Pada hari Selasa, 1 Juli 2025, Jurusan Informatika FTI UII menyelenggarakan seminar bertema “How to Become an SAP Consultant: Your Path to a Rewarding Career in Enterprise Software” di Auditorium FTI UII. Seminar ini menghadirkan Mas Aris Muda, S.Kom., seorang SAP ABAP Consultant yang juga merupakan alumni Informatika UII angkatan 2005.

 

Seminar ini diusung oleh Dr. Nur Wijayaning R., dan dibuka dengan sambutan oleh Bapak Dhomas Hatta Fudholi, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Informatika Program Sarjana. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya seminar ini, serta mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan momen ini sebagai ajang belajar dari alumni yang telah terjun langsung ke industri enterprise. Beliau juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap sistem yang terintegrasi dalam sebuah perusahaan.

 

Apa Itu SAP dan Kenapa Penting di Dunia Kerja?

Mas Aris membuka sesi pemaparannya dengan memperkenalkan perjalanan kariernya di dunia SAP sejak tahun 2010, bekerja di berbagai perusahaan seperti ABYOR International, NTT Data Business Solutions Indonesia, dan kini di Accenture.

Beliau kemudian menjelaskan pengertian Enterprise Resource Planning (ERP) sebagai sistem perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan menyatukan berbagai proses penting dalam sebuah perusahaan. Proses tersebut meliputi manajemen keuangan, sumber daya manusia, pengelolaan proyek, serta kegiatan manufaktur. Menurut Mas Aris, ERP berperan penting dalam mengurangi pekerjaan manual, meningkatkan efisiensi kerja, serta memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data yang lebih akurat.

Salah satu sistem ERP paling banyak digunakan di dunia industri saat ini adalah SAP. Sudah ribuan perusahaan skala besar hingga multinasional menggunakan SAP untuk membantu mereka menjalankan operasional harian. Karena itu, kebutuhan akan tenaga ahli SAP, seperti consultant dan developer, terus meningkat, menjadikan bidang ini sebagai salah satu jalur karier yang menjanjikan di dunia kerja modern.

 

Jenis-Jenis Konsultan SAP: Mana yang Cocok Buat Kamu?

Dalam sesi penjelasannya, Mas Aris memaparkan bahwa dunia SAP tidak hanya menawarkan satu jalur karier, melainkan terbagi menjadi beberapa tipe consultant dengan peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Mas Aris juga menjabarkan berbagai tipe konsultan SAP, yaitu:

  • Functional Consultant, yang berfokus pada kebutuhan dan proses bisnis.
  • Technical Consultant, yang menangani sisi teknis seperti pemrograman (contohnya ABAP), instalasi sistem, dan integrasi.
  • Hybrid & Specialized, yaitu konsultan dengan gabungan keahlian atau spesialisasi khusus seperti cloud, keamanan, atau industri tertentu.

 

Mau Jadi SAP Consultant? Ini Skill yang Harus Kamu Kuasai!

Setelah menjelaskan peran dan jenis konsultan SAP, Mas Aris melanjutkan sesi dengan membagikan panduan praktis bagi siapa saja yang ingin meniti karier sebagai SAP Consultant. Menurutnya, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh para calon SAP Consultant, antara lain:

  • Semangat untuk terus belajar
    Dunia SAP terus berkembang, sehingga penting bagi seorang SAP Consultant untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi dan modul terbaru.
  • Kemampuan berkomunikasi yang jelas dan baik
    Konsultan harus mampu menjelaskan solusi teknis kepada klien non-teknis dengan cara yang mudah dipahami, agar tidak terjadi miskomunikasi dalam implementasi.
  • Pemahaman terhadap proses bisnis
    Solusi SAP tidak cukup hanya dari sisi teknis. Seorang SAP Consultant harus bisa memahami proses bisnis klien agar solusi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
  • Sikap profesional dalam bekerja
    Seorang SAP Consultant harus mampu bekerja dalam tim dan menyelesaikan proyek tepat waktu. Menjaga kepuasan klien juga menjadi bagian penting dari pekerjaan ini.

