Lagi-lagi, kabar gembira datang dari penyelenggaraan UII Website Appreciation. Pada edisi tahun ini, alhamdulillah website Informatika kembali melanjutkan tradisi dengan membawa pulang prestasi. Dalam acara UII Website Appreciation 2021 yang diadakan pada tanggal 20 Oktober 2021, situs web jurusan kita, https://informatics.uii.ac.id/, berhasil mendapat apresiasi dengan memperoleh penghargaan “Website Kategori A”.

FYI, UII Website Appreciation merupakan ajang apresiasi tahunan untuk website yang dikelola di lingkungan Universitas Islam Indonesia. Website Fakultas, Jurusan dan/atau Prodi, Unit Layanan, hingga Pusat Studi ikut serta di dalamnya.

Nah, dalam prosesnya, website Informatika UII sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Bukan ditujukan untuk memenangi penghargaan ini, namun untuk menjaga kualitas konten dan informasi yang disajikan kepada pembaca, khususnya ZenFor tercinta. Penghargaan ini hanyalah bonus! Tentu saja, orang-orang di balik website yang terdiri dari tim dosen, karyawan, dan Student Staff juga perlu diapresiasi. Tak ketinggalan pastinya ZenFor sebagai pembaca setia yang tanpa kalian upaya tim menjadi kurang bermakna!

Jadi, seberapa sering kamu mengunjungi website kita yang kece itu? Artikel mana yang jadi favoritmu? Atau apabila ada saran yang membangun dapat dituliskan di kolom komentar. Selamat untuk kita semuaa~

The International Conference on Information Technology and Digital Applications, or ICITDA 2021 has been successfully held for the sixth time by the Department of Informatics, Universitas Islam Indonesia. ICITDA is an annual international conference at which researchers from all over the world present their work and learn from other presenters, keynote speakers, and hands-on workshop speakers. This year’s conference gained great enthusiasm worldwide, with the theme “Cybersecurity in Data Science Era”.

The 6th ICITDA, like the previous year, was held virtually, but with the addition of a new concept, utilizing both Zoom Meeting and Gather.town for the main event. At the conference, 42 papers were accepted. The main events took place on November 5 and 6, 2021. This year’s ICITDA succeeded in attracting the attention of researchers from 11 countries to submit their papers, including Malaysia, Philippines, Indonesia, Brunei Darussalam, United States, Taiwan, India, Thailand, Australia, Bangladesh, and Morocco.

The first day of ICITDA 2021, held via Zoom Meeting, began with the opening speeches from Prof. Fathul Wahid, rector of Universitas Islam Indonesia, and Ms. Arrie Kurniawardhani, chairperson of ICITDA 2021. The first keynote speech, entitled “TinyML and Importance of Data-Centric Approach”, was delivered by Dr. Owais Ahmed Malik of Universiti Brunei Darussalam. The conference then moved on to workshops led by Dr. Charles Lim of Swiss German University and Dr. Syarif Hidayat of Universitas Islam Indonesia, discussing “Open Source Intelligence: Profiling Your Target” and “Artificial Intelligence Applications in Cybersecurity Domain”, respectively. Dr. M. Andri Setiawan of Universitas Islam Indonesia gave the final keynote speech of the day, entitled “Living The Next Normal in An Enterprise: Leveraging the Wi-Fi Technology in A Post-pandemic Future”.

On the second day, all participants were invited to join the conference through Gather.town, an RPG-based virtual meeting platform where all participants could actively interact with each other. Dr. Ahmad Raf’ie Pratama of Universitas Islam Indonesia kicked off the second day with a workshop entitled “Filtering Email Spam with Machine Learning”. The next schedule was paper presentations, divided into two sessions. Each presenter was given the opportunity to present their paper in one of the four designated rooms. The final two keynotes were delivered by Dr. Nurul Hidayah bin Ab Rahman of Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, entitled “Emerging Technologies and Data Science: The Implications to Digital Forensics Research Directions”, and Dr. Bernardi Pranggono of Sheffield Hallam University, entitled “Cybersecurity, Data Science, and Artificial Intelligence”.

