Pendaftaran Program Joint Degree UII & NXU China yang akan dimulai September 2019 telah dibuka. Tahun 2018 lalu, Informatika UII telah mengirimkan 4 mahasiswa untuk mengikuti Program Joint Degree ini. Keempatnya adalah mahasiswa S1 Angkatan 2016, yaitu: Agung Ramadhan Putra, Rizal Hamdan, Nabhan Faisal Bariz, dan Sabika Amalina.

Berikut adalah cuplikan wawancara dengan keempat mahasiswa tersebut:

1. Bisa tolong dijelaskan Mas/Mbak, program ini seperti apa?

Agung

Program Double Degree atau Program Gelar Ganda ini merupakan kerjasama antara kampus Universitas Islam Indonesia (UII) dan Nanjing Xiaozhuang University (NXU).
Program Double Degree ini 2+2 yang dimaksud adalah jika dalam pendidikan sarjana kita menempuh 4 tahun kuliah, dalam program ini kita melaksanakan pendidikan 2 tahun pertama di kampus Universitas Islam Indonesia dan 2 tahun berikutnya di kampus Nanjing Xiaozhuang University.

Rizal

Jadi double degree ini kan programnya atas dasar kerja sama Informatika UII sama NXU China, program ini istilahnya aku bakalan dapat gelar ganda dari UII satu dari NXU satu. Bentuk programnya sendiri aku diberi kesempatan 2 tahun kuliah di NXU dari semester 5 sampai semester 8 nanti.. Jadi semester 1-4-nya aku kuliah di UII, kurang lebih seperti itu.

Nabhan

Sebenernya double degree ini adalah kegiatan antar perguruan tinggi baik dalam negeri ataupun melalui kerjasama antara perguruan tinggi di dalam negeri dengan perguruan tinggi di luar negeri. Sedangkan untuk program double degree di UII sendiri penyelenggaraannya melalui kampus dalam dan luar negeri yaitu NXU China. Jadi, 2 kampus tersebut secara bersama saling mengakui lulusannya.

2. Suka & duka yang dirasakan dalam menjalani program ini?

Agung

Suka dan duka, mungkin ada beberapa orang yang punya impian untuk belajar di luar negeri, apalagi dengan beasiswa dan belajarnya di negara-negara maju yang sangat kita butuhkan sebagai mahasiswa IT. Jadi saya pribadi sangat senang atas kesempatan yang diberikan untuk melanjutkan studi di luar negeri, di China. Bisa mendapat pengetahuan tentang teknologi-teknologi di sini dan belajar budaya dari negara lain, bisa merasakan secara langsung perbedaan negara Indonesia dengan negara China, selain itu bisa merasakan 4 musim yang tidak ada di Indonesia.
Untuk duka, karena kita muslim, di China itu muslim menjadi minoritas, kesulitan untuk beribadah dan makan makanan halal sedikit menjadi kendala, kadang khawatir kalau beli makanan/bahan makanan di supermarket, perlu dilihat dulu ada kandungan tidak halalnya atau tidak. Duka yang lain juga karena di sini tidak ada siapa-siapa selain teman-teman yang dari Indonesia, jadi kita harus berani keluar dari zona nyaman dan mencari teman baru.

Kalau pembelajarannya sejauh ini tidak ada masalah, jadi tidak ada duka. Suka-nya karena bisa melatih bahasa Inggris, hehe.
Dukanya juga aku ga bisa selalu open sosmed. Butuh akses pakai VPN, jadi ribet. Karena kita masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan Google, di China Google itu di-block. Jadi repot harus (pakai) VPN untuk akses. Sama halnya dengan sosial media seperti Facebook, Whatsapp, dan lain-lain. Harus akses produk dalam negeri, yaitu Baidu.

Rizal

Kalau suka-nya sih mungkin lebih ke feeling gimana rasanya kuliah di luar negeri aja sih… Terus kagum melihat bagaimana China memanfaatkan IT di kehidupan masyarakat mereka dan hampir semua golongan masyarakat menerima itu, baik tua nenek-nenek maupun yang muda.. Jadi kadang juga mikir, gimana ya bisa membuat Indonesia bisa gini dalam pemanfaatan IT-nya itu.

