Penggunaan Teknologi GPS Collar untuk Konservasi Satwa Liar
Perlindungan satwa liar merupakan masalah yang mendesak dan semakin mendapat perhatian di seluruh dunia. Upaya konservasi semacam itu membutuhkan pendekatan inovatif yang mengatasi tantangan dalam melindungi dan melestarikan satwa liar dan habitatnya. Salah satu upaya konservasi adalah penggunaan teknologi GPS Collar pada satwa liar yang menjadi subjek target pengamatan. GPS Collar dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk melacak, mengumpulkan data, dan mengamati perilaku satwa liar.
Penelitian dan penggunaan GPS Collar telah memberikan manfaat yang signifikan dalam konteks konservasi satwa liar. Data yang diperoleh melalui GPS Collar memungkinkan:
- pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan preferensi habitat satwa liar,
- perencanaan kawasan konservasi yang efektif,
- pemulihan populasi yang terancam punah, dan
- penegakan hukum dan perlindungan satwa liar dengan memberikan informasi real-time tentang aktivitas dan lokasi satwa liar yang terancam oleh perburuan ilegal atau perdagangan hewan liar.
Apa itu GPS Collar?
GPS Collar merupakan teknologi yang berfungsi untuk mendeteksi posisi satwa dengan prinsip GPS yang diletakkan pada bagian leher [1]. GPS Collar banyak digunakan untuk melihat pola pergerakan dan luas wilayah jelajah pada satwa-satwa dilindungi dan terancam punah seperti gajah dan harimau sumatera. Bagian-bagian pada GPS Collar terdiri dari enam buah saluran GPS receiver, modem radio untuk komunikasi data, memori non-volatile, dan pemancar VHF bebas. Data dapat diterima melalui sinyal yang menghubungkan antara GPS Collar dan PC [1]. GPS Collar menerima sinyal dari berbagai satelit yang memungkinkan perhitungan posisi secara otomatis dengan akurasi 25 m [1].
Keputusan untuk melestarikan membutuhkan justifikasi dan penilaian terkait terhadap apa yang perlu dilestarikan. Justifikasi untuk konservasi dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama mengasumsikan bahwa ada manfaat yang dapat diidentifikasi melalui konservasi. Kategori kedua didasarkan pada gagasan bahwa organisme memiliki hak untuk hidup karena mereka telah ada dalam jangka waktu yang lama [2]. Oleh karena itu, sulit untuk mendefinisikan nilai meskipun manfaat yang dapat dikenali dapat diperoleh dari keberadaan organisme tersebut. Dalam melakukan penilaian terhadap konservasi satwa liar, perlu diakui perbedaan antara nilai-nilai yang dimiliki dan ditetapkan oleh satwa liar [2]. Selain itu, perlu mempertimbangkan nilai-nilai yang mendasari sikap terhadap satwa liar, jenis satwa liar, jumlahnya, lingkungan tempat ditemukannya, dan peluang apa yang mereka berikan.
Peran Teknologi GPS Collar
Global Positioning System Collar atau GPS Collar adalah sebuah contoh teknologi yang sedang berkembang dengan cepat dan banyak digunakan oleh pengelola dan peneliti satwa liar. Selama tiga dekade terakhir, penggunaan GPS Collar semakin meningkat untuk melacak mamalia berukuran menengah hingga besar, terutama dalam pelacakan gerakan, studi penggunaan habitat, serta respons terhadap kehadiran dan aktivitas manusia di habitat satwa liar. Bahkan, di berbagai negara termasuk Indonesia, alat ini juga digunakan untuk mengawasi satwa yang telah diselamatkan setelah mengalami konflik dengan manusia. Dengan pemasangan dan fungsi yang baik, alat ini dapat memberikan informasi yang akurat tentang habitat satwa liar dalam berbagai kondisi lingkungan [2].
GPS Collar mulai digunakan untuk melacak satwa liar sejak tahun 1994. Penanda tersebut dilengkapi dengan penerima GPS internal, dan lokasi satwa yang dipasangi penanda tersebut ditentukan melalui sistem navigasi satelit Navstar. Selanjutnya, lokasi GPS dapat diunduh melalui sinyal radio VHF dan UHF [2]. Namun, saat ini, lokasi GPS dikumpulkan melalui sistem satelit lain seperti Argos, Inmarsat, Iridium, dan Globalstar [2].