 

Dapat disimpulkan bahwa melalui seminar ini, Mas Aris tidak hanya membagikan pengalaman kerja profesionalnya, tetapi juga memberikan inspirasi sekaligus panduan praktis bagi mahasiswa yang ingin meniti karier di bidang teknologi sistem informasi berskala besar. Dengan pemahaman yang sudah diberikan, mahasiswa Informatika UII diharapkan bisa lebih siap dan semangat untuk mengembangkan kemampuannya di bidang enterprise.

Oleh: Ahmad Fathan Hidayatullah, S.T., M.Cs., Ph.D.

AI Mengubah Lanskap Pendidikan

Perkembangan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia secara signifikan. Teknologi ini menghadirkan kemudahan, kecepatan, dan efisiensi dalam banyak aktivitas. Beragam AI tools hadir, seperti ChatGPT dari OpenAI, Copilot dari Microsoft Bing, Gemini (sebelumnya Google Bard), dan Claude dari Anthropic.

ChatGPT, sebagai salah satu platform AI paling populer, telah menjadi alat bantu yang sangat fleksibel dalam pendidikan. Dengan kemampuan memahami konteks, menjawab pertanyaan, dan menyusun teks secara koheren, ChatGPT mampu mendampingi pendidik dalam menyiapkan materi pelajaran, mengembangkan soal, serta memberikan umpan balik atas tugas. Bagi siswa, ChatGPT juga menjadi asisten belajar yang mampu menjelaskan topik pelajaran, memecah konsep sulit menjadi lebih sederhana, bahkan membantu menyusun draf tugas dengan cepat dan terstruktur.

AI Sebagai Mitra Pendidik dan Peserta Didik

Dalam konteks pendidikan, AI menawarkan beragam kemudahan yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas proses belajar mengajar. Bagi pendidik seperti guru dan dosen, AI dapat membantu dalam merancang materi pembelajaran yang lebih terstruktur, membuat soal evaluasi berdasarkan level kognitif tertentu (misalnya taksonomi Bloom), hingga mengoreksi tugas secara otomatis dengan analisis berbasis rubrik. AI juga mampu memberikan saran penyempurnaan materi atau metode penyampaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, terutama dalam pembelajaran daring dan adaptif.

Adapun bagi peserta didik, keberadaan tools AI dapat berperan sebagai mitra belajar yang tanggap dan fleksibel. AI mampu merespons pertanyaan, menyederhanakan informasi kompleks, serta memvisualisasikan ide dalam bentuk teks, diagram, atau kode. Hal ini sangat membantu siswa dalam memahami konsep abstrak atau teknis dengan lebih cepat dan mendalam. Selain itu, AI juga dapat digunakan sebagai alat bantu brainstorming dalam membangun ide kreatif. Misalnya, saat siswa diminta untuk menulis esai, membuat proyek inovatif, atau menyusun skrip presentasi, AI dapat memunculkan berbagai sudut pandang, contoh kasus, bahkan mengusulkan struktur penulisan yang logis. Kemampuan ini sangat bermanfaat dalam mendorong kreativitas siswa dan menghindari kebuntuan ide (writer’s block).

Sentuhan Pendidik Tidak Akan Tergantikan

Read more

Oleh: Ahmad Fathan Hidayatullah, S.T., M.Cs., Ph.D.

Dalam kurun lima tahun belakangan, Large Language Models (LLMs) telah menjadi sorotan utama dalam perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Keberadaannya mendorong perubahan besar dalam cara manusia berinteraksi dengan mesin. Interaksi manusia dengan mesin kini tidak lagi terbatas pada perintah sederhana, tetapi sudah menyerupai percakapan layaknya komunikasi sehari-hari. LLMs merupakan salah satu inovasi paling signifikan dalam pengembangan AI (Artificial Intelligence), khususnya dalam bidang natural language processing (NLP). Model ini memungkinkan mesin untuk memahami, mengolah, dan menghasilkan bahasa manusia dengan tingkat kecanggihan yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Apa Itu Large Language Models?

Large Language Models (LLMs) merupakan suatu model bahasa yang digunakan sebagai foundation models yang dirancang untuk dapat memahami dan menghasilkan bahasa manusia secara alami. Model ini dilatih menggunakan kumpulan data teks dalam skala besar. Data teks yang digunakan berasal dari miliaran kata yang diperoleh dari berbagai sumber seperti artikel berita, buku, forum daring, dokumen akademik, dan percakapan sehari-hari. 

