Menjaga Lisan Menurut Ajaran Islam

Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang kecil, tetapi peranannya dalam kehidupan sehari-hari sangatlah besar. Dengan lisan, seseorang bisa menyebarkan kebaikan, tetapi juga bisa menyebarkan keburukan. Agama kita menuntun seorang Muslim untuk menjaga lisannya. Setiap kata yang diucapkan dapat membawa kebaikan, tetapi juga dapat menimbulkan kerusakan jika tidak dijaga dengan baik.

Tuntunan Al-Qur’an dalam Menjaga Lisan

Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. memberikan tuntunan agar umat Islam menjaga lisannya dari perkataan yang tidak baik, seperti menggunjing dan fitnah. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hujurat: 12, Allah berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka (kecurigaan), sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”

Ayat ini menegaskan bahwa menggunjing dan berbicara buruk tentang orang lain diibaratkan seperti memakan bangkai saudara sendiri. Tentu saja kita tidak mengingingkan hal tersebut. Islam menganjurkan umatnya untuk berkata baik atau lebih baik diam jika tidak ada hal baik yang bisa diucapkan.

Hadis Rasulullah tentang Perkataan Baik

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” Hadis ini menjadi panduan bagi seorang Muslim dalam berkomunikasi. Setiap kata yang keluar dari mulut kita harus memiliki manfaat dan membawa kebaikan. Jika tidak, lebih baik diam daripada mengucapkan sesuatu yang menimbulkan keburukan.

Dampak Positif Menjaga Lisan

Menjaga lisan memiliki banyak dampak positif. Ketika seseorang menjaga lisannya, ia akan disenangi dan dihormati oleh orang-orang di sekitarnya. Seseorang juga akan menjaga kehormatan dirinya karena kata-kata adalah cerminan dari karakter orang tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat bahwa orang yang selalu berkata baik dan tidak mudah menggunjing lebih disenangi banyak orang dan orang lain merasa nyaman dekat dengannya.

Bahaya Tidak Menjaga Lisan

Sebaliknya, jika seseorang tidak menjaga lisannya, ia bisa dengan mudah terjerumus dalam perbuatan dosa. Ghibah, fitnah, dan perkataan kasar dapat menimbulkan permusuhan dan perpecahan. Dalam masyarakat, sering kali kita melihat konflik yang terjadi hanya karena ucapan yang tidak dipikirkan dengan baik. Bahkan Rasulullah saw. pernah bersabda bahwa manusia yang tersungkur di neraka disebabkan oleh lisannya (HR. Tirmidzi). Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk selalu berpikir sebelum berbicara karena perkataan yang keluar tidak bisa ditarik kembali.

Menjaga Lisan agar Suasana Harmonis

Menjaga lisan bukan hanya soal menghindari dosa, tetapi juga menciptakan suasana yang harmonis dalam kehidupan. Dengan menjaga lisan, kita bisa membangun hubungan baik dengan orang lain. Saling menghormati, menahan diri dari prasangka buruk, serta selalu mengajak kepada kebaikan, semua ini dapat dilakukan dengan menjaga lisan dengan baik.

Penutup: Tanggung Jawab atas Perkataan

Sebagai penutup, menjaga lisan adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat penting dalam Islam. Setiap perkataan yang kita ucapkan akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Allah Swt. mengingatkan dalam QS. Qaf: 18,

“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”

Maka dari itu, marilah kita selalu berusaha menjaga lisan kita supaya terhindar dari perkataan yang dapat menimbulkan keburukan. Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, tetapi juga memperoleh pahala di sisi Allah Swt.


Penulis (Mahasiswa S-1 Informatika UII): Ferdiansyah Vahmi Ilmawan