Dalam perjalanan kehidupan kita, istikamah memegang peranan penting dalam setiap bidang kehidupan. Salah satunya menjadi kunci utama dalam menjaga konsistensi dalam belajar. Hal ini sesuai dalam konteks bidang Informatika yang berubah dan berkembang dengan begitu pesat. Dengan tingginya laju inovasi dan perkembangan teknologi, istikamah menjadi landasan dalam belajar informatika.

Istikamah, berasal dari lafad “istaqoma”, secara harfiah berarti berusaha berdiri secara tegap. Dalam konteks Islam, istikamah mengacu pada sikap teguh pendirian dan konsistensi dalam menjalankan ajaran agama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istikamah berarti memiliki sikap teguh dalam pendirian dan konsisten. Istikamah berfungsi sebagai pencegah agar kita, sebagai muslim, tidak tergoda oleh perilaku maksiat dan tidak menyalahi Allah Swt. setelah beriman.

Istikamah sangat dicintai oleh Allah Swt., sebagaimana sabda Rasulullah saw.: Read more

Setiap manusia mendambakan kehidupan yang sukses dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Bagi umat Islam, konsep kesuksesan tidak hanya diukur dengan pencapaian materi semata, tetapi juga dengan kebahagiaan akhirat yang hakiki. Kunci untuk meraih kesuksesan di kedua alam ini terletak pada pemahaman yang benar tentang rezeki dalam Islam.

Apa Itu Rezeki yang Luas?

Dalam Islam, rezeki mempunyai arti yang lebih mendalam daripada sekadar harta benda atau materi. Rezeki mencakup segala sesuatu yang yang memiliki manfaat untuk hidup manusia, baik manfaat fisik maupun nonfisik, seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, keturunan, dan kebahagiaan.

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلُّ شَيْءٍ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Dan tidak ada satu pun makhluk di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua itu tertulis dalam kitab yang jelas.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. adalah Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang mencurahkan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Rezeki tidak hanya terbatas pada hal-hal yang kasat mata, tetapi juga mencakup hal-hal yang tidak terlihat, seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, dan kebahagiaan.

Usaha dan Tawakal: Dua Pilar Penting

Read more

Bulan Ramadan telah usai, meninggalkan banyak kenangan indah dan pahala yang berlimpah. Meski Ramadan sudah berlalu, semangat beribadah sebaiknya tetap kita jaga. Salah satu amalan yang dianjurkan setelah Ramadan adalah puasa Syawal. Di tengah riuhnya perayaan Idul Fitri, puasa Syawal menjadi momen untuk mendekat kepada Allah Swt. dan mengumpulkan pahala lebih.

Meski hanya puasa sunnah, puasa Syawal punya keutamaan yang sangat berharga. Bagi yang ingin menyempurnakan ibadah Ramadan, puasa Syawal adalah kesempatan bagus untuk menambah pahala.

Puasa Syawal ini memang istimewa. Dikenal juga sebagai puasa Enam, puasa ini menawarkan manfaat yang signifikan bagi umat Islam. Dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri, tepatnya di bulan Syawal, kita dianjurkan berpuasa selama enam hari. Puasa ini bisa dilakukan berturut-turut atau diselingi hari lain.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Siapa yang berpuasa Ramadan, lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim).

Hadis ini menunjukkan betapa besarnya pahala puasa Syawal.

Dilaksanakan selama Enam Hari

Untuk menjalankan puasa Syawal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: Read more

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, dunia maya telah menjadi ladang baru dalam menyebarkan dakwah Islam. Banyak tantangan dan peluang baru muncul di sini, mengingat pengaruh yang luas dari media sosial dan internet dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita dapat memanfaatkan era digital ini untuk menyebarkan ajaran Islam dengan baik?

Tantangan Dakwah di Era Digital

Salah satu tantangan utama dalam dakwah di era digital adalah keberagaman informasi yang tersebar luas di internet. Informasi yang tidak terverifikasi dengan benar dapat menyesatkan pemahaman agama dan memecah belah umat. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai umat Islam untuk menjadi pembaca yang kritis dan bijak. Sebelum menyebarkan informasi, kita perlu memastikan kebenaran dan kesahihan dari sumbernya.