Berbeda dengan pendekatan tradisional yang membutuhkan data berlabel, LLMs menggunakan metode self-supervised learning, yaitu teknik pelatihan di mana model belajar secara mandiri mengenali pola bahasa tanpa perlu pelabelan atau anotasi secara manual. Proses pelatihan ini memungkinkan model memahami struktur, makna, dan konteks bahasa secara menyeluruh.

Mengapa Disebut “Large”?

Read more

Penulis: Andhika Giri Persada (Dosen Informatika UII)

Saat ini, topik User Experience (UX) cukup populer diambil sebagai topik tugas akhir mahasiswa. Sayangnya, banyak dari mereka ‘hanya’ fokus membuat antarmuka yang menarik tanpa memikirkan apa sebenarnya kebutuhan pengguna. Berhasil membuat antarmuka yang menarik tidaklah salah, tetapi itu belum cukup. Dalam bahasa Indonesia, user experience artinya pengalaman pengguna. Esensi dari pengelaman pengguna adalah proses saat pengguna mengoperasikan aplikasi dan mencoba menyelesaikan tugas. Proses cara pengguna memahami, memproses, dan mengambil keputusan, sangat krusial dalam menciptakan pengalaman yang efektif dan bermakna. Itulah proses kognitif dalam perancangan UX.

Menjelajahi Framework Norman

Don Norman, seorang pakar UX, memperkenalkan framework emosional yang mencakup tiga level pengalaman: visceral, behavioral, dan reflective. Visceral mengacu pada reaksi spontan saat pertama kali pengguna berinteraksi dengan desain, atau disebut impresi awal. Behavioral menekankan fungsi dan kegunaan dalam menyelesaikan tugas. Reflective mengukur dampak jangka panjang terhadap emosi dan kesan pengguna. Tahap ini yang menentukan apakah produk potensial digunakan pengguna dalam jangka panjang.

Sebagai ilustrasi, pada fase visceral, pengguna akan tertarik pada tampilan antarmuka yang menarik. Jika antarmuka menarik, potensi pengguna untuk mengeksplorasi lebih lanjut menjadi lebih besar. Saat pengguna mengeksplorasi, semisal alur rumit, informasi tertentu sulit ditemukan, pengguna akan segera kehilangan minat (fase behavioral). Terakhir pada fase reflective, pengguna dapat merenungkan apakah aplikasi tersebut benar-benar dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah atau tidak. Jika tidak, tinggal cari aplikasi lain yang lebih baik.

Tren Tugas Akhir: Terjebak ‘Hanya Fokus’ di Prototyping

Read more

Bayangkan, kita sedang menjadi seorang programmer di sebuah perusahaan rintisan (startup) teknologi. Proyek baru sudah berjalan selama beberapa minggu dan sekarang waktunya untuk merilis fitur-fitur terbaru kepada pengguna. Semuanya terlihat lancar: fitur-fitur sudah selesai, kode telah dirilis, dan aplikasi siap digunakan. Namun, dua hari setelah peluncuran, seorang pengguna melaporkan masalah: aplikasi sering mengalami crash ketika tombol “Checkout” ditekan. Tim panik dan harus segera mencari penyebabnya. Setelah menghabiskan berjam-jam memeriksa log dan kode, ternyata masalahnya ada pada satu baris kode yang gagal menangani input kosong.

Bug ini seharusnya bisa dicegah jika kita telah menulis dan menjalankan unit testing.

Apa itu unit testing?

Unit testing adalah pengujian pada unit terkecil dari kode, biasanya berupa fungsi atau metode, untuk memastikan program bekerja sesuai harapan. Dengan unit testing, setiap bagian kode diuji satu per satu secara terisolasi.  Jadi, jika kita membuat program yang terdiri dari 100 method, paling sedikit kita harus menulis 100 method unit testing. Pada kenyataannya, sebagian besar tim tidak sempat menulis unit test karena terburu-buru mengejar deadline. Akhirnya, bug ditemukan oleh pengguna dan merusak reputasi tim. Ini adalah masalah umum yang dihadapi banyak tim pengembang.

Mengapa unit testing penting untuk dilakukan?

Read more

Oleh: Dr. D.

Sang Superhero

Generative AI (AI Generatif), selanjutnya disebut Gen AI, adalah kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang dirancang dan dilatih untuk menciptakan konten baru berdasarkan pola yang dipelajari dari data sebelumnya. Berbeda dengan AI tradisional yang fokus pada analisis atau klasifikasi, Gen AI memiliki kemampuan untuk berkreasi, menjadikannya alat yang sangat potensial dalam mendorong inovasi.

