Keutamaan Ramadan

Dengan munculnya hilal, ummat Islam bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadan. Setiap muslim tentu bersyukur, Allah Ta’ala Yang Maha Pengasih masih memberi kesempatan untuk beribadah dengan penuh kegembiraan dan kekhidmatan selama satu bulan. Bulan di mana setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Segala aktivitas ibadah pribadi maupun sosial menjadi semarak dan riang gembira.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bulan Ramadan senantiasa dinantikan oleh umat Islam karena di bulan tersebut ada beberapa keutamaan yang dapat diraih, yaitu:

  1. Bulan untuk membentuk karakter yang tangguh

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ

فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa itu bukan hanya menahan diri dari makan dan minum saja, tetapi puasa itu juga menahan diri dari kata-kata yang tidak bermanfaat dan kata-kata kasar. Oleh karena itu, bila ada yang mencacimu atau menjahilimu, maka katakanlah kepadanya, sesungguhnya aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

  1. Berpuasa di bulan Ramadan dapat menghapuskan dosa

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.” [HR. Bukhari dan Muslim]

  1. Bulan dengan malam qadar

Pada bulan Ramadan, ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan yaitu malam al qadar. Pahala ibadah yang dilakukan pada malam tersebut lebih utama daripada pahala ibadah yang dilakukan pada bulan lainnya. Pada malam tersebut, Allah menurunkan Al-Qur’an serta menurunkan para malaikat-Nya untuk mengatur segala urusan makhluk di dunia berupa takdir yang akan terjadi selama satu tahun ke depan, kehidupan, kematian, rezeki dan sebagainya. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qadr. Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadr itu? Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ar Ruh dengan izin Tuhannya untuk mengatur urusan. Malam itu (penuh) Salaam sampai terbit fajar”. (QS. Al Qadr [97] : 1-5).

===============

Mengingat keistimewaan dan keutamaan beribadah dalam masa Ramadan di atas, tentu kita harus memperjuangakan supaya kita tidak tergolong menjadi orang-orang yang merugi. Meski dijanjikan setan terbelenggu dalam bulan Ramadan, kadang penghalang terbesar dalam memulai kebaikan justru datang dari diri sendiri.

Mari kita tengok aktivitas harian kita dalam kalender Ramadan. Apakah kita sudah set alarm sahur? Apakah kita sudah mengagendakan waktu yang tidak bisa diganggu untuk membaca Al-Qur’an, misal saat istirahat siang? Apakah sudah teragenda kegiatan tarawih?

Dengan jam kantor yang selesai pukul 15.00, insyaAllah cukup waktu untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan masjid di sekitar kita. Tentu dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Kegiatan sosial di masjid ini merupakan pintu untuk bershadaqah memberi buka puasa bagi anak kos, musafir, dan kaum muslim di sekitar kita.

Masa pertengahan Ramadan harus tetap terjaga stamina ibadah kita karena godaan mempersiapkan hari Raya Idul Fitri mulai muncul. Jangan sampai transferan THR dihabiskan untuk belanja lebaran, padahal kewajiban zakat maal belum terselesaikan.

Pada sepuluh hari terakhir Ramadan, aktivitas kampus mulai libur. Jamaah masjid mulai berkurang, karena beberapa di antara kita sudah mulai mudik. Aktivitas ibadah kita pada masa ini harusnya makin dipacu melalui iktikaf. Jangan lupa pula bagi kita untuk membayar zakat fitrah pada penghujung bulan Ramadan sebagai penyempurna ibadah Ramadan kita.

Sebagai penutup, hendaknya kita memperbanyak membaca berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya mengenai doa apa yang hendaknya diucapkan ketika lailatul qadar,

قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

“Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)


Penulis: Izzati Muhimmah
Editor: Ahmad Fathan Hidayatullah