Rizal Hamdan

Kalau duka sih… Ya mungkin karena orang China-nya ga banyak pandai English jadi agak susah berkomunikasi sama orang lokal yaa… Jadi memang mau ga mau push diri sendiri untuk bisa Mandarin. Jadi kalau misalnya mau masuk klub (UKM) apa gitu.. Ya harus pandai-pandai dikit lah bahasa Mandarin.
Juga, di sana itu jarang banget ada discussion group di kelas jadi memang hampir setiap saat mendengarkan penjelasan dosen.. Kemudian terkait project semester juga mengerjakannya individu dan ga enaknya lagi suka dikabarinnya di ujung2 semester… ini bagian ga enaknya.
Ga tertekan sih, tapi ngerasa kurang seru aja kalau kurang group discussion. Jadi ujung-ujungnya diskusinya ya di dorm sama teman-teman sekamar aja. Untungnya juga teman sekamar suka diskusi juga orang-orangnya.
Kalau masalah project yang mepet-mepet banget itu ya satu-satunya mengatasinya ya dikerjain toh.. Pandai-pandai bagi waktu walau akhirnya akunya juga kewalahan siih..

Bika

Sukanya banyak pengalaman baru, belajar bahasa baru dan lingkungan baru, bisa lihat suatu sistem pendidikan yang baru juga. Belajar etos kerja dari warga Tiongkok. Dan ditambah lagi bisa sekaligus traveling dan melihat dunia Allah dari sisi yang berbeda.

Dukanya keterbatasan dalam berbahasa karena warga Tiongkok begitu menghargai bahasa ibunya jadi kita diwajibkan untuk bisa Mandarin, sedikit yang dapat berbahasa Inggris. Banyak situs yang diblokir termasuk Google dan harus pakai VPN. Semua insyaAllah bisa dilalui dan anggap sebagai challenges.

Nabhan

Di sana itu kita mungkin bakal kaget dengan sistemnya. Bukan dari segi budaya aja, tapi menyeluruh ke semua aspek mulai dari pengajaran, pendidikan, teknologi dan lain-lain… Pertama kali datang ke sana itu senang banget karena kita dapat pengalaman baru berinteraksi dengan masyarakat global. Terus banyak banget peluang bisnis yang bisa diterapkan di Indonesia. Melihat masyarakat dengan teknologi yang berkembang pesat itu mendorong kita untuk terus berkreasi. Untuk dukanya, secara pribadi itu mungkin karena pengaruh sistem belajar dan lingkungan tidak beragama, jadi efeknya kita lebih sering jenuh dan gampang stress.
Merasa tertekan sih pasti dan kadang kita ngerasa mengeluh juga. Untuk mengatasinya sebenernya mudah, tapi kadang kita tuh sulit menjalankan. Sebenarnya cukup bersyukur aja karena di luar sana masih banyak orang yang ingin di posisi kita saat ini, sedangkan kita yang sudah di posisi tersebut malah ga bersyukur. Terus kembali mengingat apa tujuan utama dalam hidup, karena bagi saya menuntut ilmu itu bukan untuk menjadi orang yang pintar, tetapi untuk bisa mengamalkan ilmu yang didapatkan. Semua orang itu pasti ingin sukses dengan segala idealismenya, tapi kita juga ga boleh lupa idealisme Qur’an dan Hadits. Jadi intinya kalau jenuh ya kembali ke Allah terus zikir biar dimudahkan dalam segala urusan menuntut ilmu.

Untuk perkuliahannya sendiri kalau di sana itu kita lebih belajar core pemrograman… Contoh untuk bahasa Java, kita di sana lebih banyak pengaplikasian library bahasanya. Jadi kodingan kita akan lebih pendek dan efektif… Di sana juga kita belajar bagaimana kodingan itu dibaca, disimpan, dan dijalankan di hardware, seperti heap, stack dan lain-lain yang mengolah kodingan kita… Dengan pembelajaran seperti itu, kita tau gimana aplikasi besar bisa berjalan di spesifikasi komputer yang paling rendah

3. Ada cerita pengalaman menarik/berkesan selama di China?

Agung

Pengalaman unik/menarik yang tidak terlupakan itu merasakan musim gugur dan musim dingin, merasakan salju, hahaha

Agung merasakan salju di NXU China

Rizal

Oh iyaaa…. aku pernah ikut klub IoT kan.. nah itu anak-anaknya pada masih ngumpul mengerjakan project sampai malam.. dan kampus memfasilitasi.. Dikasih ruang khusus juga untuk masing-masing klub gitu.. dan dosen pembimbingnya juga ada nemenin sampai malam.. Bahkan waktu itu aku udah pamit dari klubnya jam 10 malam itu anak-anaknya sama dosennya belum ada niatan balik… Kalau di UII sih aku belum pernah ngerasain ikut UKM apa gitu seperti PSC atau Gapoera yang kegiatannya sampai malam banget di lab dan ga tau juga dikasih atau tidak sama UII memakai lab gitu.

