-hari yang paling mulia dan agung. Allah menjadikannya mulia dan melebihkan hari-hari tersebut dibanding hari lainnya. Allah ta’ala berfirman, Read more

Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang dan cinta kasih sesama umat. Dalam ajaran Islam, terdapat dua konsep yang memegang peran kunci dalam membentuk hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan Sang Pencipta. Konsep-konsep ini tidak hanya membentuk dasar bagi kehidupan yang bermakna, tetapi juga menandai jalinan yang dalam antara dimensi sosial dan spiritual dalam kepercayaan Islam. Konsep-konsep tersebut dikenal sebagai hablumminannas dan hablumminallah.

Dewasa ini, konsep tersebut dapat dengan mudah diwujudkan dengan bantuan media sosial di era digital yang semakin berkembang pesat. Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Namun, pertanyaan muncul: apakah media sosial bertindak sebagai alat pemersatu umat, ataukah justru sebagai pemicu perpecahan yang lebih dalam?

Pentingnya Persatuan

Dalam surah Al-Imran ayat 103:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ Read more

Dalam perjalanan kehidupan kita, istikamah memegang peranan penting dalam setiap bidang kehidupan. Salah satunya menjadi kunci utama dalam menjaga konsistensi dalam belajar. Hal ini sesuai dalam konteks bidang Informatika yang berubah dan berkembang dengan begitu pesat. Dengan tingginya laju inovasi dan perkembangan teknologi, istikamah menjadi landasan dalam belajar informatika.

Istikamah, berasal dari lafad “istaqoma”, secara harfiah berarti berusaha berdiri secara tegap. Dalam konteks Islam, istikamah mengacu pada sikap teguh pendirian dan konsistensi dalam menjalankan ajaran agama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istikamah berarti memiliki sikap teguh dalam pendirian dan konsisten. Istikamah berfungsi sebagai pencegah agar kita, sebagai muslim, tidak tergoda oleh perilaku maksiat dan tidak menyalahi Allah Swt. setelah beriman.

Istikamah sangat dicintai oleh Allah Swt., sebagaimana sabda Rasulullah saw.: Read more

Setiap manusia mendambakan kehidupan yang sukses dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Bagi umat Islam, konsep kesuksesan tidak hanya diukur dengan pencapaian materi semata, tetapi juga dengan kebahagiaan akhirat yang hakiki. Kunci untuk meraih kesuksesan di kedua alam ini terletak pada pemahaman yang benar tentang rezeki dalam Islam.

Apa Itu Rezeki yang Luas?

Dalam Islam, rezeki mempunyai arti yang lebih mendalam daripada sekadar harta benda atau materi. Rezeki mencakup segala sesuatu yang yang memiliki manfaat untuk hidup manusia, baik manfaat fisik maupun nonfisik, seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, keturunan, dan kebahagiaan.

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلُّ شَيْءٍ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Dan tidak ada satu pun makhluk di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua itu tertulis dalam kitab yang jelas.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. adalah Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang mencurahkan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Rezeki tidak hanya terbatas pada hal-hal yang kasat mata, tetapi juga mencakup hal-hal yang tidak terlihat, seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, dan kebahagiaan.

Usaha dan Tawakal: Dua Pilar Penting

Read more