To cap off the two fantastic conference days, the committee announced the much-anticipated Best Paper Awards. The winners were as follows:

  • Data Mining Framework for The Identification of Profitable Customer based on Recency, Frequency, Monetary (RFM) by Fikri Asmat, Kadarsah Suryadi, and Rajesri Govindaraju.
  • EfficientNet-Transformer for Image Captioning in Bahasa by Umar Abdul Aziz Al-Faruq and Dhomas Hatta Fudholi.
  • Fuzzy-Based Intelligent Health Information System for Natural Disaster Victims by Moch. Zen Samsono Hadi, Aries Pratiarso, Nur Rosyid Mubtada’i, Ahmad Syauqi Ahsan, Hafara Ulufan Nuri, and Rachmawati Rizki Marzuqi.

With this, the sixth ICITDA had concluded successfully, thanks to the committee’s wonderful spirit in organizing such a wonderful event, and all participants, keynote speakers, also hands-on workshop speakers for their enthusiasm and knowledge sharing.

We hope to see you at the next ICITDA!

Anggraeni Dias Saputri: Perbandingan Sikap dan Penerimaan Pengguna Layanan Dompet Digital di Indonesia

“Zaman sekarang, lebih baik ketinggalan dompet dari pada ketinggalan handphone!”

Lah, memangnya benar? Bisa jadi. Tak dapat dipungkiri, smartphone kini lumrah digunakan sebagai salah satu media pembayaran digital. Masyarakat juga kian familiar dengan layanan pembayaran digital atau electronics payment (e-payment). Metode ini memudahkan proses pembayaran karena bisa dilakukan di mana dan kapan saja, contoh saja dompet digital atau electronics wallet (e-wallet).

Maraknya pembayaran melalui dompet digital didukung juga oleh pemerintah, loh. Terhitung sejak Januari 2016, pemerintah mencanangkan program less cash society atau transaksi non tunai demi menghadapi persaingan multinasional Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Hal ini menjadi topik penelitian Anggraeni Dias Saputri yang berjudul “Perbandingan Sikap dan Penerimaan Pengguna Layanan Dompet Digital di Indonesia”. Mahasiswi yang akrab disapa Mbak Anggrek ini memberikan gambaran perbandingan atau perbedaan sikap dari pengguna layanan dompet digital di Indonesia.

Beberapa layanan dompet digital (e-wallet), seperti ShopeePay, OVO, Dana, GoPay dan LinkAja merupakan layanan yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Namun di sisi lain, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang belum mengerti penggunaan layanan tersebut. 

Penelitian di bawah bimbingan Bapak Ahmad Munasir Rafi`e Pratama, ST, MIT, PhD ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif melalui survei hingga menjangkau 402 responden. Sasaran responden berdomisili di Indonesia dengan usia minimum 17 tahun dan pernah menggunakan layanan e-wallet minimal satu kali. 

Fokus pengumpulan data, yakni untuk menjaring pengguna layanan e-wallet seperti seperti ShopeePay, OVO, Dana, GoPay dan LinkAja dengan melihat dan meneliti beberapa faktor seperti kegunaan, kemudahan, finansial, fasilitas penunjang, dan lain-lain. Selain pengumpulan data kuantitatif, digunakan juga metode manova untuk menganalisis dan melihat sikap pengguna layanan dompet digital di Indonesia. 

Ternyata, tidak ada perbedaan yang ditemukan dari sisi faktor penerimaan dompet digital antar jenis layanan dompet digital, usia dan, jenis kelamin kecuali pada dua hal: faktor pengaruh sosial di mana perempuan menggunakan e-wallet lebih tinggi dibandingkan laki-laki, serta pandangan terhadap risiko penggunaan bahwa laki-laki melaporkan nilai yang lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini  menunjukkan bahwa laki-laki menilai risiko penggunaan ketika menggunakan layanan dompet digital lebih besar dibandingkan dengan perempuan.

Penelitian yang telah dimulai sejak satu tahun lalu ini turut membawa Mbak Anggrek lulus dengan predikat Pujian, loh! Alhamdulillah.

