Siapa Idola Kita?

Pada tulisan kali ini akan membahas berkaitan dengan siapa yang sepatutnya kita cintai dan siapa sosok yang pantas menjadi idola kita sebagai seorang muslim yang beriman. Tema ini didasari rasa prihatin penulis pribadi selaku orang tua, pendidik, dan orang yang diamanahi untuk berdakwah. Mudah-mudahan tema ini dapat menggugah hati dan jiwa kita agar kita dapat memilih sosok yang tepat untuk kita cintai dan kita jadikan panutan dalam hidup ini.

Banyak di antara kita mengaku cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, namun cintanya hanya sebatas di lisannya saja. Tidak ada bukti ataupun bekas yang tampak pada akhlak dan perilakunya. Sebagian kaum muslimin masih enggan mengikuti sunah beliau, atau bahkan malah mengolok-olok, menjadikan bahan candaan, dan masih pula menganggap ekstrim terhadap orang-orang yang berusaha mengamalkan sunah-sunah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Hal ini tentu sungguh menyedihkan.

Sebagian kaum muslimin juga tidak terlalu mengenal siapa sosok Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Atau mungkin hanya tahu bahwa beliau lahir di Mekah, ayahnya bernama Abdullah, ibunya bernama Aminah, sebatas itu saja. Tidak membaca sejarahnya serta enggan mempelajari dua peninggalan beliau, yaitu Alquran dan As-Sunah.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَ هُمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya mendatangiku di Telaga (di Surga)”. (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi)

Kaum muslimin generasi sekarang mungkin juga tidak banyak yang mengenal dan familiar dengan orang-orang salih dan hebat di sekeliling Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Telinga kita mungkin tidak begitu akrab dengan nama-nama ummahatul mukminin (semoga Allah meridhai beliau semua) yaitu istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang hendaknya menjadi teladan bagi kita semua terkhusus lagi teladan bagi kaum perempuan Muslimah. Sangat mungkin kita asing dengan nama:

  1. Khadijah binti Khuwailid
  2. ‘Aisyah binti Abi Bakar
  3. Saudah binti Zam’ah
  4. Hafshah binti ‘Umar
  5. Zainab binti Khuzaimah
  6. Ummu Salamah
  7. Zainab binti Jahsy
  8. Juwairiyah binti al-Harits
  9. Shafiyyah binti Huyayy
  10. Ummu Habibah
  11. Maimunah binti al-Harits

Mungkin hanya sedikit sekali kaum muslimin yang mengenal siapa saja sahabat yang dijamin masuk surga. Anak-anak muda muslim di zaman ini tak banyak yang mengetahui siapa kesepuluh sahabat radhiyallahu ‘anhum itu, yaitu:

  1. Abu Bakar
  2. Umar bin Khattab
  3. Utsman bin ‘Affan
  4. Ali bin Abi Thalib
  5. Abu Ubaidah bin Jarrah
  6. Abdurrahman bin Auf
  7. Thalhah bin Ubaidillah
  8. Zubair bin Awwam
  9. Sa’id bin Zaid
  10. Sa’ad bin Abi Waqqash

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan kita untuk mengikuti sunah khulafaur rasyidin. Karena merekalah orang terbaik yang hidup setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam wafat.

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كَثِيْراً، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ، تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

Sungguh, orang yang masih hidup di antara kalian setelahku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigit-lah dia dengan gigi geraham kalian. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ad Darimy, Al Baghawy, Al Hakim)

Siapa yang masih mengenal Umar bin Abdul Aziz, Abu Hanifah, Malik bin Anas, Muhammad bin Idris As-Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal? Para ulama dan pemimpin kaum muslimin yang memiliki kehebatan luar biasa. Generasi muslimin saat ini mungkin sedikit sekali yang mengenal dan mengidolakan mereka. Mereka mungkin bahkan sama sekali tidak mengidolakan mereka semua dan orang-orang yang telah Allah jamin surga. Padahal mereka semua adalah generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

 خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya lagi.” (HR. Muslim, no. 4601)

Bagaimana jadinya generasi kita, apabila anak-anak kita tidak mengenal mereka semua?

Siapa lagi yang pantas menjadi tokoh idola dan sosok teladan bagi anak-anak muda?

Anak-anak sekarang lebih akrab dengan tontonan yang mayoritas jauh dari nilai-nilai Islam. Mereka lebih akrab dengan Tayo, Spiderman, Spongebob, atau apapun yang sama sekali tidak memberikan manfaat bagi masa depan mereka.

Sungguh sayang, kaum muslimin, baik anak-anak, kaum remaja, ataupun kaum tua bahkan menjadikan orang-orang yang tidak jelas kehidupannya sebagai orang yang dicintai dan diidolakan. Mereka mengagumi para artis, musisi, pemain sepak bola, yang notabene kehidupan mereka jauh dari amal salih yang mendekatkan hamba kepada Rabb-nya. Sebagian remaja kaum muslimin histeris jika berjumpa artis, pesepak bola, atau siapapun idola mereka. Bahkan mereka meniru gaya rambut, gaya berpakaian, dan gaya hidup mereka. Lantas apa yang bisa kita teladani dari mereka? Apa yang kita harapkan jika kita masih saja lebih mengenal mereka ketimbang mengenal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya Radhiyallahu ‘anhum?

