Peran ChatGPT dalam Pembelajaran Kuliah

chatgpt

ChatGPT memiliki peran penting dalam pembelajaran kuliah. Dengan aksesibilitas dan fleksibilitasnya, mahasiswa dapat dengan mudah mengakses ChatGPT kapan saja dan di mana saja melalui perangkat komputer atau ponsel pintar. Hal ini memberikan fleksibilitas yang tinggi sehingga mahasiswa dapat memperoleh bantuan dan sumber daya pembelajaran tanpa harus terikat pada jadwal kuliah atau lokasi tertentu. Selain itu, ChatGPT juga menyediakan bantuan personalisasi, sesuai dengan kebutuhan individu mahasiswa.

Apa itu ChatGPT?

ChatGPT (Generative Pre-trained Transformer) adalah sebuah model berbasis kecerdasan buatan yang menggunakan arsitektur transformer untuk menghasilkan teks responsif dalam format percakapan. Model ini dilatih menggunakan metode pembelajaran mesin yang dalam dan menganalisis data teks yang sangat besar. ChatGPT dapat menjawab pertanyaan, memberikan penjelasan, dan berinteraksi dengan pengguna dalam percakapan yang alami (OpenAI, 2021).

Manfaat ChatGPT dalam Pembelajaran Kuliah

Dengan kemampuannya dalam memberikan informasi yang sangat luas, ChatGPT dapat memberikan jawaban yang komprehensif dan mendalam terhadap suatu pertanyaan mahasiswa. Selain itu, ChatGPT juga memungkinkan mahasiswa untuk belajar mandiri dan mengambil inisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan respon instan dan relevan, mahasiswa dapat menghemat waktu dan meningkatkan efisiensi belajar mereka. Namun, meskipun ChatGPT memiliki peran yang signifikan, penting untuk menggabungkannya dengan interaksi manusia yang nyata, seperti interaksi dengan dosen dan teman sekelas, untuk mengembangkan keterampilan kolaboratif, kritis, dan sosial yang penting dalam pembelajaran yang komprehensif.

Bantuan Sumber Daya Pembelajaran

Peran ChatGPT dalam memberikan bantuan dan sumber daya pembelajaran kepada mahasiswa adalah sebagai alat yang dapat memberikan respons dan informasi secara instan. Mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan atau mencari bantuan melalui ChatGPT untuk mendapatkan bimbingan, materi pembelajaran, atau referensi yang relevan. Hal ini membantu meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan sumber daya pembelajaran yang dibutuhkan oleh mahasiswa. ChatGPT cenderung lebih baik dalam menangani pertanyaan dan permintaan yang jelas dan spesifik (Ramadhan, dkk., 2023).

Fleksibilitas dalam Pembelajaran

Penggunaan ChatGPT memiliki dampak positif terhadap aksesibilitas dan fleksibilitas pembelajaran kuliah. Dengan adanya ChatGPT, mahasiswa dapat mengakses sumber daya pembelajaran kapan saja dan di mana saja. Mereka tidak terbatas pada waktu dan tempat tertentu untuk mencari informasi atau mendapatkan bantuan. Ini memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel sesuai dengan jadwal dan kebutuhan individu mahasiswa (Rachbini, dkk., 2023).

Belajar Menjadi Lebih Cepat

Penggunaan ChatGPT dapat meningkatkan efisiensi belajar mahasiswa melalui respons instan dan penyelesaian masalah secara waktu sebenarnya. Mahasiswa tidak perlu menunggu waktu untuk bertanya kepada dosen atau mencari sumber daya sendiri. Dengan menggunakan ChatGPT, mereka dapat dengan cepat mendapatkan jawaban atau panduan yang mereka butuhkan. Hal ini memungkinkan penghematan waktu dan energi yang dapat dialokasikan untuk kegiatan belajar lainnya (Sholihatin, dkk., 2023).

Pembelajaran yang Lebih Mendalam

Penggunaan ChatGPT dapat memberikan pengayaan pembelajaran yang lebih luas dalam konteks pembelajaran kuliah. Selain memberikan informasi dasar, ChatGPT juga dapat menyediakan penjelasan lebih mendalam, contoh kasus, atau bahkan diskusi tentang topik yang lebih kompleks. Mahasiswa dapat memperluas pemahaman mereka dengan mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam atau meminta contoh aplikasi nyata. Hal ini memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif dan menyeluruh (Ramadhan, dkk., 2023).

Ancaman dari ChatGPT bagi Pendidikan

Salah satu ancaman ChatGPT di bidang pendidikan adalah plagiarisme. Originalitas di bidang pendidikan sangat dijunjung tinggi dan plagiarisme sendiri dapat dikatakan sebagai tindakan kejahatan akademik. Ketika seseorang menggunakan ChatGPT untuk membuat sebuah karya tulis tanpa parafrase, tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai plagiarisme. Apabila dilakukan terlalu sering, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan berpikir mendalam, kreatif, dan logis untuk memecahkan suatu masalah. Dampak lainnya adalah dapat memicu berkurangnya minat untuk belajar secara mandiri atau otodidak sehingga penggunanya memiliki ketergantungan untuk mencontek bahkan pada saat ujian. Plagiarisme dalam bidang pendidikan yang dilakukan terus-menerus dapat mengurangi kemampuan orang tersebut untuk bertindak secara inovatif dan orisinil dalam belajar (Fal, 2023).

Referensi


Penulis (Mahasiswa S-1 Informatika UII):

  • Aldi Sri Laksono
  • Alif Putra Hermawan
  • Lalu Ahmad Naufal Gina Gahara
  • Zakky Rabbani

[/FA]