Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
Kemerdekaan adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah ta’ala kepada umat manusia. Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Saat ini, pada 17 Agustus 2024, bangsa Indonesia telah menikmati kemerdekaan hingga 79 tahun lamanya. Kita patut bersyukur bahwa bangsa ini masih tegak berdiri hingga saat ini.
Perjuangan Menuju Kemerdekaan
Perlu kita ketahui bahwa kemerdekaan yang telah diraih bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Atas izin Allah, kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan dan pengorbanan para pahlawan demi membela serta mempertahankan tanah air. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, mensyukuri nikmat kemerdekaan bukan hanya sebatas ucapan syukur, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang mencerminkan ketaatan kita kepada Allah ta’ala.
Pentingnya Bersyukur atas Nikmat Kemerdekaan
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”(Q.S. Ibrahim: 7)
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita mengenai betapa pentingnya rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah ta’ala. Allah akan terus menambah nikmat kepada kita selama kita senantiasa bersyukur kepada-Nya. Selain itu, dari ayat di atas, Allah mengancam dengan azab-Nya yang sangat pedih apabila kita tidak mau bersyukur atas nikmat-nikmat dari-Nya.
Bersyukur atas Kondisi Saat Ini
Jika kita tengok kondisi negeri Indonesia tercinta saat ini, kita sudah sepantasnya bersyukur. Meskipun di sana-sini masih ada saja kekurangan dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki, secara umum negeri kita masih diliputi rasa aman. Kita semua tahu bahwa negara kita tidak sedang mengalami peperangan, tidak dilanda bencana alam, tidak dilanda wabah penyakit, dan tidak pula dilanda kelaparan.
Dari Ubaidillah bin Mihshan Al Anshary radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَن أصبحَ منكم آمنًا في سربِهِ ، مُعافًى في جسدِهِ عندَهُ قوتُ يومِهِ ، فَكَأنَّما حيزت لَهُ الدُّنيا
“Barangsiapa di antara kalian di pagi hari mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (H.R. Tirmidzi no. 2346 dan Ibnu Majah no. 4141)
Apabila kita renungkan hadis tersebut kemudian kita tengok kondisi negeri kita saat ini, tentulah kita akan sangat bersyukur karena seolah-olah kenikmatan dunia telah kita miliki.
Bersyukur melalui Doa
Di antara bentuk rasa syukur kita kepada Allah, hendaknya kita senantiasa berdoa kepada-Nya agar para pemimpin dan rakyatnya selalu dibimbing kepada kebenaran. Kita mohon kepada Allah agar negara Indonesia dijadikan negeri yang aman serta rakyatnya senantiasa taat kepada-Nya. Kita dapat mencontoh doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang Allah abadikan di dalam Al-Qur’an,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”” (Q.S. Ibrahim: 35)
Bersyukur melalui Amal Kebaikan
Selanjutnya, sebagai wujud rasa syukur atas nikmat kemerdekaan, kita harus mengisinya dengan amal kebaikan yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Dalam sebuah hadis, Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خيرُ الناسِ أنفعُهم للناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ibnu Hibban dan Thabrani)
Hadis di atas tentu menjadi inspirasi bagi kita agar kita dapat memberikan kontribusi positif bagi orang lain guna memajukan bangsa. Salah satu contohnya adalah dengan berbagi ilmu dan keterampilan yang kita miliki kepada orang lain. Misalnya, seorang guru yang mendedikasikan waktunya untuk mengajar dengan penuh keikhlasan. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi juga membentuk generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Kontribusi positif juga dapat diwujudkan melalui kepedulian sosial, seperti membantu mereka yang kurang mampu. Selain itu, kontribusi kecil seperti memberikan senyuman, menyapa dengan ramah, atau membantu orang tua menyeberang jalan mungkin terlihat sederhana. Namun, dampaknya bisa sangat besar dalam menciptakan suasana yang harmonis dan penuh kasih di tengah masyarakat. Dengan terus menerapkan prinsip memberi manfaat kepada orang lain dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya mempraktikkan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi juga turut serta dalam membangun bangsa yang lebih baik, sejahtera, dan beradab.
Penutup: Tindakan Nyata dalam Mensyukuri Kemerdekaan
Sebagai penutup, mensyukuri nikmat kemerdekaan tidak hanya cukup dengan mengucapkan rasa syukur, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang bermanfaat. Sebagai umat Islam dan warga negara yang baik, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan ini dengan amal yang membawa kebaikan bagi diri sendiri, masyarakat, dan negara. Dengan begitu, kita tidak hanya berterima kasih kepada Allah ta’ala, akan tetapi juga menghargai pengorbanan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan kita.
Semoga Allah ta’ala senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang bersyukur dan memberikan manfaat bagi sesama. Semoga Indonesia menjadi bangsa yang terus maju, bermartabat, adil, dan makmur. Merdeka!!
Ahmad Fathan Hidayatullah
Sleman, Yogyakarta
Sabtu, 17 Agustus 2024 M/Safar 13, 1446 H