Istimewanya lagi, Mbak Anggrek ini juga salah satu penerima Beasiswa Alumni yang diberikan oleh Prodi Informatika-Program Sarjana UII bagi alumninya yang melanjutkan jenjang pendidikan S2 di Prodi Magister Informatika UII. Selain itu, Mbak Anggrek juga aktif bekerja selama kuliah di Magister Informatika. Tentunya, membagi waktu antara pekerjaan dan kuliah itu tidak mudah. 

“Manajemen waktunya gampang-gampang susah. Weekday bekerja, weekend kuliah. Alhamdulillah, dulu mendapat lead divisi yang mendukung karyawannya untuk menempuh pendidikan. Rasanya menyenangkan apabila bisa lebih produktif,” tutupnya.

 

Muhammad Luthfi, atau yang akrab disapa Luthfi, merupakan mahasiswa Program Studi Informatika Program Sarjana Angkatan 2017. Luthfi berhasil memperoleh IPK 3,97 dan menjadi lulusan dengan IPK Tertinggi pada Wisuda Periode I & II Tahun Akademik 2021/2022.

Selama kuliah di Informatika UII, Luthfi yang kini menjadi iOS Software Engineer di Tokopedia ini ternyata pernah menjadi asisten dosen, loh. Ia juga berkesempatan mengikuti joint degree program 2+2 ke Nanjing Xiaozhuang University (NXU), China.

Ditanya soal tips menjadi wisudawan terbaik, Luthfi menjawab “Sebenarnya, nggak ada tips khusus, sih. Tapi, yang penting kuliah dibawa happy aja. Pinter-pinter mengatur waktu biar study-life balance-nya tetap terjaga. Keep doing things that make you happy. Contohnya, kalau aku suka travelling dan main game.” 

Luthfi mengangkat tugas akhir yang berjudul “Geometry AR: iOS-based Application for 3D Shapes Learning using Augmented Reality”. Ia memilih judul ini karena tertarik dengan Augmented Reality dan juga memang ingin mendalami mobile app development khususnya untuk platform iOS.

Tujuan dari aplikasi yang dibangun Luthfi ini adalah sebagai aplikasi pembelajaran siswa-siswi yang sedang belajar geometri, khususnya bangun ruang tiga dimensi. Biasanya untuk pembelajaran tersebut mereka memakai media dua dimensi seperti buku, namun terkadang mereka susah untuk memvisualisasikan gambar dua dimensi dari buku menjadi bangun tiga dimensi menggunakan imajinasi mereka. 

Nah, di era digital dan dengan pertumbuhan smartphone yang pesat sekarang, masalah ini bisa diselesaikan menggunakan Augmented Reality. Jadi, aplikasi ini dilengkapi dengan kartu-kartu fisik yang disebut juga AR Marker. Setiap kartu merepresentasikan bangun tiga dimensi yang berbeda. Dengan fitur AR di aplikasi ini, siswa-siswi bisa scan kartu tersebut untuk melihat bangun tiga dimensi di dunia nyata secara real-time melalui kamera smartphone mereka. Aplikasi ini juga disertai dengan pembelajaran rumus-rumus geometri dan kuis untuk mengevaluasi pembelajaran mereka.

“Pesan untuk teman-teman mahasiswa, always be curious, jangan berhenti belajar hal-hal baru, dan yang paling penting tetep jaga kesehatan baik fisik maupun mental. Di masa perkuliahanku (dan juga kehidupan in general), pasti mengalami banyak ups and downs. Kalau aku gagal dalam sesuatu pasti merasa putus asa dan kehilangan motivasi. I eventually realized that we can’t change our past, instead we can always grow and learn from it,” tutup Luthfi.

 

 

Gilang Persada Bhagawadita, mahasiswa Prodi Informatika UII – Program Sarjana Angkatan 2018 berhasil meraih IPK tertinggi dalam Wisuda Periode I & II Tahun Akademik 2021/2022. Ia memperoleh IPK 3,97 dengan masa studi kurang dari 4 tahun.

Tidak hanya jago di kegiatan akademik, selama kuliah Gilang turut aktif dalam berbagai kegiatan, sebut saja kepanitiaan, UKM Himpunan Basket, PSC, dan Kosmik. Di tahun ketiganya, Gilang juga berkesempatan mengikuti program double degree ke Nanjing Xiaozhuang University, China.

