Allah Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menurunkan Al-Qur’an sebagai mukjizat yang agung. Al-Qur’an adalah pedoman bagi seluruh manusia yang berisi kabar gembira, peringatan, dan kisah-kisah umat terdahulu. Al-Qur’an adalah cahaya bagi seluruh manusia, memberikan keberkahan dalam kehidupan, serta memberikan petunjuk kepada jalan kebenaran.
Sebagai umat Islam, membaca Al-Qur’an sudah tentu menjadi salah satu aktivitas yang rutin dilakukan. Membaca Al-Qur’an, mendengarkan, merenungi maknanya, serta mengamalkan isi kandungannya akan berbuah kebaikan. Berinteraksi dengan Al-Qur’an dengan membacanya merupakan bentuk perniagaan yang tidak pernah merugi. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. (QS. Fathir: 29)
Namun sayangnya, masih ada sebagian dari umat muslim yang kurang peduli terhadap Al-Qur’an. Merasa berat membacanya, tidak mentadaburinya, enggan mempelajarinya atau bahkan meninggalkan Al-Qur’an sama sekali. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengadukan kondisi umatnya tersebut kepada Allah yang termuat dalam firman-Nya,
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Rasul berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan.” (QS. Al-Furqan: 30)
Di sisi lain, Allah telah menerangkan bahwa Al-Qur’an ini mudah. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS. Al-Qamar: 17)
Syaikh Abdurrahman As Sa’di dalam kitab tafsirnya[1] menjelaskan mengenai makna ayat di atas bahwa Allah Ta’ala memudahkan kata-kata di dalam Al-Qur’an untuk dihafal dan dijelaskan untuk dipahami dan diketahui. Al-Qur’an memuat kata-kata terbaik dengan makna yang paling benar dan penjelasannya paling gamblang. Barang siapa mempelajari Al-Qur’an, maka akan diberi kemudahan oleh Allah untuk mencapai tujuannya dengan sangat mudah.
Syaikh ‘Adil Muhammad Khalil menerangkan tentang makna kata mudah pada ayat tersebut dalam kitab Awwal Marrah at-Tadabbaru al-Quran[2]. Setidaknya, ada empat kemudahan yang tercakup dari firman Allah tersebut, yaitu kemudahan untuk dibaca, dihafal, dipahami, dan diamalkan. Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa sekadar membaca Al-Qur’an saja tidak cukup karena ia perlu untuk direnungi maknanya dan diamalkan dalam keseharian kita. Karena sejatinya Al-Qur’an diturunkan untuk dipahami dan direnungi maknanya. Allah Ta’ala berfirman,
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci? (QS. Muhammad: 24).
Dalam Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Yang semestinya dilakukan terhadap Al-Qur’an ialah memahami makna dan mengamalkan isi kandunganya. Jika hal tersebut bukan tujuan utama dari seorang penghafal Al-Qur’an, maka ia tidak akan menjadi orang yang ahli ilmu dan ahli dalam agama.”[3]
Oleh karenanya, melalui tulisan ini semoga kita kembali bersemangat untuk terus membaca Al-Qur’an, mentadaburinya, mempelajarinya, dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengamalkan isi kandungannya. Semoga Allah memberikan taufik dan kemudahan kepada kita sehingga kita semua termasuk ke dalam ahli Al-Qur’an. Amin Ya Rabbal ‘alamin.
Wallahu a’lam bishshawab.
Kulon Progo, 29 November 2022.
Ahmad Fathan Hidayatullah
[1] https://tafsirweb.com/10255-surat-al-qamar-ayat-17.html
[2] Khalil, ‘Adil Muhammad. Awwal Marrah at-Tadabbaru al-Quran.
[3] https://muslim.or.id/68662-wajibnya-mempelajari-dan-mentadabburi-al-quran.html