Bika

Banyak kegiatan kampus yang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara mahasiswa dan dosen. Mengikuti organisasi eksternal kampus seperti PPI Tiongkok untuk memperluas relasi dan memperbanyak pengalaman.

Nabhan

Kalau pengalaman paling seru sih bareng komunitas photography di sana. Karena kebetulan hobi saya photography jadi suka upload foto di media sosial kampus tentang photography… Nah, kebetulan dari situ dapat kenalan terus diajak kerja bareng jadi photographer di acara-acara.

Nabhan (paling kiri)

4. Pesan untuk mahasiswa mengenai program ini?

Agung

Saya mau memberikan pesan untuk anak-anak Informatika mengenai program ini, yaitu kalau kalian ingin melihat negara lain itu seperti apa, ikut program ini. Kalian bisa mengasah kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi, banyak yang didapat dengan belajar di luar negeri. Jangan takut, jangan menyerah sebelum mencoba, pasti bisa, pasti ada jalan, pasti dimudahkan Allah jika itu ikhlas karena Allah

Rizal

Pesannya sih intinya untuk teman-teman jangan memandang program double degree ini cuma sekedar keren deh kuliah di luar negeri. Tapi harus memandang kalau ikut program ini terbuka kesempatan kita untuk mencari inspirasi-inspirasi baru yang didapat dengan melihat kehidupan orang di luar negeri dan bisa jadi juga inspirasi-inspirasi itu bisa kita kembangkan dan terapkan di Indonesia. Kesempatan kita tambah relasi juga semakin besar, lalu kesempatan untuk eksplorasi ilmu juga makin bsar.. Banyak deh intinya.. Bukan hanya sekedar keren kuliah di luar negeri.

Bika

“fall seven times stand up eight”

Nabhan

Buat teman-teman Informatika, cobalah aktif dalam membuat perubahan dan jadilah bagian dari perubahan tersebut… Belajar di luar negeri itu bukan gengsi yang menjadi tinggi karena bisa kuliah di luar negeri, tapi membuka wawasan untuk mengetahui bagaimana negara seperti China itu bisa berkembang. Dengan begitu, kita bisa mengetahui apa yang kurang dari Indonesia dan bagaimana cara menanggulangi kekurangan tersebut.


Tertarik untuk ikut Program Joint Degree yang dimulai tengah tahun 2019 ini? Silakan baca panduannya di artikel ini.

[Dhis/FR]

Sharing session yang telah dilakukan pada Kamis 7 Februari 2019 lalu di Ruang Audiovisual 1.10 Gedung K.H. Mas Mansyur FTI UII mengangkat judul “Doctoral Education System in The Netherlands”. Seperti judulnya, acara ini banyak membicarakan hal-hal mengenai pendidikan S3. Mulai dari yang secara umum mengenai studi S3, secara khusus S3 di Belanda, hingga secara khususnya lagi S3 di Universitas pembicara, Delft University of Technology.

Prof. Dr. Ir. Marijn Janssen, Full-time Professor in “ICT and Governance”, and Chair of the Information & Communication Technology Research Group of the Technology, Policy and Management Faculty of Delft University of Technology

Prof. Dr. Ir. Marijn Janssen, yang merupakan profesor pada bidang “ICT and Governance”, banyak membicarakan mengenai prosedur untuk berkuliah di sana, mulai dari bagaimana mengontak dosen pembimbing di sana, prosedurnya, apa saja yang harus dilakukan, bagaimana cara membuat proposal, dan lain-lain. Atau bisa dibilang, proses dari awal hingga menjadi mahasiswa di Delft University of Technology.

