The 2022 IEEE 7th International Conference on Information Technology and Digital Applications (ICITDA) was successfully held on November 4th-5th under the theme “Bridging the Challenges in Network Security and Digital Forensics”. Organized annually by the Department of Informatics Universitas Islam Indonesia, this event aims to be a place for exchange ideas, knowledge, and experience on the latest developments in the field of information technology and digital applications. 

As the end of the COVID-19 pandemic is in sight, this year’s ICITDA was decided to be held as a hybrid event and has successfully attracted the interest of nearly 80 participants. The onsite event took place at Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, while the virtual participation can be followed through Zoom Meeting.  

DAY 1

The first day of the event began with welcoming and opening remarks. The opening session was addressed by Mr Kurniawan D. Irianto, S.T. M.Sc. as the Committee Chair, followed by Dr. Ir. Ford Lumban Gaol, S.Si., M.Kom. as the Chairman of IEEE Computer Society Indonesian Chapter, and Dr. Raden Teduh Dirgahayu, ST., M.Sc. as the Head of Department of Informatics Universitas Islam Indonesia. 

Prof. Dr. Ying-Dar Lin of National Yang-Ming Chiao-Tung University, Taiwan, gave the first keynote speech, titled “AI for Cybersecurity: Attack Reproduction Multi-data source, Machine Learning, Data Balancing, MITRE ATT&CK Extension” moderated by Dr. Chandra Kusuma Dewa, S.Kom., M.Cs., Ph.D. of Universitas Islam Indonesia. The meeting went on to the second keynote session which was presented by Prof Shukor Abd Razak of Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia, discussing AR/VR Security and Privacy Risks guided by the respective moderator, Dr. Syarif Hidayat, S.Kom., M.I.T. of Universitas Islam Indonesia.  

Keynote Session with Prof. Dr. Ying-Dar Lin

Keynote Session with Prof. Shukor Abd Razak

 

After a break for lunch, the event started again with a hands-on workshop led by Mr Josua M. Sinambela, S.T., M.Eng. (CEO at RootBrain & ForensikDigital, Indonesia) on the topic of “Digital Forensic & Incident Response/Handling” assisted by the respective moderator, Ms Erika Ramadhani, S.T., M.Eng. of Universitas Islam Indonesia. And for the last session of the day, Dr Niken Dwi Wahyu Cahyani, S.T., M.Kom., Ph.D. of Telkom University, Indonesia, delivered a keynote speech entitled “Anti Forensics: A challenge in digital investigation” with Mr Ari Sujarwo, S.Kom., M.I.T.  of Universitas Islam Indonesia as the moderator. All sessions gained great enthusiasm shown by the number of questions asked by the participants. 

Hands-On Workshop Led by Mr Josua M. Sinambela, S.T., M.Eng. (CEO at RootBrain & ForensikDigital, Indonesia)

Keynote Speech by Dr. Niken Dwi Wahyu Cahyani, S.T., M.Kom., Ph.D.

DAY 2

On 5 November 2022, The IEEE 7th International Conference on Information Technology and Digital Applications (ICITDA) officially came to an end. Despite being the last day of the event, all the attendees were still incredibly excited and willing to follow the agenda through to the very finish. Mr Izazi Mubarok SST, MSc., CHFI, CEH, ACE, OFCE, MCFE, CCO, CCPA, CISA, CDSS, CRMP (Chairman of Indonesian Digital Forensic Association) started the second day’s agenda with a workshop entitled “Digital Forensic Investigation to Uncover Fraud Cases” moderated by Mr Ahmad Fathan Hidayatullah, ST., M.Cs. of Universitas Islam Indonesia.

Hands-On Workshop with Mr Izazi Mubarok SST, MSc., CHFI, CEH, ACE, OFCE, MCFE, CCO, CCPA, CISA, CDSS, CRMP (Chairman of Indonesian Digital Forensic Association)

The following schedule was paper presentation sessions. For this year’s ICITDA, a total of 45 papers were presented by all the Authors, 8 online and 43 offline. Each presenter had the chance to deliver their paper in one of the four chosen rooms and moderated by the respective session Chairs. As for the final session of the conference, Dr. Ahmad Luthfi, S.Kom. M.Kom. of Universitas Islam Indonesia delivered a keynote speech about “Validation of Digital Forensics Investigation: Challenges and Scientific Outlook” moderated by Mr Ahmad Fathan Hidayatullah, ST., M.Cs. of Universitas Islam Indonesia.

Keynote Speech by Dr. Ahmad Luthfi, S.Kom. M.Kom.

