Tim Kolaborasi Mahasiswa Informatika dan Psikologi UII Mengikuti Konferensi di Malaysia
Pada tanggal 8-12 Februari 2018 lalu, telah dilaksanakan konferensi tingkat ASEAN yaitu Regional Conference on Student Activism (RECONSA) di Malaysia. Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini, salah satu tim yang terdiri dari 2 mahasiswa Teknik Informatika dan 1 mahasiswa Psikologi berhasil mewakili UII sebagai delegasinya.
Mereka adalah Assyifa Narulita (Teknik Informatika 2016), Sandy Vrianda (Teknik Informatika 2016), dan Lisda Mukaramah (Psikologi 2016).
RECONSA merupakan konferensi pelajar/mahasiswa ASEAN yang merujuk pada kegiatan volunteer dan diadakan setiap tahun oleh Universiti Teknologi Petronas Malaysia. Tema yang diangkat RECONSA pada tahun ini adalah “Going Beyond Future”. Untuk mengikuti konferensi ini, setiap tim perlu mendaftar dan mengirimkan abstraknya terlebih dahulu. Kemudian jika abstrak dinyatakan lolos, tim akan diminta untuk mengirimkan makalah untuk diseleksi lagi. Tim yang makalahnya terpilih diundang untuk mempresentasikan makalah yang diajukan.
Adapun masalah yang diangkat oleh tim ini berkaitan dengan dunia psikologi, dengan judul makalah “KEENLY as an Online Psychological Disorder Application”. Pada umumnya, seseorang yang memiliki masalah psikologis biasanya akan mendiagnosis dirinya sendiri hanya berdasarkan apa yang ditemukan di internet. Sementara itu, sesi konsultasi dengan psikolog membutuhkan dana yang lumayan besar sehingga tak jarang orang-orang mengabaikan masalah psikologis mereka dan lama-kelamaan hal ini menjadi penyakit yang serius. Solusi yang tim ini tawarkan adalah suatu aplikasi berbasis Android yang memiliki fitur untuk mendeteksi masalah psikologi yang dialami oleh pengguna dengan menjawab beberapa pernyataan seperti psikotes. Kemudian pengguna akan mendapatkan hasil dan cara penanggulangannya (self-treatment). Tidak hanya itu, aplikasi ini juga memberikan media informasi mengenai masalah psikologis yang sering dialami oleh kebanyakan orang. Target aplikasi ini adalah remaja dengan rentang usia antara 15-24 tahun.
Tim ini berharap agar aplikasi ini benar-benar bisa dikembangkan lebih lanjut agar dapat membantu orang-orang yang memiliki masalah psikologis sehingga permasalahan bisa ditanggulangi secara cepat dan tepat sebelum menjadi masalah yang serius dan nantinya akan sulit ditangani. (Syifa)