“Tipsnya, dibawa santai saja, sih. Selain itu, coba lebih aktif di kelas dan buat dosen bisa kenal dekat sama kita,” ujar Gilang, saat ditanya bagaimana tipsnya bisa lulus kuliah dengan raihan IPK tertinggi.

Gilang memilih sebuah judul “Developing Mobile Attendance System Using QR Code and GPS Tracking with Flutter” sebagai tugas akhirnya. 

“Judul ini aku pilih karena terinspirasi masalah sistem presensi di UII (dulu) yang berbeda dengan ketika aku di NXU, ditambah dengan pemanfaatan mobile phone sehingga sistem presensinya bisa lebih efektif dan lebih aman. Namun, tidak dipungkiri bakal tetap ada kecurangan-kecurangan selanjutnya,” jelas Gilang.

Gilang merasa sangat beruntung bisa kuliah di Informatika UII sebab ia bisa mendapat kesempatan program double degree ke NXU. “Kurikulum Informatika UII juga sangat mantap,” tambahnya.

Sebagai penutup, Gilang berpesan sebagai mahasiswa harus mulai mencari jati diri sedini mungkin, misalnya ingin fokus ke mana dan ke depannya ingin menjadi apa. Menurutnya, hal itu akan menentukan kegiatan kita sehari-hari saat kuliah sehingga ilmu yang didapat bisa lebih berguna nantinya. “Mau main game atau refreshing lainnya boleh, tapi harus ingat apa tujuan utama kita kuliah,” tutupnya.

 

 

Yuk, kenalan dengan Andri Wahyu Ahmad Ruslam. Mahasiswa yang lahir dan besar di Poso, Sulawesi Tengah, ini berhasil meraih IPK Tertinggi dalam Wisuda Periode I & II Tahun Akademik 2021/2022. Andri berhasil memperoleh IPK 3,97 dengan masa studi kurang dari 4 tahun. 

Selama menempuh pendidikan di Program Studi Informatika Program Sarjana, Andri banyak memfokuskan kegiatan pada hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan teknis. Mulai dari menjadi asisten lab, mengikuti UKM Robotik, menjadi bagian dari tim inkubasi Startup, dan menjalani magang di salah satu perusahaan yang ada di Jogja. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, ia mendapat banyak pengalaman, seperti menjadi kontestan tingkat Nasional Lomba Kontes Robot Indonesia, mengerjakan proyek-proyek perusahaan, dan menjadi partisipan dalam ASEAN Virtual Entrepreneurship Hackathon. Seluruh pengalaman tersebut sangat membantunya dalam mengasah kemampuan hardskill maupun softskill yang ia miliki. 

“Bagi saya, berani mengexplore hal-hal baru, konsisten terhadap apa yang kita inginkan serta mampu mengatur dan memaksimalkan waktu yang kita punya merupakan salah satu kunci agar dapat menjadi yang terbaik dalam banyak hal termasuk menjadi wisudawan terbaik,” ujar Andri.

Andri mengungkapkan bahwa ia mengangkat sebuah topik berjudul “Factor Analysis Keberlanjutan Pengguna Jala Menggunakan Factor Analysis” dalam tugas akhirnya. Judul ini didasari oleh pengalamannya selama magang di salah satu perusahaan di Yogyakarta. Dari seluruh proyek yang ia kerjakan di sana, proyek ini menjadi proyek yang dapat membuat seluruh stakeholder antusias ketika ia mempresentasikannya. Selain itu juga, proyek ini masih sangat mungkin untuk dikembangkan dengan variabel-variabel berbeda yang tentu saja akan sangat bermanfaat bagi perusahaan. Oleh karena itu, Andri mengangkat judul ini sehingga pekerjaannya dapat terdokumentasi dan dapat dijadikan referensi dalam pengembangan proyek yang sama dengan variabel yang berbeda ke depan.

