Lisanmu Cerminan Dirimu

Sering kita temui di sekitar kita orang yang masih lalai dalam menjaga lisan. Ada berbagai macam alasan, mulai dari bermain game, bercanda, berantem, berdebat,  dan masih banyak alasan lainnya. Pernahkah terpikirkan? Apa yang kita ucapkan berpotensi menyakiti perasaan dan mengganggu orang lain. Bahkan, orang dapat menilai diri kita maupun sebaliknya dari apa yang kita ucapkan karena apa yang kita ucapkan menggambarkan diri kita. Itulah mengapa kita perlu menjaga lisan.

Rasulullah saw. bersabda:

سلامة الإنسان في حفظ اللسان

Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah saw. dalam riwayat lain juga bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah menjelaskan bahwa semua yang kita ucapkan pasti akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah. Ia juga menjelaskan perkataan yang mengandung kebaikan wajiblah disampaikan dan perkataan yang mengandung keburukan hendaklah tidak kita sampaikan (diam). Ketika Rasulullah ditanya mengenai apa sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam api neraka, Rasulullah saw. menjawab, “Dosa lisan dan kemaluan.”(HR. Tirmidzi). Banyak dari kita dapat menahan diri dari berzina dan mencuri, tetapi tidak sadar lisannya sering berkata buruk.

Syarat Perkataan yang Baik

Perkataan kita mencerminkan hati dan akal. Apabila kita mengatakan kebaikan, hati kita bersih. Sebaliknya, jika kita mengatakan keburukan, hati kita kotor. Berlaku juga untuk akal. Apabila kita mengatakan kebaikan, kita memiliki akal yang baik. Sebaliknya, jika kita mengatakan keburukan, itu menggambarkan seberapa buruk akal kita. Itulah alasan kita harus mengerti syarat dan tuntunan berbicara agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Terdapat empat syarat perkataan yang baik, yaitu:

  1. Hendaknya perkataan memiliki tujuan yang melatarbelakanginya.
    Perkataan seseorang yang tidak memiliki tujuan hanya memperlihatkan kebodohan, aib, dan kekurangannya. Oleh karena itu, perkataan hendaknya memiliki tujuan yang pasti agar terhindar dari kesalahan.
  1. Perkataan disampaikan pada waktu dan tempat yang tepat.
    Perkataan yang disampaikan pada waktu dan tempat yang tepat dapat memberikan manfaat yang besar. Sebaliknya, apabila tidak tepat, perkataan dapat menimbulkan fitnah dan bahaya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui situasi dan kondisi sebelum berkata.
  1. Perkataan diucapkan sesuai kebutuhan
    Perkataan yang berlebihan dapat mengurangi manfaat yang ada dan juga dapat menimbulkan kejenuhan bagi yang mendengarkan.
  1. Memilih kata yang hendak diucapkan.

Tuntunan Berbicara dalam Islam

Terdapat tuntunan dalam Islam untuk berbicara agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan, yaitu:

  1. Tidak banyak bicara atau diam.
    Rasulullah saw. bersabda,”Barang siapa yang diam pasti selamat.”(HR. Tirmidzi).
  1. Mengendalikan lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat.
    Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang menahan lisannya pasti Allah tutupi auratnya.”(HR. Ibnu Dunya).
  1. Berkata yang baik.
    Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam.”(HR. Bukhari & Muslim).
  1. Takut kepada Allah.
    Ketahuilah, bahwa setiap perkataan akan diminta pertanggungjawabannya.

Sampai sini kita sudah mengetahui syarat-syarat dan tuntunan berkata yang baik menurut islam. Marilah kita tidak berbicara perkataan yang mengandung umpatan, penghinaan, adu domba, ataupun hasutan. Dengan demikian, diharapkan kita terhindar dari keburukan dan salah paham yang ada.

Daftar Pustaka


Penulis (Mahasiswa Prodi Informatika – Program Sarjana):

  • Yogiswara (Penulis utama)
  • Muhammad Sayyidin Hawibowo
  • Muhammad Ramadzikri Rafansya
  • Muhammad Devano Zaidan

[/FA]