Meraih Kesuksesan Dunia dan Akhirat: Memahami Konsep Rezeki dalam Islam

menunggu berbuka puasa di masjid

Setiap manusia mendambakan kehidupan yang sukses dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Bagi umat Islam, konsep kesuksesan tidak hanya diukur dengan pencapaian materi semata, tetapi juga dengan kebahagiaan akhirat yang hakiki. Kunci untuk meraih kesuksesan di kedua alam ini terletak pada pemahaman yang benar tentang rezeki dalam Islam.

Apa Itu Rezeki yang Luas?

Dalam Islam, rezeki mempunyai arti yang lebih mendalam daripada sekadar harta benda atau materi. Rezeki mencakup segala sesuatu yang yang memiliki manfaat untuk hidup manusia, baik manfaat fisik maupun nonfisik, seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, keturunan, dan kebahagiaan.

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلُّ شَيْءٍ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Dan tidak ada satu pun makhluk di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua itu tertulis dalam kitab yang jelas.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. adalah Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang mencurahkan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Rezeki tidak hanya terbatas pada hal-hal yang kasat mata, tetapi juga mencakup hal-hal yang tidak terlihat, seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, dan kebahagiaan.

Usaha dan Tawakal: Dua Pilar Penting

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berusaha mencapai kesuksesan. Allah Swt. telah menganugerahkan kemampuan dan potensi kepada setiap manusia untuk bekerja dan berkarya. Namun, usaha manusia tidak akan bernilai tanpa disertai tawakal kepada Allah Swt.

Tawakal memiliki arti berserah diri kepada Allah Swt. dengan penuh keyakinan bahwa Dia-lah yang menentukan hasil dari setiap usaha. Umat Islam diwajibkan untuk berusaha sekuat tenaga dan menyerahkan hasil kepada Allah Swt. dengan penuh ikhlas.

Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

مَنْ سَعَى فِي حَاجَةِ أَخِيهِ سَعَى فِي حَاجَةِ نَفْسِهِ حَتَّى يَرْجِعَ

Artinya: “Siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya, maka dia telah berusaha memenuhi kebutuhan dirinya sendiri sampai dia kembali.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa selain berusaha dan tawakal, umat Islam juga diwajibkan untuk saling membantu dalam memenuhi kebutuhan sesama. Hal ini merupakan wujud dari persaudaraan dan solidaritas dalam Islam yang dapat meningkatkan rezeki dan kebahagiaan bersama.

Menjaga Hati dan Sikap adalah Kunci Menuju Rezeki Halal dan Berkah

Kesuksesan yang didapatkan dengan cara yang tidak terpuji dan haram tidak akan memberikan kebahagiaan yang hakiki. Maka dari itu, menjaga hati dan sikap agar terhindar dari sifat-sifat tercela yang dapat menghambat rezeki penting untuk dilakukan oleh umat Islam.

Beberapa sifat tercela yang dapat menghambat rezeki antara lain:

  • Kikir dan tidak dermawan
  • Serakah dan tamak
  • Sombong dan takabur
  • Dengki dan iri hati
  • Menipu dan berbohong

Sebaliknya, umat Islam dianjurkan untuk memiliki sifat-sifat terpuji yang dapat meningkatkan rezeki, seperti:

  • Dermawan dan suka memberi
  • Bersyukur atas nikmat yang diberikan
  • Rendah hati dan tidak sombong
  • Bersikap sabar dan qanaah
  • Jujur dan amanah

Penutup 

Memahami konsep rezeki dalam Islam membuka gerbang menuju kesuksesan sejati, mengantarkan manusia pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan usaha, tawakal, hati yang bersih, dan sifat terpuji, umat Islam dapat meraih rezeki halal dan berkah, serta membuka pintu rezeki tak terduga.

Pemahaman ini hendaknya menjadi kompas dalam menjalani hidup. Marilah kita melangkah menuju kesuksesan sejati yang diridhoi Allah Swt.

Referensi:


Penulis (Mahasiswa S-1 Informatika UII):

  • Diena Mukafasyadiah
  • Adelia Nur Pratiwi
  • Keysa Aghnia Qathrunada

Editor: Ghaniyya Rosyidah S.

/[FA]