Secara garis besar, “Faktor Analisis Keberlanjutan Pengguna Menggunakan Factor Analysis” dilatarbelakangi oleh munculnya anomali pada data pengguna perusahaan. Dari data yang didapatkan, terlihat bahwa jumlah pengguna baru yang menggunakan sistem/aplikasi perusahaan terus meningkat. Namun, pengguna yang konsisten untuk terus menggunakan sistem, bahkan untuk berlangganan, tidak sebanding dengan angka pengguna baru. Berdasarkan fakta tersebutlah diinisiasi proyek ini untuk mencari tahu sebenarnya faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pengguna dapat terus menggunakan sistem perusahaan dengan parameter satu bulan pertama penggunaan. 

“Hasil akhir dari proyek ini berupa informasi faktor-faktor apa saja yang paling mempengaruhi keberlanjutan pengguna dalam menggunakan sistem perusahaan,” lanjut Andri.

Andri bersyukur dapat berkuliah di Informatika UII sehingga ia dapat belajar dari rekan-rekan Informatika lainnya yang tentunya juga tidak kalah berpengalaman. Selain itu, menurutnya, salah satu hal yang paling seru, tetapi sulit dilakukan, saat menjadi mahasiswa Informatika adalah ketika terdapat beberapa proyek akhir sekaligus dalam satu semester. 

“Hal ini yang membuat kami sebagai mahasiswa harus banting tulang menyelesaikannya. Namun, proyek-proyek akhir ini sangat bermanfaat bagi kami, karena kami belajar banyak hal salah satunya adalah bekerja secara tim yang menjadi pengalaman berharga selama masa perkuliahan,” tambahnya.

Andri juga mengaku belajar banyak hal dari dosen-dosen yang mumpuni di bidangnya. Baik dosen maupun tenaga administratif sangat sigap dalam membantu dan mengarahkan ketika terdapat masalah berkaitan dengan perkuliahan. “Selain itu, fasilitas yang diberikan kampus sangat membantu saya dalam mengeksplorasi hal-hal baru.” 

Kini, Andri sedang fokus mengembangkan softskill dan hardskill terutama dalam bidang Data Engineer agar dapat bisa memberikan kontribusi di masyarakat maupun industri dalam pengelolaan dan pemanfaatan data.

Andri berharap Informatika UII dapat terus menjadi lebih baik dengan meningkatkan modul-modul pada kurikulum serta menyesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini sehingga lulusan dapat lebih siap lagi menghadapi dunia industri di bidang teknologi ke depan.

Sebagai penutup, ia berpesan, “Manfaatkan waktu kalian selama menjadi mahasiswa, ikuti kontes-kontes yang dapat mengasah skill kalian sebanyak mungkin, dan manfaatkanlah seluruh fasilitas kampus untuk mengembangkan diri kalian. Maksimalkan setiap waktu kalian untuk menghasilkan karya-karya terbaik.”

Yuk, kenalan dengan Moch. Fathi Siddiqi, lulusan dengan IPK Tertinggi Periode 1 Tahun Akademik 2021/2022. Fathi berhasil lulus dengan IPK 3,89. Alhamdulillah.

“Sebenarnya, aku nggak tau ternyata terpilih sebagai lulusan terbaik. Semua itu atas izin Allah. Namun, memang selama kuliah, aku suka dan semangat dalam mempelajari hal yang baru,” aku Fathi yang pernah aktif sebagai programmer di Student Staff Informatika ini.

Tidak hanya Student Staff Informatika, ternyata selama kuliah Fathi aktif dalam berbagai kegiatan, loh. Misalnya saja Asisten Laboratorium Terpadu Informatika dan Mualim FTI.

Pada tahun keempatnya, Fathi menempuh Jalur Perintisan Bisnis. Beliau bersama teman-temannya merintis Ubaform, sebuah startup bergerak dalam layanan pembuatan formulir secara online. Hal ini dilatarbelakangi ketertarikannya pada dunia startup dan software engineering.

Melalui tugas akhir yang berjudul “Implementasi Bisnis Model Software as a Service (SaaS) untuk Layanan Pengolahan Dokumen Digital (Studi Kasus di Startup Ubaform)”, beliau akhirnya bisa menyelesaikan pendidikan sarjana dan memperoleh IPK tertinggi di periodenya.