Pada acara ini juga diceritakan bagaimana bagusnya sistem pendidikan di Belanda dibandingkan dengan yang lain, hingga bagaimana manajemen universitas di sana. Kelas yang akan diambil merupakan kelas internasional atau dengan kata lain bahasa pengantarnya merupakan bahasa inggris. Mengenai biaya, pendidikan di sana termasuk mahal sehingga beliau sangat menyarankan untuk mengincar beasiswa-beasiswa, yang mana juga dalam sesi tersebut dijelaskan juga mengenai bagaimana mendapatkan beasiswa.

Bapak Teduh selaku perwakilan pengelola Jurusan Informatika UII menyerahkan kenang-kenangan kepada Prof. Marijn.

Acara berlangsung selama satu jam. Prof. Dr. Ir. Marijn Janssen memberikan saran kepada yang ingin melanjutkan S3 di universitas sana, yang paling pertama dan harus ditekankan adalah membuat proposal sebaik-baiknya, sebab hal tersebutlah yang menjadi iklan untuk mencari dosen pembimbing dan juga beasiswa untuk pendidikan di sana.

[Yudha/Dhis]

Salah satu kegiatan yang menutup rangkaian aktivitas akademik Jurusan Teknik Informatika (TF) Universitas Islam Indonesia (UII) semester ganjil 2018/2019 adalah penyelenggaraan acara Informatics Expo di Auditorium Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII, Rabu (19/12).

Expo tersebut merupakan suatu ajang pameran proyek mahasiswa yang dikembangkan selama satu semester dalam lima mata kuliah yang berbeda. Masing-masing mata kuliah mata kuliah tersebut adalah Pemikiran Desain oleh mahasiswa angkatan 2018,  Pengembangan Aplikasi Berbasis Web serta Sistem Jaringan dan Komputer oleh mahasiswa angkatan 2017, dan Pengembangan Aplikasi Informatika Medis serta Pengembangan Aplikasi Bergerak oleh mahasiswa angkatan 2016.

Mahasiswa angkatan 2018 dengan mata kuliah Pemikiran Desain memamerkan purwarupa dari konsep aplikasi yang mereka kembangkan dengan berbagai macam tema yang diambil dari Sustainable Develompent Goals (SDG) rumusan PBB. Meski baru memamerkan konsep dan purwarupa, para mahasiswa yang baru pertama kali mengikuti Informatics Expo itu tampak tidak kalah antusias dari peserta-peserta lain yang sudah mengikuti acara yang sama sebanyak dua hingga tiga kali.

Sementara itu, mahasiswa angkatan 2017 membangun aplikasi berbasis website yang diimplementasikan pada jaringan yang dibuat pada proyek tersebut juga. Dan mahasiswa angkatan 2016, membuat aplikasi medis berbasis android.

 

Pameran ini melibatkan lebih dari 120 proyek, ratusan mahasiswa, serta menghadirkan ratusan pengunjung dari mahasiswa berbagai jurusan, dan para dosen yang tampak hadir di area pameran.

Selain pameran proyek para mahasiswa, Informatics Expo juga diisi dengan penawaran judul Tugas Akhir (TA) dari klaster Informatika Medis, dan Tech Talk dari klaster Jaringan dan Keamanan Komputer.

Pameran yang diselenggarakan sekali dalam satu tahun tersebut, kecuali dapat melatih para mahasiswa untuk dapat mempresentasikan hasil karyanya kepada konsumen, juga membuka ruang diskusi antar mahasiswa. Diharapkan, dengan acara semacam ini, pintu-pintu kreativitas dan semangat kolaborasi antar mahasiswa Informatika dapat tumbuh dan terbuka lebar.

Seluruh proyek yang dipamerkan di Informatics Expo dapat dilihat melalui situs http://informatics-expo.id/

Arus pertukaran informasi di dunia digital kian meningkat keramaiannya seiring dengan peningkatan aktivitas warganet di dunia maya. Pertukaran informasi juga mengakibatkan kian ramainya arus aliran data yang berasal dari berbagai layanan internet seperti penelitian, sosial media, surat elektronik, pemutaran musik, video, dan sebagainya.

Demi menjawab kebutuhan akan informasi yang akurat dari data dalam jumlah besar tersebut, Data Science hadir sebagai suatu tren baru yang dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan data.

Saat ini, ungkapan ‘Data is the new oil’ yang menggambarkan betapa berharganya data serta informasi yang mungkin didapatkan darinya di era digital. Data telah membawa penelitian dan industri pada babak baru.

