Sebagai seorang Muslim, tentu kita ingin terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan serta ibadah kita. Bulan Ramadan adalah kesempatan emas untuk melatih diri agar menjadi pribadi yang lebih baik, lebih dekat kepada Allah, dan lebih istikamah dalam beramal saleh. Jangan sampai Ramadan berlalu begitu saja tanpa ada peningkatan dalam kualitas ibadah dan spiritual kita. Tanpa perencanaan yang matang, Ramadan hanya akan menjadi rutinitas tahunan tanpa arah yang jelas. Oleh karena itu, kita harus berupaya mengisi Ramadan dengan ibadah yang maksimal agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
Celakalah bagi seseorang yang mendapati bulan Ramadan hingga berlalu tanpa diampuni dosanya. (HR. Tirmidzi no. 3545)
Syaikh Manshur As Salimy pernah mengingatkan, “Betapa banyak orang yang tahun lalu berpuasa, namun saat ini mereka sudah tidak lagi bersama dengan kita. Tidakkah kita mengambil pelajaran, padahal kita masih hidup? Berbekallah dengan amal saleh dan perbanyaklah amal saleh, berhentilah dari perbuatan dosa dan kesombongan.”
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:
تالله لو قيل لأهل القبور تمنوا لتمنوا يومًا من رمضان
Demi Allah, seandainya dikatakan kepada penghuni kubur: ‘Berangan-anganlah!’, niscaya mereka akan berangan-angan untuk berada di satu hari pada bulan Ramadan. (At-Tabshirah, 2/78)
Bertemu dengan bulan Ramadan adalah sebuah kenikmatan besar yang Allah berikan kepada kita. Banyak orang yang tahun lalu masih bisa menjalani ibadah Ramadan, tetapi kini mereka telah tiada. Kita yang masih diberikan kesempatan oleh Allah seharusnya tidak menyia-nyiakannya. Maka dari itu, marilah kita manfaatkan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya. Ramadan bukan sekadar menjalankan ibadah puasa, tetapi juga momentum untuk memperbaiki diri, memperkuat keimanan, dan meningkatkan amal kebaikan. Read more