To round up the two outstanding conference days, the committee finally announced all the winners from each categories. The winners were as follows:

  • Best Paper
    1. Development of Interactive Quiz Game Prototype as A Learning Evaluation Media by Harya Bima Dirgantara, Nur Choiriyati 
    2. The Design Science Research Methodology  (DSRM) for Self-Assessing Digital Transformation  Maturity Index in Indonesia by Tining Haryanti, Nur Aini Rakhmawati, Apol Pribadi Subriadi, Aris Tjahyanto
    3. Performance of Intrusion Detection System Using Bagging Ensemble with SDN-Base Classifier by Amarudin, Ridi Ferdiana, Widyawan
  • Lucky Participant
    1. Amadeus Pondera 
    2. Kennedy Cuya
  • Social Media Challenge 
    1. @agussofyanz (Agus Sofyan)
  • Daily Quiz
    1. Timothy Dillan
    2. Suziane Haslinda Suhaimi

Awarding Session

All the prizes were bestowed by the Committee Chair, Mr. Kurniawan D. Irianto, S.T. M.Sc. along with the delivery of ICITDA 2022’s closing remarks. Gratitude to everyone who helped make this conference another success, we hope to see you again at ICITDA 2023!

 

Program Studi Informatika Program Magister Universitas Islam Indonesia melakukan kunjungan induistri ke beberapa perusahaan di Jakarta. Kunjungan ini dilakukan guna menjembatani kegiatan perkuliahan dengan industri teknologi di Indonesia. Kunjungan ini terlaksana pada 15 November 2022. Beberapa perusahaan yang dikunjungi adalah Gojek, Yamaha Musik, Jakarta Smart City, dan Tokopedia.

Assalamualaikum! Minfor mau ngenalin salah satu alumni Program Studi Informatika Program Magister nih, namanya Siwi Cahyaningtyas. Mbak Siwi ini lulus dengan IPK bulat 4.00, mendapatkan pin emas yang disematkan langsung oleh Prof. Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia. Keren banget, kan! Yuk, kita intip penelitiannya!

Penelitian yang dilakukan oleh Mbak Siwi bertujuan untuk memudahkan hotel dalam meningkatkan kualitasnya. Beliau melakukan Aspect-based Sentiment Analysis (ABSA) menggunakan data hotel berbahasa Indonesia dari berbagai macam ulasan berdasarkan pengalaman pengguna melalui situs online travel. Bu Izzati Muhimmah, Ph.D. mengatakan bahwa hasil dari penelitian ini dapat diterapkan oleh pemilik hotel untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan tamu. Selain itu, Pak Dhomas Hatta Fudholi, Ph.D., selaku dosen pembimbing, juga berkata bahwa penelitian tersebut memberikan data yang mudah dipahami oleh stakeholder hotel.

Terdapat empat tahapan yang dilakukan oleh Mbak Siwi dalam penelitiannya, yaitu pengumpulan data, preprocessing, klasifikasi aspek, dan sentimen. Dalam tahap pengumpulan data Mbak Siwi menggunakan teknik scraping dari beberapa situs hotel seperti Booking.com, Agoda, PegiPegi, Tiket.com, dan Traveloka yang kemudian diberikan label yang diverifikasi oleh seorang ahli dalam bidang perhotelan.

Pada tahap klasifikasi, terdapat enam klasifikasi aspek yang digunakan di antaranya adalah harga, fasilitas hotel, kamar, lokasi, pelayanan, dan restoran. Penelitian ini menggunakan perbandingan beberapa metode deep learning seperti RNN, LSTM, GRU, BiLSTM, Attention BiLSTM, CNN, CNN-LSTm, dan CNN-BiLStM. 

Tahap terakhir yaitu sentimen. Pada analisis sentimen, Mbak Siwi menggunakan dua skenario untuk melakukan klasifikasi ke dalam sentimen positif maupun negatif. Skenario pertama adalah mengklasifikasikan sentimen dalam semua aspek menggunakan perbandingan metode deep learning dan yang kedua adalah mengklasifikasikan sentimen pada setiap aspek menggunakan hasil rata-rata nilai akurasi metode deep learning.

Hasil terbaik kemudian diaplikasikan ke dalam sebuah dataset baru. Lalu proses klasifikasi yang dilakukan akan diolah ke dalam bentuk visualisasi menggunakan Google Data Studio yang digunakan untuk melihat jumlah keseluruhan data, persentase sentimen, jumlah ulasan di setiap situs, sebaran data setiap situs dalam rentang bulan, persentase sentimen, aspek dengan persentase sentimen tertinggi, serta data ulasan yang didapatkan setiap sentimen. 

