Satu lagi prestasi berhasil ditorehkan oleh mahasiswa Program Studi Informatika Program Sarjana, Albarra Naufala Erdanto. Lagi-lagi, Albarra berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kali ini, Albarra dan tim mengusung ide yang berjudul “DEAFCARE: Aplikasi Pendamping Tunarungu dan Pusat Informasi Terintegrasi sebagai Solusi Permasalahan Aksesibilitas Informasi pada Komunitas Deaf Family Solo Raya”.
Jadi, apa, sih, Deafcare itu? Yuk, langsung aja kita kupas! Check it out!
Deafcare merupakan sebuah solusi untuk pendamping tunarungu yang kesulitan mencari informasi secara terpusat untuk memenuhi kebutuhan anak tunarungu. Sebab orang tua atau pendamping yang memiliki “anak spesial” biasanya harus berusaha lebih untuk mencari informasi terkait pendampingan anak tunarungu. Nah, Deafcare hadir untuk menjadi pegangan yang bisa membantu para pendamping ini.
Awalnya, Deafcare merupakan inisiasi dosen Teknik Industri, yaitu Ibu Amaria Dilla Sari. Sebelumnya, ide ini berhasil lolos ke nyatakan.id, program bantuan pendanaan dari Kemenparekraf bagi para pelaku usaha sektor parekraf untuk mewujudkan ide kreatifnya berbentuk aplikasi dan permainan digital dalam rangka #AdaptasiKebiasaanBaru. Bersama Mas Dimastyo, Albarra mengeksekusi proyek ini hingga berhasil ter-deploy di deafcareindonesia.com.
“Deafcare sangat bermanfaat dan membuka pikiran saya untuk peduli terhadap anak tunarungu atau Teman Tuli,” ujar Albarra ketika ditanya alasan ia bergabung ke Deafcare.
Singkat cerita, setelah proyek di nyatakan.id selesai, Albarra dan timnya berinisiatif untuk memasukkan Deafcare ini ke PKM. Tim ini terdiri dari Albarra, Alma (Teknik Industri 2018), Aura (Psikologi 2018), Abdul Azis (Teknik Industri 2017), dan Andrian (Teknik Industri 2017). Tim ini juga masih didampingi oleh Bu Dilla, loh. Alhamdulillah, dengan kerja keras Albarra dan tim, Deafcare lolos pendanaan.
Setelah lolos pendanaan, tugas Albarra kini adalah mendesain ulang aplikasi Deafcare. Ia juga berinisiatif untuk mengubah arsitektur di belakangnya serta memanfaatkan progressive web app pada Deafcare ini. Selain itu, Albarra juga membuat website untuk sisi admin untuk memudahkan proses input data. Alhamdulillah, hasil redevelop dari Deafcare ini sudah terdeploy di dev.deafcareindonesia.com dan juga website adminnya. Rencananya, setelah proses input data selesai, Albarra akan melakukan migrasi website yang sudah redesign dan redevelop ke deafcareindonesia.com.
Selain men-develop ulang, Albarra dan tim juga bertugas untuk mensosialisasikan Deafcare ke mitra PKM-nya, yaitu salah satu komunitas pendamping tunarungu di Solo.
Ke depannya, Albarra berharap Deafcare bisa bermanfaat ke komunitas pendamping tunarungu di Solo. “Tidak hanya di Solo, besar harapan kami Deafcare bisa menjadi aplikasi yang sustainable sehingga manfaatnya dirasakan oleh pendamping tunarungu di seluruh Indonesia,” tutup Albarra.
Alhamdulillah, selamat Albarra dan tim! Semoga apa yang dicita-citakan dengan Deafcare bisa segera tercapai!