Dalam konteks penelitian, data banyak melahirkan topik-topik penelitian lintas disiplin. Sementara dari sisi industri, data menjadi komoditas baru yang dapat diolah menjadi kapital yang menjanjikan.

Pusat Studi Sains Data UII

Pusat Studi Sains Data atau Center of Data Science (CDS) adalah sebuah pusat studi baru di bawah payung Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII). Tim CDS menyadari bahwa Data Science adalah suatu pasar baru yang bisa digeluti oleh mahasiswa Teknik Informatika. Di pasar ini, banyak topik penelitian dan berbagai macam profesi yang jenisnya akan terus berkembang.

Data Science Talk and Workshop Series

Data Science Talk and Workshop Series yang baru pertama kali digelar di UII itu menghadirkan banyak pembicara dari kalangan akademisi dan praktisi dunia Industri. Dihadiri oleh banyak mahasiswa, acara ini diharapkan dapat menumbuhkan minat pada dunia data dan dapat memberikan gambaran tentang Data Science baik dari sisi penelitian maupun dari sisi industri.

Pembicara yang hadir pada workshop dengan tema Toward Academic Challenge & Industrial Demand itu adalah : Ardya Dipta Nandaviri (Senior Data Scientist Go-Jek), Sigit Prasetyo (Ketua idBigData), Ridho Rahmadi (CDS, Informatika UII), RB Fahriya Hakim (DSI, Statistika UII), Rahmi Yuan (Prosa.ai), Ahmad Fathan Hidayatullah (CDS, Informatika UII), Dhomas Hatta Fudholi (CDS, Informatika UII), dan Ayundyah Kesumawati (DSI, Statistika UII).

Acara yang digelar di Gedung Kuliah Umum (GKU) UII tersebut dihadiri lebih dari 200 orang mahasiswa dan dosen dari berbagai universitas di Indonesia. Kecuali para akademisi, praktisi dari instansi negara seperti Badan Pusat Statistik, Badan Siber dan Sandi Negara, serta beberapa perusahaan juga turut hadir.

CDS berharap dapat menggelar acara yang serupa pada tahun 2019. Sampai saat ini, sudah ada dua universitas lain yang bersedia menjadi host acara selanjutnya.

(U/Ridho)

Alhamdulillah, prestasi Universitas Islam Indonesia kembali ditorehkan oleh mahasiswi Teknik Informatika yaitu Mike Rustia Putri (TIF ’14). Mike berhasil meraih juara 2 nasional dalam ajang National Essay Competition Historia 2018 di Universitas Negeri Padang. Kompetisi tersebut berlangsung pada tanggal 29 November – 02 Desember 2018 dengan tema yang diangkat yaitu “Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Mengatasi Disintegrasi Nasional”. Adapun seleksi dalam kompetisi tersebut yaitu peserta mengirim berkas dan karyanya, dari ratusan berkas didapatkan 70 semifinal untuk menuju tahap final dan tahap akhir didapatkan 10 finalis untuk memperebutkan 3 besar.

Pada tahap final Mike berkompetisi dengan 9 finalis lainnya dari Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Ganesha, Universitas Padang, Universitas Gadjah Mada, Universitas Yogyakarta dan Universitas Semarang dengan 3 juri profesional yaitu Dr. Aisiah, M.Pd., Dr. Desy Mardiah., M.Si., dan Hera Hastuti, Mpd.

Karya yang Mike presentasikan dalam ajang tersebut yaitu inovasi teknologi untuk mengatasi permasalahan disintegrasi nasional melalui media pembelajaran untuk anak-anak dalam upaya mengenalkan budaya ekonomi yang mencerminkan karakter bangsa Indonesia sejak dini.
Menurut Mike, manfaat mengikuti lomba essay ini selain mengasah kemampuan menulis ilmiah, juga melatih kepekaan dengan kondisi bangsa serta meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan public speaking. Harapannya, semakin banyak teman-teman mahasiswa lainnya untuk peduli dengan permasalahan disekitar dan memberi solusi dengan ilmu yang telah didapatkan pada bangku kuliah secara nyata untuk bangsa.
Semoga Teknik Informatika selalu berkarya demi bangsa. (Mike)

Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia membuka kesempatan kepada mahasiswa Program Studi S1 Teknik Informatika untuk mengikuti Program Beasiswa Sakura Science Plan 2019 ke Hokkaido Information University Jepang.