Penelitian yang telah dilakukan ini memberikan sebuah kapabilitas bagi manajemen hotel dalam melihat lebih rinci aspek mana yang sudah baik dan mungkin kurang baik dari sudut pandang pengguna. Paparan ini dapat digunakan dalam usaha pengambilan keputusan strategis peningkatan kualitas layanan hotel yang ada.

 

Pada tanggal 9-10 Oktober 2021 lalu, Konsentrasi Informatika Medis – Program Studi Informatika Program Magister menghelat agenda Workshop MATLAB. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting pada pukul 08.00-15.00 WIB (9 Oktober 2021) dan 08.00-12.00 WIB (10 Oktober 2021).

Agenda ini diikuti oleh mahasiswa magister yang mengambil konsentrasi Informatika Medis. Sebagai narasumber, yakni Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., M.T., Arrie Kurniawardhani, S.Si., M.Kom., dan Izzati Muhimmah, S.T., M.Sc., Ph.D.

MATLAB atau Matrix Laboratory merupakan bahasa pemrograman tinggi yang dikembangkan oleh MathWorks. Setiap data pada MATLAB menggunakan matriks sebagai dasar komputasinya sehingga disebut Matrix Laboratory.

MATLAB menjadi populer di berbagai disiplin ilmu. Hal ini didukung kemampuannya dalam visualisasi grafik yang baik. Selain itu, MATLAB juga punya banyak tools dan library yang membantu dalam berbagai memecahkan permasalahan, misalnya Matematika, Statistika, Finansial, Teknik Komputasi, Biologi, Medis, sampai Jaringan dan Komunikasi.

Pada kegiatan Workshop MATLAB yang diadakan Konsentrasi Informatika Medis – Program Studi Informatika Program Magister ini, diadakan Pelatihan Pemrograman Digital Image Processing dan Soft Computing Menggunakan MATLAB.

Ke depannya, diharapkan kegiatan ini bisa menjadi bekal bagi mahasiswa Konsentrasi Informatika Medis – Prodi Informatika Program Magister dalam membantu menyelesaikan tesis.

Anggraeni Dias Saputri: Perbandingan Sikap dan Penerimaan Pengguna Layanan Dompet Digital di Indonesia

“Zaman sekarang, lebih baik ketinggalan dompet dari pada ketinggalan handphone!”

Lah, memangnya benar? Bisa jadi. Tak dapat dipungkiri, smartphone kini lumrah digunakan sebagai salah satu media pembayaran digital. Masyarakat juga kian familiar dengan layanan pembayaran digital atau electronics payment (e-payment). Metode ini memudahkan proses pembayaran karena bisa dilakukan di mana dan kapan saja, contoh saja dompet digital atau electronics wallet (e-wallet).

Maraknya pembayaran melalui dompet digital didukung juga oleh pemerintah, loh. Terhitung sejak Januari 2016, pemerintah mencanangkan program less cash society atau transaksi non tunai demi menghadapi persaingan multinasional Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Hal ini menjadi topik penelitian Anggraeni Dias Saputri yang berjudul “Perbandingan Sikap dan Penerimaan Pengguna Layanan Dompet Digital di Indonesia”. Mahasiswi yang akrab disapa Mbak Anggrek ini memberikan gambaran perbandingan atau perbedaan sikap dari pengguna layanan dompet digital di Indonesia.

Beberapa layanan dompet digital (e-wallet), seperti ShopeePay, OVO, Dana, GoPay dan LinkAja merupakan layanan yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Namun di sisi lain, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang belum mengerti penggunaan layanan tersebut. 

Penelitian di bawah bimbingan Bapak Ahmad Munasir Rafi`e Pratama, ST, MIT, PhD ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif melalui survei hingga menjangkau 402 responden. Sasaran responden berdomisili di Indonesia dengan usia minimum 17 tahun dan pernah menggunakan layanan e-wallet minimal satu kali. 

Fokus pengumpulan data, yakni untuk menjaring pengguna layanan e-wallet seperti seperti ShopeePay, OVO, Dana, GoPay dan LinkAja dengan melihat dan meneliti beberapa faktor seperti kegunaan, kemudahan, finansial, fasilitas penunjang, dan lain-lain. Selain pengumpulan data kuantitatif, digunakan juga metode manova untuk menganalisis dan melihat sikap pengguna layanan dompet digital di Indonesia. 

Ternyata, tidak ada perbedaan yang ditemukan dari sisi faktor penerimaan dompet digital antar jenis layanan dompet digital, usia dan, jenis kelamin kecuali pada dua hal: faktor pengaruh sosial di mana perempuan menggunakan e-wallet lebih tinggi dibandingkan laki-laki, serta pandangan terhadap risiko penggunaan bahwa laki-laki melaporkan nilai yang lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini  menunjukkan bahwa laki-laki menilai risiko penggunaan ketika menggunakan layanan dompet digital lebih besar dibandingkan dengan perempuan.

