Mental yang Sehat: Membuka Pintu Bahagia

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tentu terdapat berbagai macam permasalahan. Permasalahan tersebut muncul pada setiap aspek kehidupan manusia. Lama-kelamaan, masalah-masalah ini akan menumpuk dan menjadi beban pikiran seseorang. Beban-beban tersebut nantinya akan menjadi cikal bakal timbulnya masalah kesehatan mental atau jiwa seseorang.

Orang yang memiliki masalah kesehatan mental biasanya sering berhalusinasi, tidak bisa mengontrol diri baik dari segi emosi maupun perbuatan, dan lain sebagainya. Jika terjadi secara berkelanjutan, kondisi tersebut dapat mengakibatkan masalah kesehatan mental yang serius, baik secara fisik maupun psikis. Seseorang yang telah terkena masalah kesehatan mental dapat disembuhkan melalui cara medis ataupun nonmedis. Salah satunya adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dalam perspektif agama Islam, menjaga kesehatan mental merupakan sebuah kewajiban dan keharusan yang wajib dilakukan oleh setiap individu. Hal ini karena kesehatan mental yang baik dapat membantu seseorang dalam melaksanakan ibadah dengan baik dan membangun hubungan yang selaras dengan sesama. Ajaran agama Islam telah banyak memberikan panduan kepada manusia dalam menghadapi  dan mengatasi tantangan. Dengan menghayati dan mengikuti ajaran Islam, seseorang dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup di dunia dan akhirat.

Sebelum masuk ke penjelasan tentang cara menjaga kesehatan mental, ada baiknya kita kenali terlebih dahulu ciri-ciri gangguan mental dan mental yang sehat. Setelah mengetahui ciri-ciri dari gangguan mental, seseorang dapat sesegera mungkin mencegahnya.

Ciri-Ciri Mental Sehat

Seseorang dalam keadaan mental yang sehat akan mampu mengatasi berbagai masalah atau tekanan dalam kehidupan sehari-hari, dapat mengambil keputusan yang tepat, serta mampu mengontrol emosi dengan baik. Selain ciri-ciri tersebut, terdapat karakteristik lain yang menjadi acuan bahwa mental seseorang disebut sehat, yaitu:

  1. Terhindarnya dari masalah gangguan jiwa
  2. Dapat memenuhi kebutuhan serta mengatasi masalah dengan tidak merugikan diri sendiri dan lingkungan
  3. Mampu mengembangkan kualitas diri dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki
  4. Berpartisipasi dalam kegiatan yang memenuhi kebahagiaan pribadi dan orang lain

Ciri-Ciri Mental Sakit

Di sisi lain, mental sakit disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, banyaknya tekanan, atau masalah. Akibatnya, seseorang merasa cemas, depresi, stres, alkoholik, serta gangguan psikologis lainnya. Stres, depresi, dan alkoholik termasuk gangguan mental yang menyimpang. Dapat ditarik kesimpulan bahwa gangguan mental memiliki satu poin penting yaitu terjadi penurunan fungsi mental yang memengaruhi perilaku yang tidak wajar.

Gangguan mental tersebut sesuai dengan ayat Al-Qur’an yaitu:

فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ

Artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah 2:10)

Dalam Jurnal Syifa Medika Edisi Maret 2013, ada ciri-ciri mental tidak sehat lainnya, yaitu:

  1. Ketidaknyamanan
  2. Perasaan tidak aman
  3. Kurang percaya diri atau kepercayaan
  4. Kurangnya pemahaman diri
  5. Kurangnya kepuasan dalam membangun hubungan sosial
  6. Ketidakdewasaan emosional
  7. Kepribadian yang terganggu

Mental sakit memberikan dampak negatif terhadap diri sendiri dan orang lain. Maka dari itu, mencegah gangguan dan menjaga kesehatan mental lebih baik dilakukan sedini mungkin. Dalam agama Islam, terdapat banyak cara dalam menjaga kesehatan mental. Salah satunya beribadah kepada Allah Swt. Dengan beribadah, seseorang akan mendapatkan ketenangan hati dan pikiran. Ketenangan ini dapat mengurangi rasa cemas dan gangguan-gangguan lainnya. Berikut pembahasan mengenai peran ibadah dalam menjaga kesehatan mental.

Ibadah untuk Menjaga Kesehatan Mental

Dalam Islam, terdapat banyak cara untuk menjaga kesehatan mental. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan kebiasaan mengamalkan ibadah secara rutin. Menjalankan ibadah dengan benar dapat membuat hati seseorang menjadi lebih tenang dan damai. Hal ini karena ibadah memiliki tujuan agar seseorang dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

  • Al-Ashr: 2-3

إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

Artinya: “(2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”

  • Yunus: 57

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa menjalankan ibadah amal saleh yang baik dapat membantu kita untuk menjaga diri terhadap masalah kesehatan mental dengan lebih baik. Hal ini karena ibadah tersebut dapat menjadi obat bagi jiwa dan segala penyakit hati pada diri manusia.

