Mengenal Empat Sifat Rasulullah

menunggu berbuka puasa di masjid

Nabi Muhammad saw. adalah manusia yang dipilih oleh Allah sebagai nabi terakhir, penutup seluruh rangkaian nabi yang diutus kepada umat manusia. Kehidupan beliau dipenuhi dengan akhlak mulia yang menjadi teladan sempurna bagi seluruh umat. Tidak hanya berperan sebagai seorang nabi, beliau juga merupakan pemimpin, pembawa risalah kebenaran, pendidik, dan pembimbing umat menuju jalan yang diridai Allah. Akhlak beliau yang indah tercermin dari tutur katanya yang lembut serta caranya memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya. Rasulullah tidak hanya mengajarkan ajaran Islam secara menyeluruh, tetapi juga mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Shiddiq

Rasulullah saw. adalah sosok yang selalu jujur (shiddiq), baik dalam perkataan maupun perbuatan. Beliau selalu berbicara dan bertindak sesuai kebenaran yang diwahyukan oleh Allah. Kejujuran ini menjadi prinsip dalam kepemimpinan beliau, di mana setiap perkataan dan tindakan selalu konsisten tanpa perbedaan. Rasulullah juga mengajarkan pentingnya kejujuran dalam hidup karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kita menuju surga. Beliau menekankan bahwa kejujuran adalah landasan bagi kehidupan yang baik, sedangkan kebohongan membawa kepada kehancuran. Keutamaan ini ditegaskan dalam dalam Al-Qur’an dan sabda beliau. Rasulullah saw. senantiasa bertindak adil dan jujur kepada semua orang, menjadikannya pemimpin yang dihormati dan dicintai oleh umatnya.

Amanah

Sifat amanah (dapat dipercaya) yang dimiliki Rasulullah membuat beliau dikenal sebagai sosok yang sangat terpercaya, bahkan sebelum menjadi nabi, dengan julukan Al-Amin. Amanah mencakup tanggung jawab penuh dalam menjalankan tugas yang dipercayakan kepadanya, baik dalam hal agama, politik, maupun sosial. Beliau selalu menjaga kepercayaan umatnya dan tidak pernah mengurangi atau menambah apa yang diamanahkan, termasuk dalam menyampaikan wahyu. Rasulullah saw. selalu memperhatikan kebutuhan umat, mendengarkan keluhan mereka, dan memprioritaskan kepentingan umat hingga akhir hayatnya. Amanah juga tercermin dalam keadilan dan disiplin beliau dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Rasulullah mengingatkan pentingnya menjaga amanah serta menentang keras tindakan seperti korupsi, menunjukkan kepemimpinan yang adil dan bertanggung jawab demi kesejahteraan umat.

Tabligh

Sifat tabligh (menyampaikan) Rasulullah tercermin dari tugasnya sebagai penyampai risalah Allah. Setelah menerima wahyu pertama pada usia 40 tahun, beliau bertanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran dan membimbing umatnya menuju jalan yang benar, meskipun menghadapi berbagai tantangan. Dengan perhitungan cermat dan metode dakwah yang bijaksana, Rasulullah mengajarkan sesuatu dengan terlebih dahulu mencontohkannya. Beliau tidak pernah menyembunyikan informasi penting dan selalu menyampaikan kebenaran, meskipun terkadang itu terasa berat. Keberanian dan ketegasan beliau dalam menegakkan hukum Allah diimbangi dengan kelembutan dalam menghadapi kesalahan pribadi.

Fathonah

Sifat fathonah (cerdas) yang dimiliki Rasulullah membuat beliau mampu memimpin umat dengan bijaksana. Diberkahi kecerdasan luar biasa oleh Allah, beliau menerima ilmu langsung dari-Nya. Kecerdasannya terlihat dalam strategi dakwah, mulai dari berdakwah kepada keluarga terdekat hingga menyampaikan risalah kepada masyarakat luas dengan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Dalam kepemimpinannya, beliau menerapkan pendekatan berbasis kapabilitas, menempatkan para sahabat sesuai dengan kemampuan masing-masing. Rasulullah selalu mengambil keputusan dengan bijaksana, menyelesaikan masalah dengan tenang, dan tidak pernah terpengaruh oleh keadaan. Dengan kecerdasan ini, beliau berhasil membimbing umat dari kebodohan menuju cahaya kebenaran, berdasarkan cinta kasih, keimanan, dan keikhlasan.

Penutup

Sebagai teladan umat, sifat-sifat Rasulullah — shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah — tidak hanya menjadi ciri khas beliau, tetapi juga pedoman bagi kita semua dalam menjalani kehidupan. Kejujuran yang beliau tunjukkan mengajarkan kita untuk selalu berbicara dan bertindak sesuai kebenaran. Amanah yang beliau pegang menegaskan pentingnya tanggung jawab dalam setiap tugas yang dijalani. Sifat tabligh mengingatkan kita akan kewajiban untuk menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada orang lain. Sementara itu, kecerdasan dan kebijaksanaan beliau dalam kepemimpinan memberi inspirasi bagi kita untuk mengambil keputusan yang tepat dalam berbagai situasi.

Referensi

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bayan/article/view/636/540

Penulis (Mahasiswa S-1 Informatika UII): Faiza Queena Fathiin