Efektivitas Penggunaan GPS Collar dalam Melacak Pergerakan Satwa Liar
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa GPS Collar memberikan informasi yang akurat dan terperinci tentang pergerakan satwa liar, termasuk informasi tentang rute migrasi, jarak perpindahan, dan aktivitas sehari-hari. Hasil ini menunjukkan bahwa teknologi GPS Collar dapat menjadi alat yang ampuh untuk memantau dan memahami perilaku gerakan alami.
Penggunaan teknologi GPS Collar telah terbukti berhasil dan efektif dalam melacak pergerakan serta mengumpulkan data tentang satwa liar. Banyak studi yang menunjukkan bahwa penggunaan GPS Collar memberikan informasi yang akurat dan rinci mengenai perilaku pergerakan satwa liar, termasuk pola migrasi, penggunaan habitat, dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini memberikan bantuan bagi para peneliti dan praktisi konservasi dalam memahami serta mengelola populasi satwa liar dengan lebih efektif.
Dampak Penggunaan GPS Collar terhadap Penelitian Konservasi
Banyak penelitian menekankan manfaat penggunaan teknologi ini untuk meningkatkan pemahaman tentang isu-isu dalam konservasi satwa liar, seperti penggunaan habitat, kebiasaan makan, dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, GPS Collar juga dapat membantu mengidentifikasi area penting yang harus dilindungi dan memfasilitasi pengembangan strategi manajemen yang efektif. Namun, beberapa penelitian juga mencatat bahwa penggunaan GPS Collar dapat memiliki keterbatasan tertentu, seperti batasan pada ukuran sampel atau kebutuhan akan analisis data yang rumit.
Penggunaan GPS Collar telah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pemilihan habitat, penggunaan lahan, dan pola aktivitas satwa liar. Informasi ini membantu dalam mengidentifikasi area-area penting yang harus dilindungi dan merumuskan kebijakan konservasi yang tepat. Selain itu, GPS Collar juga telah membantu dalam melacak perilaku migrasi, menjaga populasi satwa liar, dan mengidentifikasi ancaman yang dihadapi oleh satwa liar.
Penerapan Teknologi GPS Collar pada Spesies Satwa Liar Tertentu
Beberapa penelitian lebih fokus pada penggunaan GPS Collar pada spesies yang terancam punah atau berperan penting dalam ekosistem. Misalnya penelitian tentang harimau sumatera atau gajah afrika. Hasil ini memberikan wawasan khusus tentang perilaku pergerakan dan persyaratan habitat spesies ini yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan tentang upaya konservasi spesies ini.
Tantangan dan Batasan Penggunaan GPS Collar
Walaupun penggunaan GPS Collar memberikan manfaat dalam upaya konservasi satwa liar, terdapat sejumlah tantangan dan keterbatasan terkait penggunaannya. Beberapa keterbatasan tersebut meliputi:
- Ukuran dan bobot GPS Collar yang mungkin membatasi penggunaannya pada satwa liar berukuran kecil,
- Keterbatasan kapasitas baterai yang dapat memengaruhi durasi penggunaan
- Kesulitan dalam pengumpulan dan analisis data yang dihasilkan oleh perangkat tersebut.
- Dapat mengalami kerusakan akibat kondisi lingkungan atau perilaku agresif dari satwa liar yang mengenakannya.
Referensi
[1] A. Fadhlullah, “Pergerakan dan Daerah Jelajah Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) Pasca Translokasi Berdasarkan Pemantauan dengan Kalung GPS.,” Universitas Andalas , Padang Timur, Sumatera Barat, 2021.
[2] D. Priatna, GPS collar: Sebuah Inovasi dalam Studi Satwa Liar, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2021.
Penulis (Mahasiswa S-1 Informatika UII):
- Muhammad Maulana Sahputra
- Vahri Maulana
- Yoangga Achmad Dwi Pasanjaya
\[FA]