Yuk, Semangat Skripsi! Ingat, Skripsi itu Ibadah!

Saya minta doa Ibu agar skripsi saya lancar“, begitulah pesan dari seorang mahasiswa yang masuk ke WhatsApp saya.

Sebagai seseorang yang juga pernah melalui fase itu, saya pun membalas, “Semoga Allah mudahkan skripsi Mbak. Skripsi memang bikin stresful… tapi nggak apa-apa, dijalani saja ya, Mbak“.

Lalu saya menambahkan, “Saya sendiri selalu ada problem saat skripsi, tesis sampai disertasi. Yang penting, kita fight terus dan ngerjain terus… karena suatu saat juga akan selesai juga… dan menjadi kenangan 🙂

Skripsi: Antara Kebanggaan dan Masalah

Bagi mahasiswa tingkat akhir, menyandang status “sedang skripsi” adalah kebanggaan tersendiri, terutama di mata adik tingkat. Namun, status ini bisa berubah menjadi beban jika semester demi semester berlalu, bahkan berganti tahun, tetapi skripsi masih saja belum selesai.

Secara administratif, skripsi dimulai dari proposal dan diakhiri dengan sidang. Secara teknis, skripsi melibatkan perencanaan, penelitian, hingga pelaporan hasil. Namun, skripsi juga bisa dilihat dari sisi lain: sebagai ujian multifaset: bukan hanya kemampuan akademik, tetapi juga keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan, ketahanan mental, serta manajemen emosi.

Skripsi itu Ibadah

Dalam Islam, menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah. Skripsi bukan sekadar tugas akademik, tetapi juga bentuk mencari ilmu yang bermanfaat. Dengan niat yang lurus, skripsi bisa menjadi jalan meraih rida Allah. Selain itu, skripsi bukan hanya tentang hubungan kita dan dosen pembimbing, tetapi juga tentang amanah orang tua, harapan keluarga besar, dan peluang masa depan.

Fase skripsi merupakan salah satu fase perkembangan diri. Dalam proses pengerjaan skripsi (dan revisi), kita belajar mengatur prioritas, mengelola tekanan, dan menghadapi berbagai masalah, baik dari luar maupun dari dalam diri sendiri.

Sebagai muslim, skripsi menyadarkan kita bahwa kita ini adalah hamba Allah yang lemah. Ada kalanya hal-hal di luar kendali kita terjadi: data primer sulit didapat, musibah keluarga datang tiba-tiba, atau masalah finansial yang menghambat pembayaran kuliah. Saya masih ingat seorang mahasiswa yang rajin bimbingan skripsi tetapi sering beristirahat karena menderita penyakit autoimun sehingga dia mudah lelah dan sering sakit. Ada juga mahasiswa yang harus menyelesaikan skripsi sambil bekerja full-time.

Untuk menghadapi tantangan di luar kendali kita, kuncinya hanya satu: bertakwalah kepada Allah. Allah berfirman,


وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ … (٣) … 

 Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya...” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Tantangan Internal

Selain masalah eksternal, ada juga tantangan internal yang berasal dari diri sendiri. Saya ingat seorang mahasiswi yang sangat sedih karena program yang dibuatnya error berhari-hari. Ternyata, masalahnya hanyalah kurang satu tanda titik (.) dalam kode programnya. Ada juga mahasiswa yang tiba-tiba datang ke kampus dengan kacamata hitam, menyembunyikan matanya yang bengkak akibat begadang berhari-hari demi mengejar jadwal sidang skripsi.

Untuk tantangan internal seperti ini, tipsnya adalah:

  1. Belajar giat sesuai bidang ilmu prodi masing-masing.
  2. Hindari prokrastinasi dan latih diri untuk mengelola waktu dengan baik.
  3. Rajin berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

Yang paling penting, selalulah berdoa kepada Allah. Ingatlah selalu sabda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,

Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, janganlah engkau lemah” (HR. Muslim).

Skripsi: Proses yang Akan Menjadi Kenangan

Pada akhirnya, skripsi bukan hanya tentang lulus dan mendapat gelar S.Kom atau lainnya. Skripsi adalah proses yang mengajarkan banyak hal: tentang ketekunan, kesabaran, dan keikhlasan dalam berdoa dan berusaha. Jangan takut dengan skripsi. Teruslah berdoa, jalani dengan ikhtiar terbaik, dan percayalah bahwa suatu hari nanti, skripsi akan menjadi cerita yang kita kenang dengan indah 🙂

Jadi, buat kalian yang sedang berjuang, tetaplah semangat ya! 

Skripsi ini akan selesai, dan kalian akan bangga telah melewatinya!


Dr. Nur Wijayaning R.

Dosen Jurusan Informatika FTI UII yang telah membimbing lebih dari 100 mahasiswa skripsi