Penelitian yang telah dimulai sejak satu tahun lalu ini turut membawa Mbak Anggrek lulus dengan predikat Pujian, loh! Alhamdulillah.

Istimewanya lagi, Mbak Anggrek ini juga salah satu penerima Beasiswa Alumni yang diberikan oleh Prodi Informatika-Program Sarjana UII bagi alumninya yang melanjutkan jenjang pendidikan S2 di Prodi Magister Informatika UII. Selain itu, Mbak Anggrek juga aktif bekerja selama kuliah di Magister Informatika. Tentunya, membagi waktu antara pekerjaan dan kuliah itu tidak mudah. 

“Manajemen waktunya gampang-gampang susah. Weekday bekerja, weekend kuliah. Alhamdulillah, dulu mendapat lead divisi yang mendukung karyawannya untuk menempuh pendidikan. Rasanya menyenangkan apabila bisa lebih produktif,” tutupnya.

Pada 19 Maret 2021 kemarin, Program Studi Informatika – Program Magister Jurusan Informatika Universitas Islam Indonesia telah melaksanakan agenda kegiatan Penjelasan Akademik bagi mahasiswa baru.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Jurusan Informatika, Ahmad Rafi’e Pratama, S.T., M.I.T., Ph.D., dan Dekan Fakultas Teknologi Industri, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., kemudian dilanjutkan dengan Penjelasan Akademik oleh Ketua Program Studi Informatika – Program Magister, Izzati Muhimmah, S.T., M.Sc., Ph.D.

Pada semester ini, ada 27 mahasiswa baru yang diterima dari 31 orang pendaftar dari seluruh Indonesia dengan rincian 9 mahasiswa Sistem Informasi Enterprise, 5 mahasiswa Informatika Medis, 8 mahasiswa Forensika Digital, dan 5 mahasiswa Data Sains.

Kemudian, pada 28 Maret 2021, keseluruhan anggota baru keluarga Jurusan Informatika UII ini mengikuti agenda Siraman Rohati dan Orientasi HIMAIF.

Bapak Dr. Yudi Prayudi, S.Si., M.Kom. yang mengisi siraman rohani kali ini mengutip perkataan Imam Syafi’i berikut:

“Seseorang tidak akan mendapatkan semu

a ilmu walaupun ia mencobanya selama seribu tahun. Lautan ilmu sangatlah dalam, maka ambillah yang terbaik di antaranya.”

Nasihat ini dirasa tepat menggambarkan para mahasiswa magister baru yang mulai memfokuskan diri belajar di satu bidang ilmu setelah sebelumnya mempelajari hal yang lebih umum selama menempuh pendidikan Sarjana. 

Dengan selesainya agenda-agenda ini, maka 27 mahasiswa magister ini secara resmi disambut sebagai anggota baru keluarga besar Jurusan Informatika UII. Semoga sukses dalam menyelesaikan studinya dengan baik dan bisa membawa dampak baik bagi dunia teknologi Indonesia. Selamat bergabung!

Siraman Rohani

Rudi Muslim

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rudi Muslim, salah satu mahasiswa Program Studi Informatika Program Magister, terdapat lima faktor penting yang memengaruhi keberhasilan UKM di Kabupaten Sleman. Di antaranya, yaitu pelanggan, produk, sumber daya manusia, jaringan, dan pengaruh eksternal.

Seperti yang kita tahu, bisnis UKM merupakan salah satu bisnis yang banyak peminatnya, termasuk mahasiswa. Alasannya sebenarnya cukup mudah ditebak, karena modal yang diperlukan untuk UKM tidak terlalu banyak sekaligus risiko kerugian yang juga tidak terlalu tinggi.

Mahasiswa yang mengambil Konsentrasi Sistem Informasi Enterprise (SIE) ini melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pola Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan UKM di Kabupaten Sleman Menggunakan Formal Concept Analysis”. Penelitian ini dilakukan terhadap 14 UKM sebagai responden di Kabupaten Sleman, pada Januari-April 2020, di bawah bimbingan Bapak Ahmad Raf’ie Pratama.

Terus, apa, sih, tujuan dari penelitian Rudi Muslim ini? 

Nah, dengan penelitian Rudi Muslim ini, kita bisa mengetahui pola dan faktor-faktor yang memiliki pengaruh lebih penting dan tidak begitu penting terhadap keberhasilan UKM di Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode Formal Concept Analysis (FCA)  dan iceberg concept lattices sebagai filter hasil concept lattices.