Bagaimana generasi Islam ini akan bangkit, jika idola mereka adalah orang yang tidak pernah salat, orang yang menghiasi tubuhnya dengan tato, orang yang pekerjaannya berpesta, hura-hura, dan sebagainya. Apakah kita tidak prihatin dan khawatir dengan fenomena ini wahai rekan-rekan sekalian?

Tapi penulis pribadi masih berhusnuzan, di balik fenomena ini semoga masih ada para orang tua, pendidik, pemuda dan siapa saja yang masih peduli terhadap generasi masa depan kaum muslimin setelah ini. Ketahuilah wahai kaum muslimin, di hari kiamat nanti seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya. Mari kita simak sebuah hadis yang mengisahkan betapa cintanya mereka kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ وَأَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“Seseorang bersama orang yang ia cintai dan engkau bersama orang yang kau cintai.” Berkata Abu Isa: Hadits ini shahih.

Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran: 31)

Ayat yang mulia ini merupakan pemberi keputusan yang menentukan atas siapa saja yang mengaku dirinya mencintai Allah. Namun tidak mengikuti nabi-Nya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan sebenar-benarnya, dengan menaati dalam perintah dan larangannya, maka sesungguhnya dia adalah seorang pendusta dalam pengakuannya itu sampai dia mau mengikuti Rasulullah dengan sebenar-benarnya. (Tafsir Al Muyassar)

Ada 3 poin yang dapat kita petik dari ayat di atas:

  1. Barangsiapa yang mencintai Allah dengan sebenar-benarnya cinta, maka hendaklah ia dengan hatinya mencintai apa yang Allah cintai dan rasul-Nya, dan membenci apa yang dibenci oleh Allah dan rasul-Nya, tetapi jika ia melakukan suatu perbuatan yang menyalahi kecintaan Allah, maka sesunguhnya hal itu menandakan kurangnya cinta dalam dirinya, maka hendaklah ia bertaubat kepada Allah dan kembali menyempurnakan cintanya.
  2. Dalam penjelasan kriteria kecintaan dan kepatuhan seseorang kepada Nabi, hendaklah ia tidak melebihkan kecintaannya itu dengan amalan apapun yang belum disyari’atkan oleh beliau, seperti perbuatan bid’ah dengan maksud mencintai beliau, dan merupakan perkara yang lebih berbahaya ketika ia menyampaikan kebid’ahannya itu kepada orang lain dan mengatakan: barangsiapa yang tidak mengikuti amalan ini maka cintanya kepada Nabi telah berkurang.
  3. Pada firman Allah: { قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي }, disebutkan dengan lafazh ittiba’ yang manandakan akan kedekatan; karena salah satu dampak dari cinta seseorang terhadap orang lain adalah terwujudnya kedekatan di antara keduanya, dan kecintaan seseorang kepada Allah selalu bergantung kepada ittiba’ setiap hamba kepada Rasulullah

Kita lihat bahwa ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa salah satu tanda kita mencintai Allah adalah dengan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Hal ini berarti pula bahwa kita sebagai umat muslim wajib mencintai dan mengikuti beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan sepenuh hati lebih dari mencintai diri sendiri dan orang lain.

Dari Sahabat ‘Abdullah bin Hisyam Radhiyallahu anhu, ia berkata:

 كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِدٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ. فَقَالَ لَهُ عَمَرُ: فَإِنَّهُ اْلآنَ، وَاللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلآنَ يَا عُمَرُ.

“Kami mengiringi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar.’” (HR. Al-Bukhari, no. 6632)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.

“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api.” (HR. Al-Bukhari (no. 16), Muslim (no. 43 (67)), at-Tirmidzi (no. 2624), an-Nasa-i (VIII/96) dan Ibnu Majah (no. 4033), dari hadits Anas bin Malik Radhiyallahu anhu)

Demikianlah sedikit yang bisa penulis sampaikan. Semoga apa yang dituliskan dapat membuka mata hati kita untuk bisa berpikir dalam memilih siapa sosok yang pantas untuk menjadi panutan dan teladan bagi keluarga kita. Jangan sampai kita menyesal di hari esok, ketika anak-anak telah beranjak dewasa mereka tidak tahu kepada siapa mereka harus mencari teladan. Atau bahkan jangan sampai kita menyesal di hari kiamat kelak, karena di dunia kita telah salah memilih orang untuk kita jadikan contoh.

Semoga Allah menjadikan kita, keluarga kita, dan generasi kaum muslimin dapat menjadi orang-orang yang lebih baik dengan meneladani kehidupan Rasulullah, para sahabat, dan para alim ulama yang berjalan di atas kebenaran. Amin.

 

 

Naskah ini disampaikan pada pengajian rutin dosen dan tendik Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia hari Selasa, 12 Rabiul Awwal 1443 H/20 Oktober 2021.


Penulis: Ahmad Fathan Hidayatullah
Dosen Informatika UII

Jurusan Informatika UII menerima kiriman artikel untuk ditampilkan pada Pojok Informatika dan Pojok Dakwah. Ketentuan dan prosedur pengiriman dapat dilihat pada laman berikut.