Keamanan Siber di Era Digital

icon sistem siber

Perlindungan siber adalah usaha atau langkah-langkah yang diambil untuk menjaga keamanan data dan sistem dari ancaman siber seperti virus atau perangkat lunak berbahaya. Pada zaman digital saat ini, penggunaan teknologi hampir menjadi suatu keharusan di berbagai kalangan dan dalam berbagai sektor. Dengan kata lain, semakin banyak informasi dan data yang tersimpan di internet, semakin tinggi risiko serangan siber yang akan dihadapi[1].

Pentingnya Keamanan Siber di Era Digital

Dalam era digital saat ini, terdapat ratusan juta data dan informasi yang tersimpan secara daring. Hal ini meningkatkan potensi risiko serangan siber. Oleh karena itu, keamanan siber menjadi suatu aspek yang sangat penting di zaman digital ini. Serangan siber dapat berdampak serius, seperti merusak sistem, kehilangan data atau dokumen, gangguan layanan, serta merusak reputasi individu atau organisasi yang menjadi korban[1].

Ancaman dan Tantangan Keamanan Siber

Dalam era digital saat ini, ancaman dan tantangan keamanan siber semakin nyata. Ancaman keamanan siber yang paling sering terjadi adalah kebocoran data yang disebabkan oleh kelalaian pengguna maupun lemahnya sistem keamanan yang dikembangkan[2]. Selain itu, ancaman lainnya adalah ransomware, yang merupakan jenis malware yang digunakan peretas untuk mengenkripsi data/file sehingga tidak bisa dibaca ataupun dibuka oleh pengguna[3]. Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia telah menyiapkan tiga pendekatan dalam menangani serangan siber yang dapat menghambat perkembangan ekonomi, yaitu melalui pendekatan sisi hulu, tengah, dan hilir[2].

Cara Melindungi Diri dari Ancaman Siber

Adanya ancaman siber dapat memberikan dampak yang serius kepada kita. Kita perlu melakukan upaya-upaya pencegahan agar dapat terhindar dari ancaman siber. Upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk melindungi diri dari ancaman siber, yaitu:

  1. Senantiasa melakukan pembaruan software ke versi terbaru.
  2. Membuat kata sandi yang kuat dengan memadukan antara huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol agar membuat sandi menjadi lebih sulit untuk ditebak.
  3. Tidak menekan tautan dan mengunduh aplikasi yang mencurigakan.
  4. Tidak mengisikan data diri di sembarang web.
  5. Menghindari penggunaan WiFi di tempat umum yang tidak memiliki sertifikasi keamanan.[2]

Referensi

  1. https://fasilkom.esaunggul.ac.id/meningkatkan-keamanan-siber-pentingnya-perlindungan-data-di-era-digital/
  2. Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo.go.id)
  3. Memahami Keamanan Digital dan Cara Menjaganya di Era Modern (niagahoster.co.id)

Penulis (Mahasiswa S-1 Informatika UII):

  • Khifran Danny Waraprada
  • Khoer Fadilah Fathurokhman
  • Muhammad Alvanditya Sasongko

\[FA]