Janganlah Engkau Bersedih

Kehidupan di dunia terkadang membuat kita merasa penat dan lelah. Bersabarlah, karena hidup di dunia ini hanya sementara. Kita sebagai seorang mukmin sudah pasti akan mendapati cobaan dan musibah dalam kehidupan. Rintangan kehidupan akan selalu datang silih berganti tiada henti. Tidak mengapa, engkau tidak sendiri, karena sejatinya manusia hidup di dunia ini tidak terlepas dari adanya rintangan kehidupan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat bangun segi empat, lalu beliau membuat garis lurus di tengahnya yang menembus bangun segi empat itu. Kemudian beliau membuat garis kecil-kecil menyamping di antara garis tengah itu. Lalu beliau bersabda,

“Ini manusia. Dan ini ajalnya, mengelilinginya. Dan garis yang menembus bangun ini adalah obsesinya. Sementara garis kecil-kecil ini adalah rintangan hidup. Jika dia berhasil mengatasi rintangan pertama, dia akan tersangkut rintangan kedua. Jika dia berhasil lolos rintangan kedua, dia tersangkut rintangan berikutnya.” (HR. Bukhari 6417).

Dari hadist tersebut menunjukkan bahwa manusia akan selalu berhadapan dengan rintangan-rintangan dalam kehidupannya sembari mengejar ambisinya. Ambisi yang tidak tercapai itulah yang menyebabkan manusia menjadi merasa sempit, sedih, galau, dan tidak bersemangat. Sedangkan ajal merupakan kepastian yang jelas-jelas akan manusia hadapi dalam kehidupannya dan manusia seringkali lupa akannya.

Jadi, bersemangatlah! Karena seorang manusia yang hidup di dunia sudah pasti akan mendapati rintangan-rintangan dalam hidupnya. Berpikirlah positif terhadap takdir Allah Ta’ala. Ingatlah, di balik kesulitan, akan ada kemudahan yang begitu dekat.
Yang paling penting adalah apabila kita bersedih maka tetaplah menjadi orang yang baik, bertawakkal, dan berdoa meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala.

Ibnu Rajab telah berkata “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya”. Tawakkal inilah yang menjadi kunci dalam menghadapi kesulitan dan kesempitan hidup, karena Allah Ta’ala akan mencukupi orang yang bertawakkal kepada-Nya sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)

Motivasi kita adalah berusaha untuk berpikir positif akan takdir Allah, kemudian bertawakkal lah kepada-Nya. Alhamdulillah..

 

Ditulis pada bulan Ramadhan hari ke-10, Ngaglik, Sleman.

Referensi
https://konsultasisyariah.com/23933-cara-mengatasi-galau-menurut-islam.html
https://almanhaj.or.id/4050-kematian-lebih-baik-bagi-orang-mukmin.html
https://rumaysho.com/639-yakinlah-di-balik-kesulitan-ada-kemudahan-yang-begitu-dekat.html


Penulis: Erika Ramadhani
Dosen Informatika UII

Jurusan Informatika UII menerima kiriman artikel untuk ditampilkan pada Pojok Informatika dan Pojok Dakwah. Ketentuan dan prosedur pengiriman dapat dilihat pada laman berikut.