Informasi umum terkait program ini sebagai berikut:

Theme of the program: Space Utilization and its Communication Technology II

Host / Planner: Hokkaido Information University (HIU)

Support: Japan Science and Technology Agency (JST) (“Sakura Science Plan” project)

Period of the program: February 17(Sun) – 26(Tue), 2019 [10 days]

Language during the program: English

Conditions for invitation: HIU and JST coordinate the plan and cover following costs for invited students ;

  • Airfare
  • Transportation fee in Japan
  • Accommodation fee
  • Food expenses
  • Insurance fee
  • Expenses for company tour/ historical study

 

Ketentuan untuk mendaftar program ini:

  1. Peserta merupakan mahasiswa aktif Program Studi S1 Teknik Informatika UII angkatan 2015, 2016, atau 2017.
  2. Peserta memiliki IPK >= 3.00.
  3. Peserta belum pernah mengunjungi negara Jepang sebelumnya dan berkeinginan untuk melanjutkan studi/bekerja di Jepang setelah lulus kuliah S1.
  4. Peserta bersedia mengurus dan menanggung biaya pembuatan passport dan visa jika terpilih untuk kunjungan ke Jepang.
  5. Peserta menguasai satu atau lebih bahasa pemrograman komputer.
  6. Peserta dapat berbahasa Inggris dengan lancar (dibuktikan dengan skor TOEFL/CEPT minimum 500).
  7. Peserta menyerahkan curriculum vitae dalam Bahasa Inggris (gunakan format Europass).
  8. Peserta menyerahkan motivation letter yang ditulis dalam Bahasa Inggris dan berisi alasan, harapan, dan komitmen mengikuti program ini.
  9. Peserta mengisi form pendaftaran yang dapat diakses di tautan berikut: https://goo.gl/UGbtts

Batas waktu pendaftaran: 30 November 2018.

Bagi yang lolos seleksi dokumen akan diundang untuk mengikuti proses seleksi wawancara di jurusan.

 

Contact person:
Septia Rani (Ms.)
Email: septia.rani(at)uii.ac.id

Pada 16 September 2018 Rombongan Kunjungan Industri 2018 HMTF LEM FTI UII melakukan pembukaan acara dan sekaligus pelepasan peserta Kunjungan Industri 2018. Acara pembukaan tersebut dihadiri oleh Ketua HMTF LEM FTI UII Hilman Maulana, Ketua Umum LEM FTI UII yang diwakili oleh Dira Juniati, Ketua DPM FTI UII yang diwakili oleh Cahya Nugraha dan juga dihadiri oleh perwakilan dari Program Studi S1 Teknik Informatika yaitu Ketua Program Studi S1 Teknik Informatika Bapak Dr. R. Teduh Dirgahayu.

PT. Qwods Company International

Rombongan Peserta Kunjungan Industri 2018 yang berjumlah 49 mahasiswa, berangkat menuju Jakarta pada pukul 14.00 dan tiba di Jakarta pada pukul 05.00 kemudian langsung melakukan Ibadah Sholat Subuh di Masjid Istiqlal. Kunjungan Industri I yaitu berkunjung ke PT. Qwords Company International, disana para dibagi menjadi dua kelompok karena menyesuaikan kapasitas dan aturan dari perusahaan tersebut. PT. Qwords Company International memberikan materi mengenai dunia hosting dan peserta juga diperbolehkan untuk mengunjungi ruang Data Center.

PT. Garena Indonesia

Agenda selanjutnya yaitu melakukan kunjungan di PT. Garena Indonesia. PT. Garena Indonesia memberikan materi mengenai PT. Garena Indonesia itu sendiri, penjelasan mengenai pekerjaan tim ketika bekerja di bidang gim dan para peserta diperbolehkan untuk sharing langsung dengan para pekerja di perusahaan tersebut. Setelah itu para peserta Kunjungan Industri 2018 pulang ke hotel untuk beristirahat.

Kementrian Kominfo

Hari selanjutnya, kunjungan industri dilakukan di Kementerian KOMINFO. Di KOMINFO para peserta mendapatkan banyak ilmu mengenai pemblokiran situs terlarang. Para peserta terlihat sangat tertarik sekali dengan topik ini, dapat dilihat dari keaktifan para peserta dengan bertanya kepada para pembicara.