Gen AI dibangun dan bekerja dengan memanfaatkan arsitektur model Deep Learning, seperti Generative Adversarial Networks (GANs), Variational Autoencoders (VAEs), atau Transformers. Model ini dilatih menggunakan data latih dalam jumlah yang sangat besar. Model akan berusaha untuk memahami pola dan struktur data. Dengan memahami pola dan struktur data tersebut, model ini akan mampu menghasilkan berbagai jenis konten, seperti teks, gambar, audio, video, hingga kode program.

Kapabilitas Gen AI

Generasi Teks Read more

Internet of Things (IoT) adalah teknologi revolusioner yang menghubungkan berbagai perangkat fisik ke jaringan internet, memungkinkan komunikasi antar perangkat tanpa campur tangan manusia. Konsep ini telah membuka peluang baru dalam berbagai bidang, salah satunya adalah pengembangan kota pintar atau smart city. Kota pintar menggunakan teknologi IoT untuk meningkatkan efisiensi layanan publik, memantau kondisi kota secara real-time, serta meningkatkan kualitas hidup penduduknya. Dengan memanfaatkan data dari sensor dan perangkat IoT yang tersebar di seluruh kota, pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman.

Pemanfaatan IoT dalam Infrastruktur Kota Pintar

Di dalam smart city, IoT memainkan peran kunci dalam mengelola infrastruktur kota secara lebih efisien. Salah satu implementasi utamanya adalah dalam sistem manajemen lalu lintas pintar. Melalui penggunaan sensor dan kamera yang terhubung ke jaringan IoT, data lalu lintas dapat dipantau secara real-time untuk mengidentifikasi kemacetan dan mengelola aliran kendaraan dengan lebih baik. Lampu lalu lintas yang berbasis IoT dapat diatur secara dinamis untuk merespons situasi lalu lintas yang berubah-ubah, membantu mengurangi kemacetan, dan waktu perjalanan. Selain itu, lampu jalan yang dilengkapi sensor cahaya dan gerak memungkinkan penghematan energi dengan menyesuaikan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan. Implementasi teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi biaya operasional dan konsumsi energi kota.

IoT dalam Pengelolaan Lingkungan dan Energi

Read more

Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, banyak alat-alat terbuat, termasuk virtual reality (VR). Virtual Reality adalah simulasi kenyataan dengan bantuan 3D near-eye displays dan pose tracking untuk membuat user mempunyai pengalaman yang immersive. Biasanya, virtual reality digunakan untuk gim, edukasi, keamanan/pelatihan militer, bisnis, dan medis.

Saat ini, virtual reality masih menggunakan headset dan multi-projected environment untuk memberikan sensasi keberadaan fisik di dunia virtual. Seseorang dengan alat virtual reality bisa melihat dunia virtual dan berinteraksi dengan objek virtual. Virtual reality biasanya mempunyai auditory dan video feedback. Namun, terkadang ada tipe sensori yang lain dan feedback melewati haptic teknologi.

Dalam artikel ini, saya akan membahas pengunaan virtual reality di bidang medis bagi penyandang disabilitas. Bagaimana virtual reality dapat membantu para penyandang disabilitas?

Penggunaan virtual reality untuk membantu penyandang disabilitas

Di dunia VR, pengguna diwakili oleh sebuah avatar diri. Avatar ini memiliki satu keunggulan bagi penyandang disabilitas: tubuh virtual yang sepenuhnya fungsional. Dengan avatar ini, penyandang disabilitas dapat merasakan kebebasan bergerak, sekaligus bersosialisasi dengan pengguna lain dari berbagai penjuru dunia.

Selain itu, VR dapat digunakan untuk rehabilitasi. Pakar telah merancang skenario dan lingkungan khusus dalam VR untuk membantu penyandang disabilitas melatih keterampilan mereka dalam bermasyarakat. Fungsi dalam melakukan skenario tersebut adalah untuk melatih mereka sebelum kembali ke masyarakat lagi. Teknologi ini juga membantu mengevaluasi desain bangunan, memastikan aksesibilitasnya bagi penyandang disabilitas. Dengan skenario tersebut, penyandang disabilitas dapat beradaptasi dengan tempat-tempat yang akan mereka kunjungi.

