Rancang Aplikasi Jogja Siaga, Tim UII Raih Gold Medal & Best Asian Invention di Taiwan
Tim mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Nadhifah Khairunnisa’ Alfath (Fakultas Kedokteran – FK), Yanasta Yudo Pratama (FK), Ikhwan Alfath Nurul Fathony (Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri), dan Nastiti Widya Ikhsani (FK) berhasil menorehkan prestasi di ajang internasional.
Tim ini sukses mendapatkan Gold Medal dan berhasil meraih penghargaan Best Asian Invention mewakili Indonesia pada kompetisi Kaohsiung International Invention and Design Expo (KIDE) 2017. Kompetisi ini berlangsung dari tanggal 8-10 Desember 2017, bertempat di International Convention Center Kaohsiung, Taiwan.
Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) bekerjasama dengan Taiwan Invention Products Promotion Association (TIPPA). Para peserta yang berpartisipasi berasal dari 20 negara, seperti China, Turkey, Polandia, Malaysia, Filipina, Indonesia tentunya, dan lainnya. Ada sekitar 500 lebih proyek inovasi yang ditampilkan pada kompetisi tersebut.
Tim UII ini mengusung judul “Jogja Siaga: Application for Relief in Emergency”. Ini merupakan aplikasi Android yang terintegrasi dengan sistem kontrol ambulance center dan memanfaatkan fungsi GPS pada smartphone. Saat ini DIY menggunakan System Emergency Service (118) sebagai Emergency Medical System (EMSS) yang bertindak sebagai jalur pertama untuk panggilan darurat. Jogja Siaga hadir dengan memanfaatkan fitur GPS yang ada pada smartphone dari pengguna untuk mencari akurasi data lokasi dari pengguna, sehingga mempersingkat response time pada pemanggilan ambulans dalam keadaan darurat. Pada aplikasi ini juga terdapat fitur “take picture”, yang bertujuan untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengambil gambar kemudian di-post ke media sosial, lalu menjadi viral. Hal ini hakikatnya tidak memecahkan masalah, namun sebaliknya malah menambah masalah. Maka, kebiasaan masyarakat ini diubah pada Jogja Siaga menjadi “take picture, send to ambulance” yang bertujuan agar pengambilan gambar menjadi lebih bermanfaat. Data tersebut dapat dijadikan gambaran pada pusat kendali ambulans untuk penanganan medis. Selain itu, terdapat pula fitur artikel medis yang tersedia secara offline, yang bertujuan untuk memberikan literasi kepada masyarakat dalam penanganan praklinis ketika dalam keadaan darurat tanpa ada koneksi internet.
Kami berharap agar ke depannya mahasiswa UII, khususnya mahasiswa Teknik Informatika, agar lebih giat berinovasi kemudian mencari peluang lomba baik di tingkat lokal, nasional, ataupun internasional, untuk memacu semangat meraih prestasi agar dapat mencapai cita yang diimpikan. (Ikhwan)