“Zaman sekarang, lebih baik ketinggalan dompet dari pada ketinggalan handphone!”
Lah, memangnya benar? Bisa jadi. Tak dapat dipungkiri, smartphone kini lumrah digunakan sebagai salah satu media pembayaran digital. Masyarakat juga kian familiar dengan layanan pembayaran digital atau electronics payment (e-payment). Metode ini memudahkan proses pembayaran karena bisa dilakukan di mana dan kapan saja, contoh saja dompet digital atau electronics wallet (e-wallet).
Maraknya pembayaran melalui dompet digital didukung juga oleh pemerintah, loh. Terhitung sejak Januari 2016, pemerintah mencanangkan program less cash society atau transaksi non tunai demi menghadapi persaingan multinasional Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Hal ini menjadi topik penelitian Anggraeni Dias Saputri yang berjudul “Perbandingan Sikap dan Penerimaan Pengguna Layanan Dompet Digital di Indonesia”. Mahasiswi yang akrab disapa Mbak Anggrek ini memberikan gambaran perbandingan atau perbedaan sikap dari pengguna layanan dompet digital di Indonesia.
Beberapa layanan dompet digital (e-wallet), seperti ShopeePay, OVO, Dana, GoPay dan LinkAja merupakan layanan yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Namun di sisi lain, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang belum mengerti penggunaan layanan tersebut.
Penelitian di bawah bimbingan Bapak Ahmad Munasir Rafi`e Pratama, ST, MIT, PhD ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif melalui survei hingga menjangkau 402 responden. Sasaran responden berdomisili di Indonesia dengan usia minimum 17 tahun dan pernah menggunakan layanan e-wallet minimal satu kali.
Fokus pengumpulan data, yakni untuk menjaring pengguna layanan e-wallet seperti seperti ShopeePay, OVO, Dana, GoPay dan LinkAja dengan melihat dan meneliti beberapa faktor seperti kegunaan, kemudahan, finansial, fasilitas penunjang, dan lain-lain. Selain pengumpulan data kuantitatif, digunakan juga metode manova untuk menganalisis dan melihat sikap pengguna layanan dompet digital di Indonesia.
Ternyata, tidak ada perbedaan yang ditemukan dari sisi faktor penerimaan dompet digital antar jenis layanan dompet digital, usia dan, jenis kelamin kecuali pada dua hal: faktor pengaruh sosial di mana perempuan menggunakan e-wallet lebih tinggi dibandingkan laki-laki, serta pandangan terhadap risiko penggunaan bahwa laki-laki melaporkan nilai yang lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki menilai risiko penggunaan ketika menggunakan layanan dompet digital lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
Penelitian yang telah dimulai sejak satu tahun lalu ini turut membawa Mbak Anggrek lulus dengan predikat Pujian, loh! Alhamdulillah.
Istimewanya lagi, Mbak Anggrek ini juga salah satu penerima Beasiswa Alumni yang diberikan oleh Prodi Informatika-Program Sarjana UII bagi alumninya yang melanjutkan jenjang pendidikan S2 di Prodi Magister Informatika UII. Selain itu, Mbak Anggrek juga aktif bekerja selama kuliah di Magister Informatika. Tentunya, membagi waktu antara pekerjaan dan kuliah itu tidak mudah.
“Manajemen waktunya gampang-gampang susah. Weekday bekerja, weekend kuliah. Alhamdulillah, dulu mendapat lead divisi yang mendukung karyawannya untuk menempuh pendidikan. Rasanya menyenangkan apabila bisa lebih produktif,” tutupnya.