Virtual reality untuk penyandang low vision

Read more

Di era internet ini, teknologi kecerdasan buatan (AI) terus mengalami perkembangan pesat dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satunya dalam bidang pendidikan. ChatGPT adalah salah satu bentuk aplikasi AI yang sangat populer di kalangan mahasiswa karena mampu memberikan jawaban cepat atas berbagai pertanyaan, termasuk yang berkaitan dengan agama. Mahasiswa dapat memperoleh informasi secara cepat tentang konsep dasar agama Islam, mulai dari penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an, hadis, hingga sejarah Nabi Muhammad dan rukun iman serta rukun Islam. Kecepatan dan kemudahan ini menawarkan solusi praktis bagi mahasiswa yang sibuk, yang seringkali membutuhkan informasi tanpa harus mengalokasikan waktu khusus untuk bertanya langsung kepada guru atau ulama.

Keterbatasan ChatGPT dalam Memahami Agama

Namun, meskipun ChatGPT dapat membantu memahami dasar-dasar agama, kita perlu memahami bahwa teknologi ini hanyalah alat, bukan guru atau ulama yang sesungguhnya. ChatGPT bekerja dengan merespons berdasarkan data yang diprogramkan, tanpa memiliki kemampuan untuk memahami agama secara mendalam atau memberikan interpretasi kontekstual. Dengan kata lain, ChatGPT tidak bisa menggantikan peran guru atau ulama dalam memberikan pemahaman agama yang bersandar pada sanad keilmuan yang terpercaya. Sebagai contoh, saat ditanya tentang tafsir mendalam atau konteks spesifik dalam ayat Al-Qur’an atau hadis, ChatGPT mungkin hanya memberikan jawaban yang terbatas pada informasi dasar atau pengertian umum, tanpa bisa menangkap substansi makna atau hikmah yang seharusnya dipahami dari sumber tersebut.

Peran Guru dalam Pendidikan Agama

Pengalaman saya sebagai musyrif dalam program pesantrenisasi Fakultas Teknologi Industri menguatkan hal ini. Selama mengajar, saya menyadari bahwa banyak mahasiswa lebih memilih bertanya langsung kepada ChatGPT untuk memahami masalah-masalah agama daripada bertanya kepada guru atau mencari referensi dari ulama yang terpercaya. Hal ini jelas bertentangan dengan prinsip dasar dalam Islam, yang mengajarkan bahwa mencari ilmu agama sebaiknya dilakukan melalui perantara guru yang memiliki sanad keilmuan. Belajar agama secara langsung kepada guru merupakan praktik yang telah menjadi tradisi dalam pendidikan Islam dan bertujuan untuk memastikan bahwa ilmu yang diperoleh tidak hanya akurat, tetapi juga memiliki panduan moral yang jelas. Read more

anak bermain cocomelon

Di era digital saat ini, video entertainment telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak balita. Salah satu contoh populer adalah video dari content creator bernama Cocomelon, sebuah seri animasi yang memberikan lagu-lagu sederhana nan menarik, yang mampu memikat perhatian anak-anak. Banyak orang tua yang menggunakan video ini sebagai sarana untuk menenangkan anak mereka, terutama saat anak mulai rewel atau bosan. Namun, di balik manfaatnya yang terlihat, ada sisi yang patut diwaspadai.

Manfaat Video Entertainment untuk Anak Balita

Tidak bisa dipungkiri bahwa video hiburan seperti Cocomelon memiliki sejumlah manfaat bagi balita. Konten edukatif yang menyenangkan membuat anak-anak bisa belajar hal-hal dasar seperti angka, huruf, warna, dan bahkan nilai-nilai moral sederhana. Melalui lagu-lagu ceria dan visual yang berwarna-warni, anak-anak menjadi lebih mudah untuk terlibat dan tertarik. Selain itu, video ini seringkali menjadi penyelamat bagi para orang tua, terutama ketika anak mulai rewel. Anak-anak yang menonton video ini cenderung lebih tenang sehingga orang tua mendapatkan waktu sejenak untuk mengurus hal-hal lain.

Namun, apakah manfaat ini sepadan dengan risiko yang dihadirkan?

Dampak Negatif dari Ketergantungan pada Video Entertainment

Read more