PT. Cyberindo Aditama

Kunjungan terakhir yaitu kunjungan ke perusahaan PT. Cyberindo Aditama atau yang biasa disebut dengan CBN. Di CBN para peserta mendapatkan materi mengenai dunia kerja di CBN itu sendiri. Semua kunjungan yang dilakukan para peserta Kunjungan Industri juga di dampingi oleh perwakilan dari Jurusan Teknik Informatika FTI UII yaitu Bapak Almed Hamzah, S.T., M.Eng.

Dari acara Kunjungan Industri 2018, semua perusahaan yang dikunjungi sangat menerima dan menyambut sekali. Acara ini dianggap dapat menjadi motivasi dan peserta juga dapat mengetahui gambaran nyata dari dunia pekerjaan di bidang informatika. Dilihat dari manfaatnya, diharapkan acara ini dapat terus berlangsung di setiap tahunnya serta ke perusahaan-perusahaan yang besar. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan tersebut dapat mengenal atau bahkan bekerja sama langsung dengan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia.

Alhamdulillah, Mahasiswa Teknik Informatika kembali meraih penghargaan dalam ajang International Young Inventors Award (IYIA) yang berlangsung pada tanggal 19-22 September 2018 di Inna Grand Bali Beach Sanur, Bali, Indonesia. Tim yang menjadi satu-satunya perwakilan Universitas Islam Indonesia pada ajang International Young Inventors Award ini beranggotakan Mike Rustia Putri (T.IF 2014), Rita Nur’aeni (T.IF 2014), dan Mhd Hamzah Fansuri (TM 2014) berhasil mendapatkan penghargaan Bronze Medal (Special Award).

IYIA diselenggarakan semenjak tahun 2013 oleh Indonesian Invention and Inovation Promotion Association (INNOPA) yang bekerja sama dengan World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) dan International Federation of Inventors Associations (IFIA). IYIA akan memberikan kesempatan kepada inovator-inovator muda atau ilmuan-ilmuan untuk mempromosikan dan berbagi ide kreatif satu sama lain dari berbagai sektor. Kegiatan IYIA ini diikuti oleh 15 negara yang terdiri dari 300 lebih peserta.

Adapun alur untuk mengikuti kegiatan ini yaitu peserta melakukan registrasi pendaftaran terlebih dahulu. Kemudian peserta mengirimkan proposal yang berisi tentang ide yang dimiliki. Setelah itu, bagi peserta yang lolos seleksi akan mendapatkan invitation, pada tanggal 19 September 2018 akan mengikuti penjurian di Inna Grand Bali Beach Sanur, Bali. Pada tanggal 20 September 2018 seluruh peserta boleh saling mengunjungi booth untuk berbagi atau bertukar ide satu sama lain. Pada tanggal tanggal 22 September 2018 merupakan pemberian penghargaan kepada peserta IYIA.

Pada ajang ini inovasi yang dibawakan oleh tim UII adalah pengembangan dan inovasi dari aplikasi permainan tentang pendidikan karakter yang sebelumnya telah menjuarai beberapa perlombaan lainnya dengan tujuan mengenalkan aplikasi ini tidak hanya dalam skala nasional namun juga internasional sehingga dapat bersaing dengan aplikasi permainan lainnya yang masih kurang mendidik dan dapat merusak karakter anak-anak. Harapannya, permainan ini dapat terus dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat untuk membentuk karakter baik bagi generasi muda. Selain itu, semoga mahasiswa Teknik Informatika semakin termotivasi untuk berkarya dan mau berperan serta dalam memajukan Indonesia dengan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan.

Jurusan Informatika UII kembali mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti Program Double Degree bekerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri. Setelah sebelumnya menjalin kerja sama dengan Youngsan University di Korea Selatan, tahun ini mahasiswa Informatika UII berkesempatan untuk mengikuti Program Double Degree bekerja sama dengan Nanjing Xiaozhuang University (NXU) di China. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud upaya internasionalisasi Jurusan Informatika UII.

Read more

Berikut ini kami sampaikan informasi pendaftaran untuk mengikuti program student exchange dan joint degree bagi mahasiswa Jurusan Informatika UII.

Read more