Selain itu, kita juga dihadapkan pada tantangan untuk menjaga akhlak dan etika dalam berinteraksi di dunia maya. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 87,  Read more

Setiap manusia pasti memiliki banyak kegiatan yang membuat mereka pada akhirnya lelah. Setelah melakukan kegiatan yang melelahkan, manusia butuh istirahat di malam hari. Pada dini hari, sebagai manusia yang beragama Islam, ada satu kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu salat Subuh. Setelah salat Subuh, beberapa orang memilih tidur kembali karena masih lelah setelah melakukan banyak kegiatan di hari sebelumnya. Ada beberapa lainnya yang tidak tidur setelah salat Subuh. Tidur memang sangat penting untuk memulihkan energi dan menjaga keseimbangan tubuh. Namun, sebagai seorang muslim, ada beberapa anjuran untuk tidak tidur setelah Subuh. 

Menurut hukum taklifi, tidur setelah salat Subuh adalah makruh dan sangat tidak baik, kecuali ada udzur atau mengalami sakit yang mengharuskan untuk tetap beristirahat. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Seusai salat fajar (Subuh), janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki.” (HR. Thabrani). Hadits ini menjelaskan bahwa kita harus menyiapkan diri dengan tidak kembali tidur untuk menyambut pagi hari yang telah Allah janjikan keberkahan di dalamnya. Tentunya, anjuran tidak tidur setelah Subuh memiliki beberapa alasan. 

1. Hilangnya Keberkahan

Read more

Saat ini kaum muslim di dunia telah memasuki bulan Syawal setelah menjalani ibadah puasa bulan Ramadan satu bulan lamanya. Bulan Syawal bisa dikatakan sebagai bulan penanda kemenangan bagi umat Islam. Banyak amalan dan keutamaan yang dapat dilakukan selama bulan Syawal ini.

Perjuangan dalam mempertahankan ibadah bulan Ramadan pada masa kini tentulah tidak jauh lebih berat jika dibandingkan pada zaman Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam. Dijelaskan di suatu masa, di tahun kelima hijrah, Rasulullah memimpin langsung salah satu perang, bernama Perang Khandaq. Perang ini terjadi pada bulan Syawal. Perang ini termasuk perang yang berat karena jumlah pasukan muslim pada masa tersebut masih sedikit. Ada riwayat yang menjelaskan bahwa kaum muslimin berjumlah 3.000 pasukan, sedangkan kaum musyrikin 10.000 pasukan. Pada perang ini, kaum musyrikin terdiri dari lima kabilah yang bersekutu, yaitu Quraisy, Bani Sulaim, Ghathafan, Bani Murrah, dan Asyja’.1 Hal tersebut menjadikan pasukan kaum musyrikin berjumlah sangat banyak. Maka dari itu, dalam Al-Qur’an, Perang Khandaq dinamakan pula Perang Ahzab karena terdiri dari beberapa kaum kabilah.

Seringkali Allah ‘azza wa jalla menurunkan mukjizat kepada nabi dan rasul pada situasi yang sulit sehingga dapat menjadi solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi umat-Nya. Berikut adalah beberapa mukjizat Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam selama Perang Ahzab: Read more

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ.


اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

 “Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.” (Q.S. Ad-Dukhan [44: 3])

Tidak dapat disangkal bahwa turunnya Al-Qur’an merupakan salah satu tonggak sejarah yang mengubah dunia. Perubahan tersebut diyakini sebagai perubahan dari sebuah zaman jahiliah (kebodohan) menuju zaman yang penuh dengan cahaya (ilmu). Zaman tersebut disebut zaman kebodohan bukan karena orang-orang pada saat itu bodoh dan tidak bisa melakukan apapun. Namun, karena orang-orang pada saat itu tidak bisa membedakan antara yang haq (benar) dan yang bathil (salah). Menyembah berhala, membunuh bayi perempuan, berjudi, mengonsumsi khamr (minuman keras) pun menjadi kebiasaan orang di zaman itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang prihatin dengan kondisi tersebut kemudian menyepi dan bertafakur mengenai kondisi kaumnya. Pada saat itulah, Allah melalui Malaikat Jibril ‘alaihissalam memberikan petunjuk kepada beliau:

 اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَ​ۚ‏ ١ خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍ​ۚ‏ ٢ اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ‏ ٣ الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ‏ ٤ عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ‏ ٥

 “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia (3). Yang mengajar (manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5).” (Q.S. Al-Alaq [96:1-5])

Turunnya kelima ayat di atas menjadi pertanda bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi utusan-Nya. 

Menariknya, petunjuk yang diberikan Allah subhanahu wa ta’ala pertama kali untuk perubahan tersebut adalah اِقۡرَاۡ  (bacalah). Bahkan, Malaikat Jibril ‘alaihissalam mengulangnya sebanyak tiga kali sebelum melengkapkan ayat pertama surat Al-Alaq. Hal ini seolah-olah ingin menekankan pentingnya “membaca“. Walaupun seharusnya sudah menjadi rahasia umum bahwa hanya dengan membaca, kecerdasan seseorang akan terbentuk dan terbebas dari kebodohan atas izin Allah.

 Namun, di salah satu ayat yang lain Allah subhanahu wa ta’ala memberikan petunjuk-Nya yang lain: Read more

 

Saat Ini - halaman 1 Read more

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. [1]

Siapa yang akan langsung tertarik begitu mendengar kata sale? Saya…

Sebagian besar dari kita pasti tertarik begitu mendengar kata obral, “Mumpung harga turun, kita beli”. Pastinya kita tidak mau rugi dan harus memanfaatkan momen itu semaksimal mungkin. Kata orang: “Seize the moment!”

Ternyata, Islam juga punya momen tersebut. Tidak tanggung-tanggung durasinya. Bukan hanya satu hari, di tanggal cantik saja, atau di jam tertentu, tapi satu bulan. Ya, satu bulan penuh obral! Selain itu, obral ini tidak hanya berlaku untuk 100 pembeli pertama saja, tapi tidak terbatas. Obral berlaku untuk berapa pun orang yang tertarik. Bahkan, jika seluruh orang di dunia join, mereka semua bisa mendapatkan obral tersebut.

Obral ampunan di satu bulan penuh, bulan Ramadan, merupakan bentuk sayang Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala memberi kesempatan kepada kita untuk membersihkan dosa-dosa kita.

Tentu rahmat Allah subhanahu wa ta’ala tersebut harus kita jemput, tidak diam saja apalagi berbuat yang Allah subhanahu wa ta’ala tidak sukai. Bentuk usaha yang dapat kita lakukan dalam menjemputnya adalah berpuasa, membaca Al-Qur’an, qiyamul lail, bersedekah, dan iktikaf.

Puasa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Read more

Bulan Ramadan, bulan yang penuh dengan keberkahan atau yang dikenal dengan bulan puasa sangat dinantikan oleh umat Islam sedunia. Umat Islam menyambut datangnya bulan Ramadan ini dengan senang hati karena pada bulan ini Allah subhanahu wa ta’ala membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka, serta membelenggu setan. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).

Pada bulan suci Ramadan ini, umat Islam banyak melakukan amalan baik serta ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Di antara ibadah yang paling utama adalah ibadah puasa selama satu bulan. Perintah ibadah puasa pada bulan Ramadan adalah perintah Allah sebagaimana yang difirmankan pada surat Al-Baqarah ayat 183,

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”  (Q.S. Al-Baqarah [2: 183])

Bulan Ramadan juga merupakan bulan yang penuh kebaikan di dalamnya. Pada bulan ini banyak muslim berlomba-lomba menebar kebaikan sosial dengan memberikan makanan dan minuman untuk berbuka puasa di masjid-masjid, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.  Read more