أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ.
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
“Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.” (Q.S. Ad-Dukhan [44: 3])
Tidak dapat disangkal bahwa turunnya Al-Qur’an merupakan salah satu tonggak sejarah yang mengubah dunia. Perubahan tersebut diyakini sebagai perubahan dari sebuah zaman jahiliah (kebodohan) menuju zaman yang penuh dengan cahaya (ilmu). Zaman tersebut disebut zaman kebodohan bukan karena orang-orang pada saat itu bodoh dan tidak bisa melakukan apapun. Namun, karena orang-orang pada saat itu tidak bisa membedakan antara yang haq (benar) dan yang bathil (salah). Menyembah berhala, membunuh bayi perempuan, berjudi, mengonsumsi khamr (minuman keras) pun menjadi kebiasaan orang di zaman itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang prihatin dengan kondisi tersebut kemudian menyepi dan bertafakur mengenai kondisi kaumnya. Pada saat itulah, Allah melalui Malaikat Jibril ‘alaihissalam memberikan petunjuk kepada beliau:
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ ١ خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ ٢ اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ ٣ الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ ٤ عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ ٥
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia (3). Yang mengajar (manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5).” (Q.S. Al-Alaq [96:1-5])
Turunnya kelima ayat di atas menjadi pertanda bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi utusan-Nya.
Menariknya, petunjuk yang diberikan Allah subhanahu wa ta’ala pertama kali untuk perubahan tersebut adalah اِقۡرَاۡ (bacalah). Bahkan, Malaikat Jibril ‘alaihissalam mengulangnya sebanyak tiga kali sebelum melengkapkan ayat pertama surat Al-Alaq. Hal ini seolah-olah ingin menekankan pentingnya “membaca“. Walaupun seharusnya sudah menjadi rahasia umum bahwa hanya dengan membaca, kecerdasan seseorang akan terbentuk dan terbebas dari kebodohan atas izin Allah.
Namun, di salah satu ayat yang lain Allah subhanahu wa ta’ala memberikan petunjuk-Nya yang lain: Read more