Berdasarkan hasil analisis data UKM menggunakan kedua metode tersebut, ditemukan ada lima faktor yang lebih penting dalam memengaruhi keberhasilan UKM di Kabupaten Sleman, yaitu pelanggan, produk, sumber daya manusia, jaringan, dan pengaruh eksternal. Sedangkan enam faktor lainnya yang dinilai tidak begitu penting dalam memengaruhi keberhasilan UKM di Kabupaten Sleman, yaitu karakteristik UKM, keuangan, pasar, pesaing, teknologi, dan kebijakan pemerintah.

Nah, dicatat, ya, buat kalian para pelaku UKM di Kabupaten Sleman. Melalui penelitian ini, kalian bisa mempertahankan keberhasilan bisnis dan meningkatkan daya saing usaha kalian dengan memerhatikan faktor-faktor tersebut. 

Intinya, sih, ke-11 faktor ini telah terbukti memiliki peran penting dalam keberhasilan UKM berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan Mas Rudi. Yang penting, kita harus pintar-pintar menentukan prioritas. Faktor yang lebih penting harus didahulukan sebelum memperhatikan faktor-faktor lain yang tidak begitu penting, ya. Semangat!

Yusuf AsyhariYusuf Asyhari, salah satu mahasiswa Konsentrasi Informatika Medis Program Studi Informatika Program Magister, berhasil menemukan “Alat Pengukur Kecemasan di Ketinggian”. Alat ini merupakan perpaduan Virtual Reality (VR) dan Electroencephalography (EEG) berbasis Brain Computer Interface (BCI).

Kecemasan terhadap ketinggian memang bukan masalah yang akan berdampak langsung, namun harus tetap diperhatikan. Sebab, bila terus-terusan diabaikan, penderita bisa saja mengalami gejala yang serius, misalnya serangan panik, hingga pingsan.

Selama ini, memang diketahui bahwa para penderita ketakutan pada ketinggian mengalami kecemasan. Hal ini berdasarkan pengukuran menggunakan Visual Height Intolerance Severity Scale (VHISS).

Namun, menurut Mas Yusuf sendiri, metode VHISS ini kurang dapat dibuktikan sehingga menjadikan pengukuran tersebut menjadi lemah dan kurang bermakna.

Untuk mengatasi kekurangan metode VHISS tersebut, ditemukanlah Alat Pengukur Kecemasan di Ketinggian ini. Alat telah diuji ke 107 partisipan yang berusia 16-17 tahun. Pengujian dilakukan dengan melakukan pembacaan aktivitas listrik pada otak manusia menggunakan EEG berbasis BCI ketika partisipan diberikan VR yang disediakan.

Nah, pembacaan biometrik berupa gelombang per waktu dan magnitudo ini ternyta memiliki hubungan dengan VHISS. Hasilnya, semakin tinggi jumlah gelombang per waktu, semakin tinggi magnitudo, maka semakin tinggi skala VHISS. 

Penelitian Mas Yusuf ini dilakukan di SMA Negeri 1 Karangjati, Ngawi selama 6 bulan. Para siswa yang bersekolah di sekolah itu menjadi responden dari penelitian ini. Sekolah ini dipilih karena terletak cukup jauh dari pegunungan atau lingkungan yang cukup tinggi. Mayoritas siswa tumbuh dan berkembang di dataran rendah sehingga responden memiliki tingkat kecemasan terhadap ketinggian yang lebih besar.

Studi ini dapat memberikan alternatif pengukuran tingkat kecemasan terhadap ketinggian secara visual. Dengan deteksi dini, penderita kecemasan terhadap ketinggian bisa ditangani lebih cepat. Selain itu, temuan ini juga dapat digunakan untuk rehabilitasi akibat dari stroke, stabilitas tubuh tidak seimbang, kemungkinan shock dan stress, gangguan mental, gangguan fisik, hingga kualitas hidup dapat ditangani lebih cepat dan tepat. 

Alhamdulillah, selamat Mas Yusuf Asyhari! Semoga penelitian ini dapat terus bermanfaat, ya!

 

AccelByte mengadakan AccelByte Scholarship Program yang akan dibuka pada 14 Desember 2020. Program ini dikhususkan untuk mahasiswa/i tingkat akhir jenjang S1/S2 dengan background Teknologi Informasi atau Ilmu Komputer yang sedang/akan mengerjakan tugas akhir dengan menggunakan Unreal Engine 4.

Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui: http://bit.ly/AB-Scholarship-INFO

AccelByte Scholarship Program 2021