Permasalahan yang diangkat Fathi terkait pengolahan dokumen dari yang awalnya masih konvensional menjadi digital. Metode konvensional ini tentunya berdampak pada efektivitas dan efisiensi dalam pengolahan dokumen sehingga dibentuklah ide dasar startup untuk pengolahan dokumen digital. Hasil dari tugas akhir tersebut adalah ide bisnis, prototype, dan strategi untuk pertumbuhan startup itu sendiri.

Fathi merasa senang bisa berkuliah di Informatika. Beliau mempelajari banyak hal fundamental khususnya di bidang teknologi informasi yang tentunya berguna setelah lulus kuliah. “Kalau dukanya mungkin ketika awal kuliah terasa sulit menyesuaikan belajar tentang teknologi informasi, misalnya pemrograman dan struktur data,” tutup Fathi.

 

Alhamdulillah, kabar gembira datang lagi untuk Jurusan Informatika UII dengan bertambahnya dosen bergelar Doktor. Kali ini, adalah Pak Dr. Ahmad Luthfi, S.Kom. M.Kom., yang berhasil mendapatkan gelar Doktor setelah mempertahankan disertasinya di hadapan promotor pada tanggal 22 September 2021 kemarin.

Beliau, yang akrab disapa Pak Luthfi, menyelesaikan studi S3 di Delft University of Technology, Belanda, dengan mengangkat judul “Decision-making Support for Opening Government Data” pada disertasinya. Di Informatika UII, Pak Luthfi merupakan salah satu dosen yang memiliki fokus studi di bidang Sistem Siber.

Dengan selesainya studi Pak Luthfi, artinya beliau dapat kembali menemani mahasiswa Informatika UII dalam perkuliahan. Ini juga berarti, kualitas pengajaran yang ada di jurusan kita tercinta ini makin hari makin meningkat!

Selamat, Pak Luthfi!

Alhamdulillah, bertambah lagi dosen Informatika UII bergelar Doktor. Beliau adalah Pak Chandra Kusuma Dewa, akrab disapa Pak Chandra, yang baru-baru ini telah berhasil menyelesaikan studi doktornya di Toyohashi University of Technology, Jepang. Dengan selesainya studi ini, maka beliau resmi menyandang gelar Doctor of Philosophy in Engineering. Beberapa dari kita mungkin masih belum mengenal beliau, dikarenakan dalam beberapa tahun belakangan, beliau memang sedang fokus untuk menyelesaikan studinya. Namun, dulu Pak Chandra termasuk salah satu dosen favorit untuk pembimbing tugas akhir, lho! 😅🙈

Pak Chandra adalah salah satu dosen di Informatika UII yang mempunyai fokus di bidang Machine Learning dan Reinforcement Learning. Dalam disertasinya, beliau juga mengangkat tema yang sama dalam judul “Policy Integration for Person-Following Robot Training Using Deep Reinforcement Learning”.

Dengan bertambahnya dosen dengan gelar doktor, ini berarti kualitas pendidikan dan pengajaran di lingkup Informatika UII juga akan bertambah. Peningkatan kualitas ini sejalan dengan spirit untuk terus mencetak “The Next IT Solution Enablers”. Salut!

 

Alhamdulillah, Informatika UII kembali berkesempatan untuk melakukan hibah peralatan laboratorium. Acara hibah ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 September 2021 kemarin dan merupakan agenda tahunan jurusan. Tahun ini, total ada 36 lembaga/institusi yang mendapatkan hibah dengan rincian 43 perangkat komputer, serta 96 paket meja dan kursi.

Salah satu perwakilan lembaga/institusi penerima hibah, mengutarakan rasa terima kasih dan harapannya untuk Informatika UII.

“Alhamdulillah lembaga kami mendapatkan rezeki dari Allah melalui UII. Semoga pemberiannya dapat memberi manfaat bagi orang banyak dan membawa pahala yang akan terus mengalir. Harapannya, acara ini bisa diadakan setiap tahunnya agar dapat terus membantu pihak-pihak yang membutuhkan.”