Berikut merupakan beberapa cara dalam Islam yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental:

1. Menjalankan Ibadah Salat

Secara bahasa, salat memiliki arti berupa permohonan doa. Menjalankan ibadah salat dapat membantu seseorang untuk mengobati rasa sedih dan cemas akan suatu hal yang menimpanya. Ketika salat, kita akan cenderung fokus pada aktivitas tersebut dan meninggalkan masalah serta kekhawatiran untuk sementara waktu sehingga jiwa akan menjadi tenang.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Ankabut: 45 yang berbunyi:

  • Al-Ankabut: 45

 إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ …

Artinya: “Sesungguhnya Salat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (Salat) adalah lebih besar keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”

2. Berzikir

Al-Qur’an menjelaskan bahwa zikir dapat memberikan rasa tenang dan damai bagi seseorang yang melakukannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’d: 28 yang berbunyi:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”

3. Membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan sumber ajaran dalam agama Islam, yang berisi petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia. Tidak ada keraguan di dalamnya karena Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. Membaca Al-Qur’an dapat membantu pembacanya untuk lebih memahami terkait hal-hal yang berkaitan dengan pedoman dalam hidup. Hal ini dapat membantu seseorang untuk mendapatkan ketenangan serta kesadaran diri dalam hidup.

Ayat-ayat dalam Al-Qur’an juga dapat dimanfaatkan sebagai terapi dalam melaksanakan ruqyah. Ruqyah merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengobati masalah kesehatan mental.

4. Puasa

Puasa merupakan salah satu kegiatan ibadah yang digunakan sebagai sarana latihan untuk menahan diri dalam melakukan suatu perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Menahan yang dimaksud adalah mengendalikan dan mengatur perasaan lapar, dorongan emosi, serta memperkuat diri untuk menahan keinginan untuk memenuhi rasa syahwat dan hawa nafsu.

Ibadah Puasa memiliki beberapa manfaat, antara lain menguatkan kemauan dan meningkatkan kemampuan jiwa dalam mengendalikan hawa nafsu dan menahan diri dari rasa lapar. Hal ini membuat seseorang yang berpuasa seakan merasakan penderitaan orang lain, kemudian menimbulkan rasa kasih sayang kepada orang lain dan mendorong rasa untuk membantu sesama.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah: 184 yang berbunyi:

  • Al-Baqarah: 184

أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”

5. Silaturahmi

Secara etimologis, silaturahmi memiliki arti menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama. Menjalankan silaturahmi dapat membuat seseorang dapat merasa lebih tenang. Menjalin hubungan yang baik dengan sesama dapat membuat hati dan suasana pikiran seseorang menjadi lebih tenang dan damai sehingga dapat membuat kesehatan mental akan tetap terjaga.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal:1 yang berbunyi:

 فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَصْلِحُوا۟ ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ …

Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang yang beriman”

6. Selalu merasa bersyukur

Dalam menjalani kehidupan, manusia tentu tidak akan lepas dari yang namanya permasalahan hidup. Hal inilah yang kemudian harus disadari. Ketika kita bersyukur atas segala sesuatu yang terjadi, secara tidak langsung kita telah mengalihkan kefokusan terhadap hal-hal yang kurang memuaskan dalam hidup. Dengan demikian, kita dapat teralihkan ke hal-hal yang baik dan bermanfaat.

Bersyukur dapat membantu seseorang untuk mengurangi perasaan cemas dan stress sehingga dapat meningkatkan kebahagiaan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karenanya, bersyukur adalah cara yang cukup efektif dalam menjaga masalah kesehatan mental.

Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surah Ibrahim: 7 yang berbunyi:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: “Dan (ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan; sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”

Penutup

Dari banyaknya ciri-ciri masalah kesehatan mental, perlu diingat bahwa ciri-ciri tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda dan mengalami perubahan kesehatan mental dari waktu ke waktu.

Masalah kesehatan mental sangat penting dalam agama Islam sehingga penanganan kesehatan mental sangat ditekankan. Penanganan kesehatan mental pun beragam, mulai dari medis hingga nonmedis dapat dilakukan secara individu dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, serta memperbaiki pola hidup secara perlahan.

Secara keseluruhan, kesehatan mental merupakan aspek terpenting dalam kelangsungan hidup manusia. Kesehatan mental yang baik memberikan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjaga kesehatan mentalnya dengan baik.

Referensi

  1. Purmansyah Ariadi, “Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam”, jurnal.um-palembang.ac.id.
    https://jurnal.um-palembang.ac.id/syifamedika/article/view/1433/1183 (accessed Mar. 30, 2023)
  1. Hisny Fajrussalam, Isma Aulia Hasanah, Niken Oktavia Anisa Asri, Nur Adilla Anaureta, “Peran Agama Islam dalam Pengaruh Kesehatan Mental Mahasiswa”, jurnal.unissula.ac.id. http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/fikri/article/view/21041 (accessed Mar. 30, 2023)
  1. Ayu Alfiah Jonas, “Ciri-ciri Mental yang Tidak Sehat dalam Perspektif Islam”, bincangsyariah.com. https://bincangsyariah.com/kolom/ciri-ciri-mental-yang-tidak-sehat-dalam-perspektif-islam/ (accessed Apr. 01, 2023)
  1. Hafidah Isnah Nurhayati, “5 Tips Menjaga Kesehatan Mental Menurut Perspektif Islam”, Tanwir.id. https://tanwir.id/5-tips-menjaga-kesehatan-mental-menurut-perspektif-islam/ (accessed Apr. 01, 2023)

 

Penulis (Mahasiswa S-1 Informatika UII):

  • Julike Adelia Ashari
  • Renalda Geriel Rafidan Arsyan
  • Reiky Aryanando Pratama